webnovel

Di Balik Rumor

Redakteur: Wave Literature

Setelah kejadian tersebut, Rhode dan Marlene melanjutkan perjalanan mereka. Tapi Marlene masih terlihat tegang dan waswas. Gadis itu tidak hanya mengeluarkan sihir pelindung untuk dirinya sendiri. Tapi dia juga menempelkan dirinya sedekat mungkin pada Rhode. Tangan kanannya memegang ujung baju pemuda tersebut dengan erat. Matanya terus menerus bergerak ke arah kanan dan kiri. Dia terlihat melacak gerakan. Dengan tingkat kewaspadaannya yang tinggi, pria-pria berjubah hitam itu tidak akan bisa luput dari pengawasan Marlene.

"Tuan Rhode, benarkah harta karun itu ada di sini?" Marlene bertanya setelah dia napas dalam-dalam. Ia menghirup udara dingin yang membuat bulu kuduk di punggungnya berdiri.

Mereka berjalan semakin dalam di gua tersebut. Tanah di bawah kaki mereka juga terasa semakin dingin. Sebenarnya Rhode merasa sangat penasaran dengan tempat ini karena dia tidak pernah menyelesaikan misi ini sebelumnya. Di dalam game, dia benar-benar fokus menggali potensi yang terpendam dari kelas Spirit Swordsman. Sehingga pemuda tersebut merasa ragu untuk mengaktifkan misi ini.

Alasan mengapa dia tahu banyak tentang r misi Batu Ratapan adalah karena dia pernah membaca sebuah post tentang petualangan pemain lain dalam forum game. Pemain tersebut mencantumkan banyak foto screenshot berdasarkan pengalamannya. Ia juga memfoto barang-barang jarahan yang ia dapatkan pada akhir misi tersebut. Sebenarnya niat pemain itu hanyalah untuk menyombongkan diri. Tetapi banyak orang yang merasa terpicu dengan postingan tersebut. Sebelumnya, belum ada pemain lain yang berpikir bahwa mendengarkan nyanyian seorang Bard bakal membuka sebuah misi tersembunyi. Sehingga, setelah insiden tersebut, banyak pemain yang menggunakan taktik serupa untuk mencari misi-misi tersembunyi yang lainnya.

Situasinya sekarang mirip dengan apa yang diingat oleh Rhode dari post tersebut. Tapi pada saat itu, pemain yang menyelesaikan rangkaian misi ini menulis

"Setelah aku berjalan melewati gua selama beberapa saat…"

…Tulisan itu berakhir.

Jadi…seberapa jauh lagi maksudnya 'beberapa saat' itu?

Hanya Tuhan yang tahu.

Bagaimanapun juga, seharusnya itu tidak lama lagi. Kalau tidak, pemain tersebut tidak akan menulisnya sebagai 'beberapa saat'.

Sialan! Seharusnya dia meneliti rangkaian misi ini lebih lanjut.

Tepat saat dia berpikir begitu, tidak lama kemudian Rhode dan Marlene sadar bahwa pemandangan di depan mereka berdua suda berubah.

Cahaya yang terang menutupi pandangan mereka saat Rhode dan Marlene meninggalkan terowongan yang sempit itu.

Mereka tiba di gua bawah tanah yang luas. Berbagai stalaktit menggantung di langit. Sesekali, tetesan air terjatuh dari ujungnya. Dinding gua yang basah memantulkan sinar cahaya matahari yang menembus ke dalam gua. Bahkan ada beberapa tanaman yang sulur-sulurnya condong ke arah cahaya matahari tersebut.

"Indahnya…"

Rhode sudah pernah melihat banyak gua bawah tanah sebelumnya. Jadi dia bersikap biasa saja. Tetapi bagi Marlene, ini adalah pertama kalinya gadis itu melihat pemandangan semacam ini. Pemandangan itu tidaklah segelap dan mengerikan seperti yang ia bayangkan. Justru, pemandangan itu terlihat indah dan menawan.

Marlene benar-benar tenggelam dalam kekaguman ketika melihat pemandangan alam yang luar biasa itu. Sedangkan Rhode mengalihkan pandangannya pada sebuah batu besar.

