webnovel

Akulah Korban yang Sesungguhnya

Redakteur: Atlas Studios

Pei Ge bersin beberapa kali di dalam taksi dan turun dari situ diiringi tatapan melotot dari supir taksi.

"Hatsyii!" Pei Ge bersin lagi ketika ia membuka pintu rumahnya dengan sebuah kunci.

Apakah aku terkena flu? Pei Ge menggosok hidungnya ketika adegan kamar mandi itu tiba-tiba muncul di dalam benaknya.

Dengan sekejap, wajahnya berubah menjadi merah lagi.

Huh … Anggur dan sensualitas memang pasti menjadi masalah! Dia benar-benar kehilangan kesuciannya dengan cara yang ceroboh. Dan untuk memperburuk keadaan, pasangannya sebenarnya adalah pria penghibur yang sangat berpengalaman. Sayang sekali!

"Apakah Ge Ge sudah kembali?"

Pei Ge, yang dalam keadaan bingung, mendengar suara ibunya, Zhang Manhua, datang dari dapur.

"Ya…" Pei Ge menjawab dengan lembut, merasa sedikit bersalah.

"Anak ini, ke mana kamu pergi tadi malam?" Zhang Manhua segera keluar dari dapur begitu dia mendengar suara putrinya.

Pei Ge dengan hati-hati menelan ludah, berpura-pura tenang, dan menjawab, "Tadi malam? Aku bertemu rekanku dalam perjalanan pulang dan memutuskan untuk tidur di rumahnya."

"Jangan seperti kamu tidak punya rumah. Kamu sudah dewasa; bagaimana mungkin kamu tinggal di rumah orang lain?" Zhang Manhua berkomentar dengan tidak setuju. "Juga, kamu tidak menjawab panggilanku sama sekali! Apakah kamu tahu betapa khawatirnya aku?"

Mendengarkan teguran Zhang Manhua, Pei Ge baru teringat akan ponselnya saat ini.

Bagus! Dimanakah ponselnya?

Dengan panik, Pei Ge mulai mengaduk-aduk isi tas tangannya. Namun, tidak peduli seberapa keras dia mencari, dia tidak bisa melihat jejak ponselnya.

Sebuah pemandangan melintas di benaknya, dan Pei Ge mengerutkan bibirnya, tertekan.

Sungguh sial! Dia tidak sengaja meninggalkan teleponnya di kamar hotel itu.

Huh… Dia benar-benar tidak ingin kembali ke tempat itu.

"Ge Ge? Apa yang kamu khayalkan? Zhang Manhua menepuk lengan Pei Ge setelah melihatnya dalam kebingungan.

Pei Ge akhirnya tersadar dan dengan sedih berkata kepada Zhang Manhua, "Mam, aku rasa aku meninggalkan ponselku di taksi kemarin malam. Itulah sebabnya aku tidak mendengar panggilanmu.."

"Dasar gadis kecil, betapa cerobohnya!" Zhang Manhua memandang Pei Ge dengan tatapan tak berdaya.

Pei Ge tersenyum dan dengan acuh tak acuh berkata, "Mam, karena ponsel itu sudah hilang, mari kita biarkan saja. Lagi pula aku punya ponsel cadangan!"

Zhang Manhua dengan tak berdaya menggelengkan kepalanya terhadap sikap acuh Pei Ge.

"Baiklah. Apa yang sebenarnya terjadi semalam? A - Apa yang dikatakan Zhou Zhuoyang, apakah itu benar?" Zhang Manhua akhirnya membahas topik ini dengan putrinya.

Tadi malam, setelah kepergian Pei Ge yang tiba-tiba, acara makan malam penyambutan untuk Pei Shishi sudah dianggap sebagai sebuah kehancuran . Adik iparnya, Liu Yan, bahkan melepaskan semua kepura-puraannya untuk bersikap ramah dan secara terbuka mengejeknya.

"Mam, apakah kamu benar-benar berpikir bahwa putrimu akan menjadi orang seperti itu?" Mendengar pertanyaan Zhang Manhua, Pei Ge secara tidak sengaja memikirkan Zhou Zhuoyang.

Dia sibuk dengan acara yang melibatkan pria penghibur tadi malam, jadi entah bagaimana dia melupakan masalah antara Pei Shishi dan Zhou Zhuoyang. Sekarang karena ibunya mengingatkannya akan hal itu, dia mulai merasa frustrasi lagi.

"Ge Ge, keluarga Paman Keduamu memperlakukan kita dengan sangat baik. Kita tidak seharusnya tak bersyukur dan membalas mereka dengan kebencian, kamu tahu kan?" Zhang Manhua menghindari pertanyaan Pei Ge. Meskipun dia berbicara dengan lembut, nadanya masih dipenuhi dengan keseriusan.

Mendengar kata-kata bujukan ibunya, Pei Ge merasa sangat bersalah dan merasa sedih karena suatu alasan.

Apakah ibunya tidak percaya padanya? Ibunya benar-benar menegurnya sekarang. Kesalahan apa yang telah dia lakukan ?!

