Yu Yuehan menjawab, "Kalau begitu, kenapa wajahmu muram seperti sedang menghadiri pemakaman?"
"…."
Lupakan saja sekalipun luka pria itu sakit setengah mati!
Nian Xiaomu merasa sedih karena Yu Yuehan tapi malah ditertawakan oleh pria itu.
Meskipun Nian Xiaomu diam-diam memaki pria itu dalam hatinya, tindakannya tidak sesuai dengan pikirannya. Wanita itu mengambil secangkir air yang terletak di atas meja dan menyuapinya dengan hati-hati.
Yu Yuehan menatap Nian Xiaomu yang dengan tekun merawatnya seperti sedang merawat seorang anak kecil. Saat wanita itu meletakkan cangkir air tersebut di depan bibirnya, Yu Yuehan mengernyitkan alisnya tapi tetap bersikap kooperatif dan meminumnya.
Pria itu merasa nyaman sekali diperhatikan dan dirawat. Tanpa sadar ia ingin meletakkan tangan sebagai bantal di belakang kepalanya.
Ia sudah lupa kalau tangan kanannya terluka. Karena itu, ekspresinya berubah begitu lukanya tertarik.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com