Batu itu terlihat persis dengan apa yang dilihat Rhode dalam postingan forum tersebut.

Stalaktit besar yang posisinya terbalik diukir menjadi batu yang halus. Banyak nama yang terukir di atasnya. Itu adalah nama-nama bandit yang telah terbunuh. Setelah kematian mereka yang terhormat, mereka dikubur di sini. Di bawah batu nisan buatan orang-orang yang mengubur mereka.

"Mereka mengintai pada malam hari dan menghilang dalam kegelapan. Tetapi mereka telah memberikan cahaya pada kita."

Rhode menggumamkan kata-kata yang tertulis di atas batu nisan. Kemudian ia menundukkan kepala dan melirik ke belakang batu tersebut.

Kuburan tersebut terlihat usang karena usianya yang sudah sangat tua. Kalau bukan karena gundukan-gundukan kecil yang tersusun rapi dalam barisan, tidak akan ada orang yang bisa menebak bahwa tempat itu adalah kuburan.

"Apa yang harus kulakukan, Tuan Rhode? Kau tidak akan memerintahkanku untuk menggali kuburan tersebut, kan?" Marlene bertanya dengan cemas. Apapun alasannya, menggali kuburan orang mati bukanlah tindakan yang mulia.

"Tidak, kita akan berpencar dan memeriksa area ini."

Tentu saja, Rhode sudah mengetahui posisi harta karun itu karena dia masih bisa mengingat dengan jelas foto-foto screenshot yang ada dalam postingan si pemain. Tapi Rhode tidak sebodoh itu langsung berjalan menuju posisi harta karun tersebut dan menggalinya. Karena itu hanya akan membuat Marlene merasa curiga. Dia tidak ingin membuat masalah ini menjadi semakin merepotkan sehingga Rhode memutuskan untuk 'pura-pura' mencari harta karun itu terlebih dahulu.

Di sisi lain, Marlene merasa lega karena Rhode tidak menyuruhnya menggali kuburan. Dia menganggukkan kepala mendengar perintah Rhode. Ia berjalan menuju sisi kiri gua sedangkan Rhode mencari harta itu di sisi kanan gua. Sejauh ini, semuanya benar-benar berjalan sesuai dengan post tersebut. Itu bahkan membuat Rhode bertanya-tanya apakah tidak ada perbedaan dengan yang ada di dalam game.

Ketika akhirnya Rhode melihat sebuah peti perunggu yang tertutup oleh debu di sudut gua, Rhode menghela napas lega.

Dia berjalan ke arah peti tersebut dan membungkukkan badan, mengamati benda tersebut. Karena usianya yang sudah sangat tua, permukaan peti tersebut mulai berkarat. Rhode mengulurkan tangannya dengan lembut. Dia menyeka debu dari tutup peti tersebut. Kemudian pemuda itu menepuk beberapa lokasi acak dari peti tersebut. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tidak ada jebakan yang terpasang di benda tersebut. Setelah itu, barulah dia membuka peti tersebut.

Krittt…Debu beterbangan kemana-mana ketika Rhode mengangkat tutup peti. Engselnya yang sudah tua menimbulkan suara deritan. Setelah meniup debu dari benda tersebut, hati Rhode merasakan kegirangan.

Di dalam peti itu, ada berbagai senjata yang ditinggalkan oleh para bandit. Sebagian besar dari mereka telah berkarat dan tidak layak digunakan. Namun, ada beberapa senjata yang masih berkilauan seperti barang baru. Ini adalah ciri khas dari peralatan dan perlengkapan magis.

[Broken Fang (Pisau), Peralatan Magis (Tingkat Luar Biasa), ketika dipakai untuk menyerang musuh, memiliki kemungkinan untuk memberi efek kelumpuhan selama 3 detik]

[Forest Walker (Busur Besar), Peralatan Magis (Tingkat Luar Biasa), dengan mengkonsumsi sejumlah Kekuatan Jiwa, senjata ini dapat mengaktifkan skill Hawkeye selama 1 jam.]

