webnovel

Dingin

Mr. K dan juga Prof. Hans yang mendengar suara lirihan pelan itu sontak menolehkan kepala nya bersamaan.

Mr. K yang melihat nya hanya menatap Clara sesaat, lalu memalingkan wajah nya berlawanan dengan arah pandang Clara padanya, dan merebahkan tubuh nya sambil memejam kan maniknya.

"Kev .... kau marah padaku ?" lirih Clara pelan sambil melangkahkan kaki nya mendekat ke arah Mr. K yang kini tampak merebahkan tubuhnya memunggungi dirinya.

Hati Clara seolah mencelos melihat respon Mr. K yang dingin padanya.

"Pa .. ada apa dengannya ?" tanya Chris yang ikut menimbrung dengan Clara.

Prof. Hans hanya menggelengkan dan mengendikkan bahunya pelan.

Sungguh Prof. Hans juga tak mengetahui alasannya, sudah jelas jelas tadi Mr. K tampak khawatir pada Clara sampai sampai ia tak mau beristirahat sebelum melihat fisik Clara di depan hadapannya, lalu tingkah Mr. K sekarang seakan berbanding terbalik dengan sebelumnya.

'Ada apa dengannya ? bukankah sedari tadi ia menunggu Clara ? namun mengapa sekarang tampak dingin pada Clara ?' monolog Prof. Hans dalam benak.

Clara menghela nafasnya sejenak, ia tahu jika sudah begini berarti bukankah Mr. K marah padanya karena telah melanggar janjinya bukan?

Clara menatap Chris sejenak,seolah memberi kode padanya agar menyuruh nya memberi ruang untuknya berbicara dengan Mr. K, Chris yang peka dengan kode dari Clara, langsung mengajak papa nya agar keluar dulu dari runagan rawat inap Mr. K itu.

Setelah Prof. Hans, maupun Chris keluar dari ruangan itu, Clara segera melangkahkan kaki nya lebih dekat menuju ranjang Mr. K sekaligus mendudukkan dirinya di tepi ranjang Mr. K.

"Maaf" lirih Clara pelan.

Mr. K tak berkutik, ia masih sibuk memejam kan maniknya.

"Kau masih marah padaku, karena aku tak menepati janji ku untuk hanya memakan waktu 30 menit disana ?" tanya Clara pelan.

Mendengar tak ada jawaban dari Mr. K, Clara mendadakan merasakan sesak di dadanya.

Sungguh ia tak suka jika Mr. K sudah begini, bukankah sama saja dengan ia mengabaikan dirinya.

"Ma..-maaf kan aku Kev ... a..-aku ... ta..-tadi bukan maksudku melupakan perkataan mu ... hanya saja aku juga rindu dengan hangat keluargaku ya..-yang tak sengaja berkumpul ... kau bisa lihat sendiri a..-aku baik baik saja bukan ?" lirih Clara berusaha menahan tangis nya sebisa mungkin dengan tangannya yang meremat sisi kasur Mr. K.

Mendengar gumaman Clara yang terdengar jelas di telinganya,dan nada bicara Clara yang tak terdengar baik, perlahan akhirnya Mr. K mengubah posisi nya dengan mendudukkan dirinya dan menghadapkan dirinya ke arah Clara.

Mr. K menghela nafasnya pelan, dan meraih tangan Clara kedalam genggamannya.

"Aku hanya ingin kau tak dalam bahaya Clara ... hanya itu ... terlebih salah satu orang yang berpotensi menyakitimu tak jauh darimu" lirih Mr. K lembut.

Clara membelalakan maniknya, ia tercekat saat Mr. K mengatakan orang yang ingin menyakitinya berada didekatnya.

Siapa ? Apa tadi ia tak sengaja menemuinya sampai akhirnya Mr. K yang sangat khawatir padanya ?

Itulah yang pertama kali terbesit di otak Clara.

"Hei" tegur Mr. K pelan, sambil menggoyangkan telapak tangan Clara, saat menyadari tatapan kosong Clara dan keterdiaman Clara seolah membeku di tempatnya.

"A..-ah iya" ucap Clara tersadar dari lamunannya.

