webnovel

Pikirkan Dulu, Sebelum Kau Menjawab (4)

Redakteur: Wave Literature

Orang yang berada di sisi lain panggilan telepon itu agak terkejut ketika mendadak berbicara dengan orang lain. Dia tidak berkata apapun selama beberapa saat. Karena kesabarannya mulai habis, He Jichen bertanya dengan marah, "Aku bertanya padamu! Bagaimana keadaannya?"

Sang asisten sutradara dan direktur casting sangat terkejut mendengar teriakan He Jichen sampai-sampai mereka tidak berani menarik napas,

Orang yang berada di sisi lain telepon bertanya dalam kebingungan,

"Direktur He? Dia?"

Seakan orang itu dapat merasakan ketidaksabaran He Jichen, dia segera berkata, "Sepertinya pinggangnya terluka, banyak sekali darah..."

Jari-jari He Jichen gemetaran, dan tanpa berpikir dua kali, dia meraih ponselnya sendiri.

Sambil mendengarkan orang itu berbicara melalui ponsel milik sang asisten sutradara, He Jichen melakukan panggilan lain dari ponselnya sendiri. Panggilan dari ponselnya berbunyi "Tuuuuut――." Sementara anggota staf itu terdengar sedang berbicara melalui panggilan dari ponsel sang asisten sutradara: "…tidak tahu apakah lukanya serius, jadi tidak ada yang berani memindahkannya. Mereka takut …"

Sebelum anggota staf itu selesai melaporkan apa yang sedang terjadi, panggilan He Jichen dijawab. Dia menjauhkan ponsel sang asisten sutradara dari telinganya dan mengangkat ponselnya sendiri. Tanpa menunggu orang dari seberang telepon menyapanya, dia bertanya dengan nada yang singkat dan jelas "Apakah kau ada di hotel? Temui aku di lobi lantai satu."

Setelah mengakhiri panggilan, He Jichen mengembalikan ponsel sang asisten sutradara. Kemudian dia berjalan menuju lift dengan langkah-langkah lebar tanpa mengatakan apapun.

Meskipun Han Zhifan, asisten sutradara, dan direktur casting tidak yakin siapa gerangan yang ditelepon oleh He Jichen, melihat dia menuju lift, mereka segera menyusulnya.

He Jichen melihat angka berwarna merah menyala yang bergerak turun pada tembok samping pintu lift, tetapi pada akhirnya tidak sabar menunggu. Dia beralih ke tangga darurat di samping mereka, membuka pintu, dan menuruni tangga menuju lantai satu.

He Jichen dan yang lainnya menunggu di lobi utama selama sekitar satu menit sebelum pintu lift terbuka. Seorang wanita paruh baya berbalutkan gaun putih panjang bergegas menghampiri sambil memegang sebuah ponsel.

Selain Han Zhifan, semua orang mengenal wanita ini sebagai penulis buku dan naskah "Three Thousand Lunatics," Cheng Weiwan.

Cheng Weiwan menyapu seisi ruang lobi dengan pandangannya sebelum melihat He Jichen dan bergegas menghampirinya.

Wanita itu sepertinya pergi dengan terburu-buru karena ia terengah-engah saat menghampiri He Jichen. "Direktur He, ada masalah apa?"

Sambil berkata demikian, Cheng Weiwan mengangguk kecil pada asisten sutradara dan direktur casting untuk menyapa mereka.

Sang asisten sutradara dan direktur casting menyapanya hormat dengan sebutan "Weiwan" ketika He Jichen mengulurkan tangannya dengan tiba-tiba. Dia menarik pergelangan tangan Cheng Weiwan dan bergegas mengajaknya keluar dari pintu hotel.

Langkah kaki He Jichen sangat lebar dan terburu-buru, membuat Cheng Weiwan agak kesulitan untuk mengimbanginya. Yang bisa dilakukannya hanya berlari cepat dan menjaga agar ekspresinya tetap tenang sepanjang perjalanan. Dia bahkan tidak menunjukkan sedikit pun ketidaknyamanan.

Dari hotel ke lokasi syuting, ada sebuah jalan yang mana mobil tidak diperbolehkan masuk, tetapi He Jichen masih tetap mengemudikan mobilnya. Sesampainya di lokasi syuting, He Jichen menginjak rem kuat-kuat begitu melihat kerumunan orang.

Hampir pada waktu yang bersamaan, He Jichen membuka pintu mobil, keluar, dan berlari menghampiri kerumunan itu.

Dalam perjalanan menuju lokasi syuting, He Jichen menjelaskan secara singkat situasinya kepada Cheng Weiwan. Segera setelah mobil berhenti, Cheng Weiwan juga secepatnya keluar dari dalam mobil dan menyusul He Jichen.

Nächstes Kapitel