Zheng Yan kecil hanya menatap lurus pada Mo Yongheng dengan kosong.
Tatapan hangat gadis kecil itu sulit diabaikan.
Mata Mo Yongheng bertemu dengan tatapan Zheng Yan. Tadinya, ia mengira gadis kecil itu akan lari karena takut setelah niatnya terbongkar.
Akan tetapi, Zheng Yan tidak melakukannya.
Tubuh mungil gadis itu hanya bergelantung di tepi dinding dan menatap Mo Yongheng saat anak lelaki itu mendekatinya dan bertanya, "Kenapa kau terus menatapku?"
Apa jawaban Zheng Yan kecil waktu itu?
Oh ya, ia mengerjapkan matanya yang indah dan menatap adik anak lelaki itu dengan iri lalu menjawab, "Aku juga mau punya kakak laki-laki, tapi Mami-ku sudah meninggal. Aku tidak akan pernah punya kakak laki-laki selamanya."
Sambil berbicara, Zheng Yan kecil sepertinya teringat akan ibunya dan air matanya mengalir tidak terkendali dari wajahnya.
Wajah mungilnya yang cantik seketika menjadi kotor dan berantakan karena menangis.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com