[Rock Hearts (Perisai), Peralatan Magis (Langka), ketika pemilik perisai ini diserang, memiliki kemungkinan untuk mengaktifkan skill Steel Body dan menerima 4000 damage, dan ketahanan terhadap serangan sihir meningkat sebesar 10%]

[Wild Wolf Oath (Pedang), Peralatan Magis (Tingkat Luar Biasa), ketika dipakai untuk menyerang musuh, memiliki kemungkinan untuk memberi efek berdarah, yang meningkatkan kekuatan serangan pemakai pedang ini sebanyak 30%]

Dalam peti tersebut, Rhode menemukan empat jenis peralatan magis. Bahkan dia juga menemukan tas besar yang membuatnya sangat gembira. Tas besar itu adalah benda yang sangat mahal dan susah ditemukan. Dalam game, semua pemain biasanya mendapat satu tas besar. Tetapi baru kali ini, Rhode menyadari bahwa tas ini adalah barang mewah.

Setelah insiden kecelakaan kapal dagang Silver Libra, dia bertanya kepada Matt tentang benda ini. Semula, dia berniat membeli benda itu jika Matt menjualnya. Tetapi pedagang gemuk itu berkata bahwa tas-tas besar ini umumnya dimiliki oleh seorang Mage. Karena sihir spasial termasuk dalam sihir level tinggi, kebanyakan orang biasa tidak akan mampu membeli benda ini

Bahkan sebagai pedagang keliling, Matt tidak mampu mendapatkan tas besar itu. Mungkin hanya ada empat atau lima orang yang memiliki benda ini di kota Deep Stone. Rhode tahu kalau Sereck dan Marlene memiliki satu tas besar. Sayangnya, Marlene menganggap remeh misi ini. Gadis itu mengira bahwa perjalanannya tidak akan lama dan tidak membawa benda tersebut. Memang, jubah Marlene memiliki fungsi serupa. Tapi jubah tersebut tidak akan membawa barang sebanyak tas besar.

Rhode telah mencari-cari benda tersebut sejak datang ke dunia ini. Dalam game, kebanyakan pemain akan membuang tas besar level rendah milik mereka yang hanya bisa memuat 10 barang karena tidak ada orang yang ingin membelinya. Tapi sekarang, dia bahkan tidak bisa menemukan tas kecil untuk pemula yang hanya bisa memuat 4 barang. Benar-benar menyedihkan.

Meskipun dari awal dia sudah menduga akan menemukan barang-barang yang cukup bagus, temuannya sekarang justru melampaui dugaan tersebut! Rhode memang berencana untuk mencari barang-barang sejenis, tapi itu di dungeon selanjutnya. Sekarang, dia bisa menemukan barang-barang sebagus ini tanpa halangan dari musuh sama sekali! Mungkin inilah alasan sebenarnya kenapa misi-misi tersembunyi itu menarik bagi para pemain. Tidak seperti misi biasa, misi tersembunyi biasanya menguji kemampuan analisa dan kebijaksanaan pemain.

Rhode segera mengambil semua barang temuannya dan menyimpannya dalam tas besar tersebut. Setelah membersihkan isi peti, dia menemukan sepotong kain yang tersembunyi di bagian bawah. Ekspresinya menjadi senang. Dia menarik potongan kain tersebut dengan cepat.

Dari luar, selembar kain ini terlihat tidak begitu menarik. Warna abu-abunya memberikan kesan lusuh. Tapi saat ini, Rhode paham inilah alasan mengapa postingan pemain dalam forum game tersebut viral di internet.

[Shadow Messenger (Jubah), Peralatan Magis (Misterius), jubah ini bisa menyembunyikan keberadaan pemakainya sebesar 70%, dan memberi efek skill pasif Stealth]

Jubah ini adalah peralatan Misterius pertama yang dia temukan di dunia ini. Shadow Messenger adalah perlengkapan yang wajib dimiliki oleh para Spy, Thief, Assassin dan Ranger. Dalam rumah lelang versi game, harga barang ini mencapai 25 koin emas dan harganya tidak pernah bisa berkurang. Selain peralatan-peralatan sihir tingkat Kuno, tidak ada barang yang lebih baik dibandingkan dengan Shadow Messenger untuk kelas-kelas tersebut.