"Kau melamun?" tanya Mr. K pelan.

Clara menganggukan kepalanya pelan sambil mengusap tengkuk nya yang tak gatal.

"Maaf ... aku tak tahu jika ada seseorang yang berniat mencelakakan ku di dekatku, dan membuatmu khawatir padaku" lirih Clara pada akhirnya.

Mr. K tersenyum pada Clara dan mengusap pipi Clara lembut.

"Hng.. tentu saja... jujur aku tak suka jika kau berada dekat dengan Jackson, maupun Jessi ... aku tahu mungkin kau tidak terlalu percaya pada ku jika aku mengatakan hal ini padamu ..." ucap Mr. K seolah menjeda kalimatnya.

Clara menajamkan manik nya menatap Mr. K lekat.

'Apa maskud perkataan Kevin?'

"Jackson, dan Jessi adalah kakak beradik ... dan kau masih ingat dengan seseorang yang pernah menyerang mu hingga kau terluka ?"

Clara menganggukan kepalanya mendengar ucapan Mr. K tersebut seakan terhipnotis.

"Mereka dalang dari yang melakukan penyerangan padamu .... dan kami berhasil menemukan yang melakukan penyerangan itu padamu" ucap Mr. K tegas.

Clara yang kaget sontak mengeratkan pegangan tangannya pada Mr. K.

Ada rasa takut yang kini menghantui perasaan Clara, seakan bayang bayang yang dulu ia paksa lupakan, kembali terbayang di kepalanya.

Cairan bening dari manik Clara kini sudah jatuh dari kedua manik cantik nya.

Raut wajah Clara tak bisa dikatakan baik saat ini, Mr. K yang menyadari nya segera memeluk Clara ke dalam pelukannya.

"Maaf ... membuatmu mengingat nya" ucap Mr. K sambil mengusap kan punggung Clara yang sedikit bergetar.

"A..-aku takut Kev" cicit Clara samar, yang masih terdengar ditelinga Mr. K.

Mr. K tahu Clara sebenarnya telah memiliki trauma akan penyerangan itu dulu, untuk itu sebelumnya Mr. K tak memberitahukan dalang penyerangnya pada Clara, hanya saja Mr. K kali ini ingin mengungkapkan kejujuran pada Clara.

"Kau tenang saja, aku akan berada di samping mu... untuk itu aku yang mungkin terkesan protect padamu ini ... hanya murni ingin melindungimu" ucap Mr. K, yang di balas anggukan pelan oleh Clara.

"Jangan dekati lagi Jessi dan Jackson mengerti ?" lanjut ucap Mr. K.

lagi lagi Clara menganggukan kepalanya dan menyamankan kepala nya di dada Mr. K.

Ada rasa nyaman dan aman tersendiri bagi Clara berada di pelukan Mr. K.

'Terimakasih Kev... aku percaya padamu' lirih Clara dalam benak.

***

Pemuda yang sedari tadi mengikuti Jessi, kini tampak mengerutkan alisnya, seakan mencerna apa yang sedang terjadi saat ini.

Jessi tampak keluar dari mobilnya dan melangkahkan kaki nya menuju hotel, lebih tepatnya resto hotel, yang dimana terdapat seorang pemuda dengan memakai kacamata hitamnya, dan juga wanita paruh baya yang masih cantik dengan rambut terurai dengan pakaian nya yang stylish melekat ditubuhnya.

'Dengan siapa gadis itu ? mengapa pemuda itu tampak familiar ?' lirih pemuda itu seraya memicingkan maniknya.

Tak lupa pemuda itu mengambil gambar untuk dikirim kan pada atasannya, sekaligus mencari data mengenai pemuda dan wanita paruh baya yang berada disamping pemuda itu, sekaligus memang terlihat jelas seakan menunggu kehadiran Jessi.

'Mungkinkah dia yang pak David cari ?' lirih pemuda itu dalam benak.

Pemuda itu langsung menuliskan pesan singkat, tak lupa menyertai gambar yang sempat ia ambil sebelumnya pada David.

———-

Leave comment and vote 😊

Nächstes Kapitel