Feng Jiu menuntun Phoenix Api kecil, menuju lokasi tempat dia merasakan aura yang dipancarkan oleh Pedang Ujung Biru. Itu adalah bukit kecil, yang penuh dengan berbagai macam pedang yang tertancap ke bumi, dengan Pedang Ujung Biru yang berada di puncak. Pada saat itu, pedang itu sendiri mengeluarkan aura yang setajam pisau, isakan pelan dari pedang tersebut membuat Feng Jiu tersadar dan mengejutkan dirinya.
" Apakah itu Pedang Ujung Biru?"
Tatapan Feng Jiu yang menyala mengarah ke pedang yang tajam itu, pedang yang memancarkan cahaya dingin di ujung bukit kecil, dan tiba-tiba dia merasa darahnya bergejolak. Perasaan itu cukup menarik.
'Wenngg!'
Teriakan pedang itu menggema di telinga Feng Jiu. Sambil berdiri di bawah bukit, Feng Jiu bisa melihat Pedang Ujung Biru yang bergetar di puncak, teriakan tadi datang dari pedang itu sendiri, yang terlihat berdengung dengan penuh semangat. Aura yang dikeluarkan pedang itu semakin kuat dan tajam, hingga akhirnya, Pedang Ujung Biru melepaskan dirinya dari tanah dan mulai melaju turun dari bukit menuju ke arah Feng Jiu.
Phoenix Api kecil cukup terkejut ketika melihat apa yang terjadi. Walaupun dia tahu kalau Roh Pedang bisa memilih pemilik mereka sendiri, tapi dalam kondisi dimana Feng Jiu tidak perlu mendekati pedang itu dan menarik pedangnya, sangatlah jarang terlihat.
Tatapan anak kecil itu terlihat aneh saat dia mengawasi Feng Jiu. Phoenix Api kecil masih tidak bisa melihat apa yang istimewa dari gadis itu.
'Wuuush!'
Pedang panjang itu mendarat, ujungnya yang tajam menancap di tanah – istirahat tepat di samping tangan kanan Feng Jiu.
Feng Jiu mengulurkan tangannya dan meraih Pedang Ujung Biru. Dia merasakan getaran kuat yang keluar dari pedang bersamaan dengan teriakan, yang terdorong langsung menuju ulu hatinya. Feng Jiu mengerahkan sedikit kekuatannya dan menarik pedang itu. Pedang itu mulai bersinar dengan cahaya dingin dan pedang yang bernoda itu bersinar lembut dan tampak seperti baru, seolah-olah baru keluar dari tempat pandai besi.
Melihat seluruh pedang menyala dengan cahaya biru yang redup, dan tiga karakter Mandarin terukir pada pedang yang berkilau dengan cahaya dingin itu, Feng Jiu tak bisa menahan diri untuk berteriak: "Ini benar-benar pedang yang bagus!" Dia memutar-mutar pedang itu di tangannya, dan melakukan serangkaian permainan pedang yang mempesona. Feng Jiu bisa melihat aura yang agak dingin, yang menyelimuti bilah pedang di udara, dan ujungnya terlihat sangat tajam.
"Guru pasti tidak menduga kalau Pedang Ujung Biru akan memilihku sebagai pemiliknya." Ucap Feng Jiu sambil tertawa ringan, dia lalu menaruh Pedang Ujung Biru ke dalam Cincin Spasial. Saat itulah dia menyadari kalau batas enam jam masih belum habis, dan mereka belum bisa pergi.
"Jadi.. kenapa kita tidak menemukan tempat untuk duduk terlebih dulu? Lagipula kita tidak bisa keluar dari sini untuk sementara. Aku bisa memakai waktu ini untuk melihat manual apa saja yang ada di Cincin Spasial." Feng Jiu memegang tangan Phoenix Api kecil sambil mencari tempat duduk – sebuah tempat dengan aura-aura pedang yang sangat pekat.
Saat dia baru saja mengambil buku tentang menyembunyikan keberadaan dan melihat isinya, tiba-tiba Feng Jiu merasa tatapan anak itu terpaku pada wajahnya. Feng Jiu mengangkat kepalanya, dan tersenyum menoleh pada anak itu , lalu dia bertanya: "Ada apa?"
Setelah tertangkap basah karena diam-diam memperhatikannya, Phoenix Api kecil bergegas mengalihkan pandangannya dan terlihat sedikit malu-malu, kedua matanya melihat ke suatu arah dan menolak melihat Feng Jiu.
Namun, Phoenix kecil itu tak bisa menahan rasa penasaran dalam hatinya, setelah ragu-ragu sesaat, pada akhirnya dia masih membuka mulut untuk bertanya: "Kenapa ada banyak bekas luka di wajahmu?"
Pertanyaan itu mengingatkan Feng Jiu, membuatnya tiba-tiba ingat setelah tenggelam dalam kolam itu, wajahnya telah dibersihkan oleh jus tanaman yang dia punya, dan wajah yang dipenuhi dengan bekas luka terlihat saat itu juga.
Feng Jiu mengulurkan tangannya ke atas, dan merasakan kulit wajahnya sendiri, lalu berkata: "Seorang wanita keji memegang pisau dan menyayat wajahku garis demi garis." Nadanya mungkin terdengar sama saja. Namun, ada aura tajam yang tak terlihat sedang tertahan di dalam matanya.
Phoenix Api kecil sedikit merengut ketika mendengar kata-katanya, dan dia bertanya: "Kenapa kamu tidak membalas?"
"Aku terlalu lemah melawannya." Ucap Feng Jiu sambil menyipitkan mata, sambil berpikir dalam benaknya: [Saat itu, dia bukan pemilik tubuh ini. Kalau saat itu dia ada di sana, segalanya tak akan menyedihkan seperti itu.]
"Kamu mungkin tidak percaya saat aku bilang kamu lemah. Tapi tidak masalah! Selama diriku yang terhormat ini sangat kuat, itu sudah cukup! Diriku yang terhormat ini akan menjagamu di masa depan."
Anak kecil itu meluruskan punggungnya, dan memasang ekspresi galak di wajah mungilnya, "Katakan padaku, siapa orang yang menyayat wajahmu itu! Diriku yang terhormat ini akan membalaskan dendam untukmu!"