webnovel

Bab 51 Benci, sangat membenci mu.

Jade berusaha merapatkan pahanya, namun Adam dengan mudah membukanya kembali dengan lebar dan menahannya dengan tangan kokohnya.

"Ini bayaran janji mu, aku akan memintanya sekarang. Mau tidak mau, siap tidak siap kau harus menikmatinya.

"Kau siap? Tersenyum sinis.

"Ku mohon.... lepaskan. Rintih jade menggigil sedemikian rupa entah takut karena Adam atau AC mobil yang dingin menciptakan suasana saat ini.

"Sssssttt.... Nikmati saja. Mulai memberi jarak agar leluasa, membelai paha mulus jade dengan intim.

Mata jade terbelalak, menelan susah air liur yang mengganjal di kerongkongannya yang mulai mengering. Memandang takut tubuh perungu kokoh di depan mata, walau samar karena gelapnya malam, hanya cahaya bulan yang menerangi. Tapi Jade mampu melihat tubuh polos di depannya dengan takut. Jade tidak akan mampu menghadapi ukuran tersembunyi bagian tubuh Adam yang sangat di luar akal sehat.

"TIDAK! TIDAK!!! JANGAN!!! Teriakan Jade melengking serak di dalam mobil mewah itu, di ikuti suara tangisan menyayat hati.

Adam menulikan pendengarannya atas jeritan histeris jade, emosi sekaligus nafsu sudah mendominasi otak dan hatinya. "Sraak!. Adam menghujam kedalam tubuh Jade dengan sekali hentakan hebat. Rahang mengetat keras di sela sela usahanya menerobos tubuh jade. "Shit! Erang Adam bercampur jeritan Jade.

"Aaarrrg!!! SAKIIITTTTT!!!! kau menyakiti ku! Jade merasakan sensasi yang aneh dan kesakitan luar biasa untuk pertama kalinya.

Tapi Adam tidak perduli, dia terus menghujam tubuh Jade walau Jade memohon penuh kesakitan.

Jade tak tahu sudah berapa lama, detik, menit, dan jam berlalu. Berapa hujaman, berapa lumatan di bibir dan dadanya, berapa makian yang terlontar dari keduanya serta berapa gigitan yang Jade terima di tubuhnya. Tapi Jade sadar dari teriakan tangisnya menjadi sebuah desahan kasar.

Hujaman itu semakin cepat dan tak beraturan, membuat mobil mewah itu terguncang hebat, kabut memenuhi kaca mobil, yang tercipta dari panas tubuh mereka dan udara AC di dalam mobil, membuatnya mengabur berganti tetesan embun.

"Ah... ah..., Jade tidak dapat mengontrol nafasnya sendiri yang mulai memendek, Jade membiarkan desahan hasrat keluar dari bibirnya yang bergetar.

"Agh... agh... agh!!!

Adam mengerang hebat dengan suara serak dan pergerakannya semakin liar dan tanpa bisa di cegah, Adam telah mencapai keinginannya dengan mutlak. menumpahkannya di dalam tubuh Jade. catatan, ini untuk pertama kalinya Adam dalam kehidupan liar 'one night stand' tidak mengunakan alat pengaman dan menumpahkan benihnya langsung ke seorang wanita yaitu pertama kalinya pada JADE. "Sial! desis adam.

Rasa hangat membanjiri dalam tubuh Jade. pria di atasnya masih terlihat enggan melepaskan diri dari tubuhnya, terlihat matanya tertutup rapat, rahang mengeras, rambut kelamnya acak tak beraturan, otot di seluruh tubuhnya terlihat menonjol menggikuti alur alur saraf dalam tubuh. Keringat membasahi, membuat tubuh tembaga adam mengkilat di terpa biasnya sinar rembulan sangat maskulin. Jade benar benar bingung dan tidak memahami sensasi yang saat ini dia rasakan.

Jade meringis merasakan nyeri amat sangat, seluruh tubuhnya sakit dan perih secara bersamaan.

Pria itu ambruk di bahu Jade. Nafas tembakau dan alkohol menguar di penciuman jade, Sisa desahannya terdengar di dalam telinga jade. Tubuh Jade lengket, tidak tahu mana peluhnya sendiri dan mana peluh pria itu. yang jelas Jade merasa sangat JIJIK!.

