Setelah menunggu beberapa saat, Zheng Yan masih tidak bersuara.
Alis Mo Chengxian makin berkerut. Sepertinya ia belum pernah bertemu dengan anak muda yang berani begitu lancang di hadapannya.
Sudah berapa kali ia menanyakan wanita itu?
Tapi, Zheng Yan malah sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun. Apakah wanita itu sedang bersikap arogan dan sok penting di depannya?
"Tuan, janganlah marah. Dari apa yang kulihat, Zheng Yan mungkin baru menyadari kalau ia telah tertipu dan merasa marah karenanya. Itulah sebabnya ia terlalu terkejut untuk menjawab pertanyaan Tuan!" Qi Yan bergumam pelan di samping.
Mendengarnya, Tuan Mo Tua menoleh ke arahnya dan menanyakan maksud Qi Yan dengan tatapannya.
Qi Yan telah menunggu momen ini bagaikan sedang mengharapkan hujan setelah kekeringan.
Tanpa ragu, ia menarik Tan Bengbeng ke depan bersamanya, mencoba menjebak Mo Yongheng.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com