"Sayang, Apakah kamu yakin ingin tahu siapa mantan kekasihku sebelumnya?". Tanya Chen dengan tatapan tertuju pada Hao Nan.
Hao Nan semakin terpojok, dia tidak menyangka jika Chen benar-benar akan mengatakannya pada Rui. Disaat bersamaan Xiao datang dengan membawa bingkisan.
"Sayang.. Apa kita kedatangan tamu?". Tanya Xiao yang masuk membawa bingkisan dan Buah-buahan.
Xiao memandang ke arah Chen, dia tersenyum licik melihat dia diantara kedua pasangan masa lalu.
"Tuan Chen Guang. Senang melihatmu disini? Sebenarnya ada keperluan apa kamu kemari?". Tanya Xiao, dia menjabat tangan Chen.
"Aku kemari untuk menemui calon istriku Rui. Kami akan menikah bulan depan". Kata Chen membalas dengan senyuman.
'Syukurlah Xiao datang disaat yang tepat. Aku tidak ingin Chen mengatakan hal yang tidak-tidak. Sejauh yang aku tahu, dia bisa mengatakan apapun yang dia inginkan. Dasar tabiat orang kaya apakah seperti itu? '. Batinnya.
Xiao menghampiri Hao Nan dengan membawa bingkisan. "Sayang, aku sudah menyiapkan Long Dress. Dan ini bubur ayam kesukaanmu, ayo.. Dimakan".
Xiao mengambil bubur yang berada di bungkusan, dan menaruh bingkisan di meja. "Sayang.. Aku suapi ya. Jangan protes… " senyum Xiao paksa.
"Pria ini, baru sebentar sudah berubah lagi sifatnya. Ada apa lagi ini?". Gumam Hao.
Xiao menyuapi Hao Nan dengan mesra, dia sengaja melakukan hal yang tidak biasa di lakukan untuk menunjukkan hubungan mereka secara tidak langsung pada Chen Guang.
Tanpa Hao Nan ketahui, Xiao sudah menyelidiki tentang dirinya sejak awal. Hao Nan yang di perlakukan sedikit aneh mengikuti saja alur yang ada.
"Bagaimana bubur nya Sayang, Apa rasanya ada yang kurang?". Tanya Xiao lembut.
Chen yang sedang bersama Rui diam-diam memperhatikan mereka. Wajahnya merah padam melihat bekas kekasihnya kini menjadi kekasih dari Pemilik Hight Throne Grup.
Xiao yang tidak mendengar suara dari Chen menoleh untuk melihat ekspresi pesaing bisnisnya itu.
"Rui, lebih baik kamu ajak calon suamimu menghirup udara segar, Sepertinya dia sedang tertekan". Saran Xiao.
Rui yang melihat gelagat aneh pada Chen mulai merasa curiga dengan keadaan yang sebenarnya.
"Sepertinya begitu". Rui menggandeng Chen "Ayo Chen, kita keluar. Aku ingin makan diluar bersamamu". Pinta Rui merajuk.
"Baiklah Sayang, kita akan makan diluar". Balas Chen. "Tuan Xiao dan Nona Hao, selamat menikmati waktu kalian.. " kata Chen dengan tatapan tajam dia tunjukkan pada Chen.
Rui keluar menggandeng Chen yang masih terdiam seperti menahan amarah yang terpendam.
"Apa kamu puas telah bertemu dengan mantan mu?". Tanya Xiao tatapan dingin yang seakan menusuk Hao.
"Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, berhentilah untuk mencurigai seseorang". Jawab Hao acuh. Dia merasa Xiao sudah mengetahui Masa lalunya.
"Hao Nan, apa kamu tidak mau memberitahuku apa hubunganmu dengannya?". Xiao mulai berbicara serius.
"Dia hanya mantan, untuk apa kita bahas. Berhentilah mencurigai ku, aku bukanlah orang yang hidup dalam bayang-bayang masa lalu".