Adam masih ambruk di bahu Jade, melepaskan ikatan di lengan. Kemudian bangkit, meraih celana, kemeja dan jas yang terlempar sembarang di kursi belakang. Menghempaskan tubuh polosnya di kursi balik kemudi. Mengenakan kembali celana dan kemeja hitamnya. Mulai membakar merokok lagi, membuka jendela mobil, menghembuskan gumpalan asap nikotin ke udara malam yang dingin sedingin aura wajahnya. Menyugar rambut kelamnya yang basah karena keringat.

Jade meringkuk di kursi samping Adam, Jade tidak memiliki kekuatan apa pun untuk bergerak. Tubuh dan perasaanya hancur, pandanganya kabur oleh keringat dan air mata.

Adam melirik Jade dengan sudut mata dingin, yang tak terbaca, melihat Jade meringkuk seperti gadis kecil yang tengah menangis sedih. Rahang Adam mengeras kembali melihat itu. Adam meraih jas hitam, mengeluarkan sebuah sapu tangan sutra putih berinisial AL dengan sulaman emas.

Tiba tiba Jade merasakan sensasi aneh lainya, pria itu membersihkan Jade dengan sapu tangan lembut berwarna putih di bagian kewanitaannya. Jade tidak punya kekuatan untuk melawan.

Mata kelam Adam semakin dingin ada kilatan seperti frustasi disana, saat melihat sapu tangan putih dan kulit bludru putih pelapis kursi mobil. Bibir Adam membisu, tangannya menyimpan sapu tangan itu di kantung celana yang dia kenakan. Lalu Kembali menyenderkan tubuh kokohnya di sandaran kursi, Adam melanjutkan lagi menyesap rokok yang masih terjepit di antara bibir, mengacak rambut hitam kelamnya kasar, memandang liar malam yang gelap.

"Jadi... Kau masih perawan? Ujar Adam dingin dan datar.

Jade tidak mengerti nada kalimat yang di lontarkan pria itu, entah... meremehkan, merendahkan, hanya sekedar bertanya, atau mungkin... bersalah.

"Tadinya! Jawab Jade nanar dalam hati. Jade sempat melihat Sapu tangan putih yang di simpan dalam kantung celana yang di kenakan Adam. Terlihat banyak bercak darah, Bercak darah dari selaput daranya yang terkoyak.

Jade memejamkan matanya, hatinya begitu sakit seperti tertusuk beribu anak pisau yang tak kasat mata. Masa depannya telah sirna, merasa dia tidak akan kemana mana lagi untuk melangkah ke masa depan. Sebulir air mata hangat mengalir di ujung matanya yang bergetar.

Lalu tubuh polos Jade terasa hangat, di tutupi jas hitam milik Adam. Adam bahkan menyerahkan sebotol air mineral di samping tubuh Jade. Namun Jade tidak menggubrisnya. Jade lebih memilih diam dan menutup matanya erat, berharap semua ini hanya mimpi buruk, dan esok paginya saat ia terbangun semua ini hanya sebuah mimpi.

"Aku benci! Benci! benci... sangat membenci mu! Lirih Jade serak, lelah, sakit, perih, pusing yang memporak porandakan pertahanan Jade, sampai ketidak sadaran menjemputnya dalam kegelapan.

Adam mengepalkan kedua tangannya, matanya menatap tajam ke depan. Dadanya naik turun dengan kasar saat mendengar sayup sayup rutukan Jade yang sangat terdengar jelas di telinga Adam. "Kita sama sama menikmatinya. Ucap Adam arogan, seulas senyum sinis terlihat mengerikan di wajah tampannya. Menyalakan mobil dan melaju pasti meninggalkan cerita panas yang telah terjadi disana, hanya alam yang menjadi saksi bisu.

Maafkan AUTOR lagi Yach ✌✌✌ Sudah di edit untuk mengurangi kata² vulgar, semoga dapet geregetnya.

See U di hari jum'at lagi.

Jagan lupa support biar semangat!

albyycreators' thoughts
Nächstes Kapitel