Selain itu, hanya ada 10 jubah jenis ini yang ada di seluruh Dragon Soul Continent. Dulunya, jubah ini dimiliki oleh sebuah faksi Assassin yang memiliki sejarah panjang. Hanya ada satu pemain yang berhasil mendapatkan jubah ini tanpa harus melewati tes yang ditetapkan oleh para Assassin. Pemain lainnya harus membunuh berbagai monster dan melalui rangkaian misi yang rumit untuk mendapatkan jubah ini. Meskipun pada akhirnya tidak ada yang mampu mendapatkan jubah ini.

Akhirnya, artefak legendaris ini berhasil dia dapatkan.

Sayangnya dia bukanlah seorang Thief. Inilah membuat nilai jubah itu sedikit turun di hadapannya. Tapi masih lebih baik dibandingkan tidak mendapatkan apa-apa.

Ketika Rhode sibuk menjarah isi peti tersebut, Marlene menatap bagian aneh dari dinding gua.

"Apa ini?" Dia menggumam sendirian.

Dinding yang ada di depan Marlene terbungkus oleh tanaman-tanaman yang merambat. Ia menyembunyikan apapun yang ada di baliknya. Tetapi, Marlene merasa ada sesuatu yang aneh di dalamnya. Jadi, dia mengangkat tongkatnya dengan hati-hati dan merapal mantra sihir untuk mengurai tanaman-tanaman yang merambat tersebut.

Ketika tanaman tersebut tersingkir, hal pertama yang dilihat oleh Marlene adalah wajah.

"Ah!"

Tanpa sadar gadis itu menjerit dan melambaikan tongkatnya dengan panik. Setelah beberapa saat, akhirnya dia menyadari bahwa itu hanyalah patung.

Patung itu adalah patung seorang lelaki yang memiliki perawakan gagah. Ia menggunakan baju pelindung lengkap dengan pedang yang ada di tangannya. Meskipun keadaannya usang, patung itu masih utuh sepenuhnya. Dia memancarkan aura pemberani yang samar.

"Ini…Bukankah ini adalah patung yang berasal dari era Fassicarl?"

Rasa penasaran Marlene melonjak. Dia mendekati patung tersebut dan mengamatinya dengan baik. Kemudian, gadis itu mengulurkan tangan dan menyentuh wajah patung tersebut.

Tepat pada saat itu, Rhode memanggilnya, "Ada apa, Marlene? Kau menemukan sesuatu?"

"Eh?"

Marlene terkejut sesaat ketika mendengar Rhode memanggil dirinya. Ketika dia membalikkan badan, tiba-tiba patung itu bersuara. Keduanya terkejut saat menyadari bahwa wajah patung itu mengecil dan matanya bersinar! Kemudian, patung tersebut berputar, lalu memotong tanaman-tanaman merambat dengan pedang di tangannya.

"Apa-apaan…Marlene! Hati-hati! Kemarilah!"

Rhode merasa kaget karena tidak bisa mengingat ada patung dalam post tersebut. Dan tempat ini seharusnya adalah gua biasa. Bagaimana bisa ada patung di dalamnya?

Rhode tidak punya waktu memikirkan hal-hal tidak penting ini. Dia segera menarik Marlene ke arah belakang dan mencabut pedangnya.

Ya Tuhan…bukan makhluk-makhluk alkemi lagi, kan?

Namun, dugaan Rhode meleset. Patung itu tidak menyerang mereka. Dia menyarungkan kembali pedangnya dan terdiam.

Sesaat kemudian, suara pelan bergema dalam gua tersebut.

Gggrrkkk…Dinding batu di sebelah patung itu tiba-tiba mulai bergetar. Kemudian, dinding itu bergeser ke samping yang menunjukkan jalan tersembunyi setinggi 3 meter.

"…"

Rhode dan Marlene saling melirik. Mereka tidak bisa mengatakan apa-apa.

Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?

Nächstes Kapitel