Fang Yuan berjalan keluar dari istana Dang Hun.
Gunung kristal merah muda tersebut dipenuhi lubang dimana-mana. Serpihan-serpihan batu yang berserakan di tanah menunjukkan pemandangan yang menyedihkan. Darah merah segar, lumpur kuning yang suram, serta jasad rubah dan kepiting bercampur menjadi satu.
Tubuh raksasa kepiting rawa menindih pinggang Gunung Dang Hun. Ia terlihat seperti gunung kecil yang sangat mencolok.
Angin sepoi-sepoi meniup rambut hitam Fang Yuan. Sepasang mata hitamnya menatap area pertarungan.
Aroma darah yang amis memasuki lubang hidungnya.
Tepat di belakangnya, kedua mata roh daratan Hu Immortal memerah, dan wajahnya dipenuhi air mata. Ia melapor sembari terisak.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com