"Entahlah.. tergantung mana yang paling kau benci. Putri Rheina atau Putri Alena" Kata Putri Mira. Senyumnya tampak sangat licik. Putri Nadia belum pernah bertemu dengan wanita sepintar dan selicik Putri Mira.
"Apakah kau benar - benar mencintai Pangeran Nizam?" Putri Nadia malah balik bertanya. Ia belum lama berteman dengan Putri Mira sehingga Ia jadi ingin tahu perasaan Putri Mira terhadap Nizam.
"Cinta? Apakah kita para putri berhak berkata dengan kata itu? Kita tidak pernah belajar apa itu perasaan cinta. Kita hanya tahu kalau pernikahan kita sudah ditentukan. Aku sangat mengagumi pangeran yang berhasil mengalahkan kakakku. Sejak kecil Aku melihat bagaimana Kakakku Pangeran Barry membenci pangeran Nizam dan itu malah memicu perasaan tertantangku untuk menjadi istrinya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com