"Aku sudah menanyakannya pada dokter. Luka di bahu kirimu sama sekali tidak ringan, kalau kau tidak beristirahat dengan baik, akan menimbulkan efek residu." Mo Yongheng sudah dengan tenang membongkar cerita Nian Xiaomu bahkan sebelum Tan Bengbeng sempat berbicara.
"…."
Mo Yongheng memindahkan sebuah kursi dan memberi isyarat pada Nian Xiaomu agar duduk.
Nian Xiaomu ditahan di kursi itu tanpa alasan yang jelas.
Akan tetapi, bahunya memang terasa sangat sakit dan ia merasa lebih nyaman ketika duduk.
Nian Xiaomu tidak menolak niat baik Mo Yongheng, tapi ia malah mengamati pria itu dengan ragu. Memutar kepalanya, ia merendahkan suara dan bergumam pada Tan Bengbeng.
"Kenapa aku merasa kalau Mo Yongheng sepertinya sangat peduli padamu? Apakah kalian mempunyai hubungan yang sangat baik dulu? Aku hampir melupakan semua yang menyangkut dirinya."
Mata Tan Bengbeng mengerjap, ia menggelengkan kepalanya perlahan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com