webnovel

Sampah makanan di jual

Setelah para klien pergi dan Ivanka mendapatkan orderan yang cukup besar, dia langsung menyerahkan ke bawahan nya.

Agar segera di eksekusi.

Saat dia memberi perintah, bos besar mendekati. Melihat jumlah yang lumayan besar akan masuk ke kantong nya membuat nya tersenyum.

Menyadari bos besar datang, Mr Song dan Ivanka langsung memberi salam.

Bos besar melupakan amarahnya. Dan meminta mereka berkeliling dan menjelaskan apa yang sudah mereka lakukan dalam 3 bulan terakhir ini.

Kata tercengang adalah ungkapan yang cocok saat si bos besar keliling. Dia bahkan melihat tempat itu menjadi benar-benar tampak luar biasa. Tidak terlihat seperti gudang stok barang sisa.

Ivanka ternyata mengatur ulang packing yang berantakan dari bagian produksi agar lebih menarik. Membuatnya tidak tampak seperti barang sisa produksi sehingga lebih mudah terjual dan harga jual nya pun lebih tinggi.

Saat bos melihat ada keterangan harga yang sudah tercantum di tiap keterangan barang dia bertanya "kenapa ditiap keterangan barang tercantum harga ?"

jawab Ivanka : "semua mendapat harga sama dan semua staf dan klien sudah mengetahui harga nya, ini mencegah siapapun bermain dengan harga".

" Lalu bagaimana dengan tumpukan barang yang di koridor kanan, kenapa tidak ada tempelan harga?" bos besar bertanya

Ivanka lalu menjelaskan : "Barang di sana adalah barang yang sekarang sedang laku keras. Kami tidak memasang harga karena khusus barang dikoridor kanan itu kami melakukan penawaran dengan klien. Klien yang berminat dengan barang itu, mereka akan membantu kami membereskan sampah-sampah perusahaan. Mereka akan mengangkut lalu membantu kami membuangnya lalu membayar kepada perusahaan. Jadi khusus di koridor itu hanya untuk klien-klien yang mau membayar sampah perusahaan.

"Maksud mu semua sampah di perusahaan dijual?" tanya bos besar.

"Ia, ada laporan bahwa sampah-sampah kita menumpuk dan tidak ada yang mau mengambilnya. Bahkan dari team kebersihan sudah bingung dengan tumpukan sampah yang semakin menggunung." jawab Ivanka.

Boss: "Lalu berapa harga yang harus mereka bayar untuk sampah-sampah kita?"

Ivanka:"Hanya Rp.2000,- tiap karung nya" "Kenapa mereka harus membayarnya?" tanya bos merasa bingung.

Dengan polos Ivanka berkata : "karena harga karung yang di gunakan untuk mengumpulkan sampah perlembarnya Rp 1.500,- kami hanya menambahkan sedikit".

"Barang yang sedang laku keras dijadikan umpan untuk menjual sampah, sekali tepuk dapat 2 lalat."pikir bos besar.

Bos besar tertawa keras lalu meninggalkan Ivanka dan Song dengan kebingungan.

Kembali ke kantor nyamannya dengan senyum sepanjang jalan, orang yang tidak mengetahui bahwa ia seorang bos besar akan menganggapnya orang tua gila.

Tiba di kantor mewah nya si bos besar kembali mempelajari laporan dari departemant penjualan dibawah pimpinan Song.

Dengan pemikiran yang berbeda dari sebelum nya. Dia sudah memperkirakan pendapatan dari departemant itu.

Dengan sampah yang bisa di jadikan keuntungan,lalu penjualan sisa stok barang dengan harga tinggi di tambah lagi dengan penjualan barang produksi baru. Pendapatan departemant penjualan pasti meningkat tajam.

Terbukti dengan suara tawa yang sangat keras dari bos besar saat melihat deretan angka yang tertulis di akhir laporan itu.

Nächstes Kapitel