"Walau aku tahu perkataanmu terkesan menyindirku, tapi waktu itu aku benar-benar lepas kendali, Maafkan aku Hao Nan. Aku tidak berniat mengkhianati mu, aku berkata ingin memulai hidup bersamamu itu bukanlah sebuah kebohongan".
"Sudahlah, Jangan bahas itu lagi. Bagaimana dengan ChunYi dan Ji Han, Apa mereka sudah berangkat ke sekolah?". Tanya Hao untuk mengalihkan pembicaraan.
"Mereka menitipkan salam untukmu, setelah pulang sekolah mereka akan menjengukmu". Xiao memeluk Hao Nan. "Percayalah.. Kamu adalah orang yang penting bagiku saat ini dan di masa depan. Tapi aku juga harus menebus kesalahanku dimasa lalu, jadi.. Aku mohon jangan pergi dari sisiku". Kata Xiao sungguh-sungguh.
Hao Nan merasa bahwa perkataan Xiao kali ini begitu tulus, 'Apa aku beri dia satu kesempatan?'.
"Baiklah, aku beri kamu kesempatan sekali lagi. Aku hargai niat baikmu untuk memulainya dari awal".
Ada rasa senang tersendiri di hati Hao Nan dengan perkataan dari Xiao. Tapi disisi lain, mereka di bayang-bayangi masa lalu.
Setelah sarapan yang tertunda karena perang dingin antara Xiao dan Chen Guang. Pagi ini Xiao berencana membawa Hao Nan keluar menggunakan kursi roda untuk berkeliling. Ketika mereka akan keluar, Wang Lie Ying datang bersama Mei Lin Hua untuk menjenguk Hao Nan.
"Hao Nan, bagaimana keadaanmu saat ini?, aku dengar dari Sek. Jin kamu pinsan setelah pulang dari Party tadi malam. Jadi aku memutuskan untuk menjengukmu". sapa Lie Ying ramah.
Hao Nan yang melihat Lie Ying datang bersama Mei Lin, teringat kejadian tadi malam dan mulai khawatir dengan apa yang akan Xiao lakukan. Hao memandang Xiao dengan tatapan cemas,
"Jangan khawatir Sayang, kali ini aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti waktu itu". Bisik Xiao, sambil membelai rambut Hao Nan lembut.
"Aku senang Kak Lie Ying datang bersama Kakak ipar, kebetulan aku ingin mengajak Hao Nan keluar. Mengapa kita tidak keluar bersama? Lagi pula sudah lebih dari 8 tahun Kak Lie tidak menyempatkan waktu untuk bisa berbicara seperti ini". Ajak Xiao, kini dia terlihat lebih tenang dibandingkan malam itu.
"Baiklah, anggap ini sebagai permintaan maaf ku karena lama tidak pulang untuk melihatmu Xiao". Balas Lie Ying.
Mereka bersama-sama keluar dari ruang rawat untuk pergi ke sebuah Restaurant yang berada dekat dengan rumah sakit. Terlihat perang dingin antara Lie Ying dan Xiao Hui. Mei Lin yang tidak tahu apapun hanya bisa terdiam mengamati kondisi.
'Mengapa aku merasa seperti terjebak di medan perang yang mereka buat?. Antara Lie Ying, Xiao Hui dan Mei Lin. Sedangkan aku bukan siapa-siapa.. Ini seperti aku serangga yang hinggap diantara makanan nikmat yang sedang di sajikan. Seharusnya aku tidak ikut'. Batin Hao.
Xiao yang menyadari kegalauan Hao Nan terhenti dan melangkah kedepannya "Jangan dipikirkan. Hao Nan, percayalah padaku… Aku tidak akan melakukan kesalahan yang kedua kalinya". Bisik Xiao dengan senyuman.
Sore Kakak.. Maaf ya.. Up nya lagi2 telat.
Mohon dimaklumi ya,,
Mantan.. Oh.. Mantan.. Begitu datang mengusik hidup orang.
Bagaimana Xiao dan Hao Nan menghadapi Sang Mantan?..
Ditunggu Komentar kalian dan krisannya
Jangan Lupa Vote Dan rate nya ya Kak.
HAPPY READING ?...