Yanyan siap untuk berbicara panjang lebar dengan ayahnya.
"Yanyan?" Lu Yinan terkejut mendengar suara Lu Huanyan.
Yanyan terdengar seperti baru saja menangis. "Ayah, bisakah ayah datang dan menjemput ibu dan aku? Yanyan merindukan ayah."
Dia benar-benar mulai menangis.
Meskipun Lu Yinan tidak benar-benar menghabiskan banyak waktu atau usaha pada si kembar tiga, ikatan darah adalah hal yang memikat.
Bagaimanapun, mereka adalah darah dagingnya.
Pelukan sesekali saja akan memicu cinta dan kasih sayang.
Lu Yinan mendengar Lu Huanyan menangis dan hatinya serasa hancur. "Yanyan, jangan menangis. Ayah dekat dengan tempat nenek. Jika kamu merindukan ayah, ayah akan datang dan menemuimu malam ini."
Lu Huanyan mengangguk. "Baiklah."
Dia mengusap air matanya dengan telapak tangannya dan melirik Zhou Shuang. "Bu, Ayah akan datang."
Zhou Shuang mengerutkan alisnya dalam diam.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com