Feng Jiu mengangguk. Dia kenyang dan meletakkan sumpitnya. Lalu dia menyeka ujung bibirnya sebelum berjalan menghampiri pria itu. "Ayo pergi."
"Silahkan lewat sini." Pria paruh baya itu bersikap hormat. Dia tahu bahwa Feng Jiu bukanlah orang biasa. Dia tidak berani menyinggung perasaan Feng Jiu sedikitpun.
Ada yang mengatakan bahwa Feng Jiu berasal dari negeri tingkat sembilan yang terbelakang. Namun ketika melihat kapal terbang untuk pertama kalinya, dia sama sekali tidak terlihat terkejut. Feng Jiu seolah-olah sudah terbiasa melihat artefak terbang tersebut dan tidak penasaran.
Lagipula setelah datang di Negeri Green Gallop, dia hanya menunjukkan keanggunan dan ketenangan. Sikapnya tidak membuat orang lain merasa jijik dan ingin menghinanya.
Pria paruh baya itu mengantar Feng Jiu ke aula utama di depan. Setelah mengumumkan bahwa Dokter Hantu telah tiba, dia berkata pada Feng Jiu.
"Akankah Dokter Hantu yang terhormat bersedia masuk ke dalam?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com