"Mam, bagaimana aku tidak tahu berterima kasih ?! Zhou Zhuoyang adalah pacarku sejak awal! Sepupu yang mencuri dia!" Meskipun Pei Ge tidak membenci Pei Shishi karena Zhou Zhuoyang, tidak peduli seberapa baik sepupunya, dia masih tak tahan untuk merasa bahwa dia diperlakukan agak tidak adil.

"Dasar gadis kecil, apa maksudmu dengan itu? Mencuri apa? Sepupumu tidak akan pernah melakukan hal seperti itu. Sebaiknya kau bangun dan meluruskannya." Zhang Manhua menepuk lengan Pei Ge saat dia memandangnya dengan pandangan yang tidak setuju dan menegur.

Meskipun nada menegur Zhang Manhua itu halus, Pei Ge masih merasa pahit tentang hal itu.

"Mama! Aku sangat sadar saat ini! Aku tidak melakukan kesalahan dan tidak pernah mengecewakan siapa pun! Dibandingkan dengan pria itu, akulah korban sesungguhnya!" Menyelesaikan apa yang ingin dia katakan, Pei Ge meninggalkan rumah tanpa melihat ke belakang.

Setelah meninggalkan rumahnya dengan tergesa-gesa, Pei Ge hanya ingat sekarang bahwa dia tidak membawa tanda pengenalnya. Perusahaannya sangat ketat pada keharusan mereka untuk memakai tanda pengenal baru-baru ini. Mereka yang tertangkap tanpa tanda pengenal maka bonus kehadiran tanpa absennya akan dikurangi.

"Huh …" Pei Ge dengan sedih menatap gedung apartemen yang dia tinggali.

Lupakan! Kurangi saja jika mereka mau! Ini hanya bonus kehadiran tanpa absen! Tidak terlalu banyak! Pei Ge berkata pada dirinya sendiri dengan tegas, seolah-olah dia adalah nyonya kaya. Dia tidak naik taksi kali ini. Sebaliknya, dia berdiri di halte bus.

Untungnya, dia tidak menunggu lama sampai bus yang langsung menuju kantornya tiba.

Setelah naik ke atas bus, dia melemparkan dua koin dan duduk di kursi kosong.

Menyaksikan orang-orang di luar jendela, Pei Ge tidak bisa menghindari untuk memikirkan Zhou Zhuoyang. Meskipun dia telah menampar Zhou Zhuoyang kemarin dan bertindak dengan acuh tak acuh, itu sebenarnya hanyalah sebuah kepura-puraan.

Jika dia benar-benar tidak peduli dengan Zhou Zhuoyang, dia tidak akan pergi ke bar untuk mabuk tadi malam. Dia bahkan tidur dengan pria penghibur.

"Ah!" Memikirkan peristiwa tadi malam, pahatan tubuh pria penghibur itu dan wajahnya yang memikat muncul di benaknya sekali lagi.

Dengan segera, wajah Pei Ge berubah menjadi semerah bit.

Tenang! Kamu hanya tidur dengan pria penghibur! Ge Ge, berhenti bersikap konservatif! Ini sesuatu yang normal. Pei Ge berusaha keras untuk meyakinkan dirinya tentang hal ini di sepanjang jalan.

Segera, dia mencapai Real Estat Keluarga Pei. Angin sepoi-sepoi yang bertiup ketika dia turun dari bus membantu Pei Ge mendapatkan kembali akal sehatnya.

Melihat anak perusahaan dari keluarga Pei, tempat dia telah bekerja sejak dia lulus, perasaan kesepian muncul dari hati Pei Ge.

Setelah lulus dari universitas, dia mendengarkan nasihat ibunya dan mulai bekerja di perusahaan Paman Keduanya.

Namun, meskipun dia adalah kerabat bos, dia tidak menikmati hak istimewa apa pun. Yang dia lakukan adalah pekerjaan sepele sebagai asisten yang tidak memberikan harapan untuk kenaikan posisi.

Bukannya dia tidak berpikir untuk berhenti dari pekerjaannya. Sebaliknya, setiap kali dia menyebutkannya, dia akan dibujuk untuk melakukan sebaliknya oleh ibunya.

Begitu saja, Pei Ge sudah menjadi seorang asisten selama empat tahun.

"Pagi!"

"Pagi!"

Menyapa orang-orang yang dikenalnya, Pei Ge melangkah masuk ke kantor departemen tempat dia berada. Saat dia duduk, dia bisa merasakan bahwa tatapan rekan-rekan di sekitarnya tidak benar.

Biasanya, dia akan menjadi orang yang paling tidak dianggap keberadaannya, di mana tidak ada yang mau menghiraukannya. Namun hari ini, dia bisa merasakan bahwa tatapan mereka pada dirinya begitu sungguh-sungguh.

Meskipun orang-orang di sekitarnya sepertinya asyik dengan pekerjaan mereka, ketika Pei Ge menyapukan matanya di sekelilingnya, dia menangkap banyak dari mereka mengalihkan pandangan mereka.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Pei Ge merasa sedikit bingung.

Namun, tak lama, Pei Ge mengerti mengapa dia menerima begitu banyak perhatian hari ini.

Nächstes Kapitel