"Sama-sama." Pria muda itu merapikan selimut Gu Nianzhi. "Kau lapar? Kau tidur sepanjang hari. Kau mau makanan? Ini bar, jadi kami hanya punya camilan. Aku bisa mengambilkan sesuatu untukmu. Kau mau makan apa?"
Gu Nianzhi benar-benar kelaparan dan merasa sekurus kertas. Mengerutkan bibirnya, ia berbisik, "Apapun tidak apa-apa. Saya tidak pemilih."
"Oke." Senyuman pria muda itu merekah. "Aku akan membelikannya untukmu."
Gu Nianzhi mendongak dan tiba-tiba berkata, "Boleh saya pinjam ponselmu sebentar?"
"Oke." Pria muda itu menyerahkan ponselnya dengan ramah tanpa bertanya. Ponselnya juga sebuah iPhone, namun dengan model yang lebih tua. Agar tidak membuat Gu Nianzhi merasa malu, ia bahkan menawarkan dengan tulus, "Santai saja, tidak perlu terburu-buru. Hubungi saja biaranya, dan aku akan membelikan makanan untukmu."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com