webnovel

clara.pov

"dave, kita diundang ke acara syukuran kelahiran cucunya kepala desa nanti malam" kataku tanpa ada semangat sama sekali. aku benar-benar mengantuk. semalam aku tidak tidur sama sekali karena tiap memejamkan mata selalu teringat tentang hal-hal buruk. ini biasa terjadi sebelum aku menikah dengan dave. namun entah kenapa hal itu tidak terjadi ketika aku tidur dengan dave, entah karena dave memakai klorofom ditubuhnya atau ada hal lain yang mempengaruhinya, aku tidak tau.

"kasih tau rosa, biar dia yang dateng" kata dave tidak peduli, ia sibuk memakai bajunya sendiri, aku sedang malas membantunya berpakaian.

"kok mb rosa sih? orang yang diundang kita kenapa mb rosa yang harus dateng?" protesku.

"buat apa dateng ke acara gak penting kaya gitu?" tanya dave.

"apa kamu gak tau betapa pentingnya menjalin hubungan baik sama tetangga?" tanyaku.

"buat apa menjalin hubungan baik kalo sama sekali gak menghasilkan keuntungan?" aku hampir tidak bisa berkata-kata, ternyata ada orang yang benar-benar hanya bertindak ketika dipikir akan ada keuntungan. apa yang dia berikan pada warga selama ini hanya demi keuntungan?

"jadi kalo gitu, buat apa kamu minjemin uang ke warga selama ini? apa itu juga ngasih kamu keuntungan?" tanyaku.

"ya donk, buat apa aku lakuin itu kalo mereka gak ngasih aku keuntungan?" ujarnya santai.

"emang apa yang bisa kamu dapet dari tindakanmu itu? apa uangmu akan tambah banyak waktu mereka balikin? apa kamu berperan jadi rentenir disini?" ocehku, semua semua hal baik yang sebelumnya kupikir ada pada dave hilang seketika. ternyata dia bisa kaya salah satunya dengan menjadi lintah darat, pekerjaan yang sama sekali tidak mulia.

"rasa hutang budi" ucap dave, dia terlihat serius.

"apa? maksudnya?" tanyaku bingung, aku tidak menangkap maksud dari ucapannya.

"dengan membuat orang merasa hutang budi sama kamu, orang itu akan tunduk sama kamu dengan sendirinya, dengan gitu suatu saat kamu bisa nguasai dia dan ngontrol dia semau kamu, itu cara yang bagus buat mendapat bawahan, ngerti?" jelasnya dengan ekspresi wajah seperti orang jahat, jahat yang kumaksud bukan sekedar 'hei, kamu jahat banget sih!' bukan seperti itu, tapi benar-benar jahat, bulu kudukku meremang.

"kamu serius lakuin itu?" tanyaku setengah tidak percaya.

"ya, dan karena aku udah berbagi ilmu sama kamu, kamu harus berterima kasih, kamu tau, ilmu itu jauh lebih penting dari harta, jadi.... selamat, kamu berutang budi sama aku" kata dave dengan senyum licik yang membuatku kesal.

"hutang budi-hutang budi, makan tu budi!" ujarku sambil melempar jas ke wajahnya lalu berlalu dari hadapannya.

"denger dave, aku gak peduli ocehanmu tentang hutang sialan itu, tapi kayanya kamu harus mencoba berpikir buat melakukan sesuatu dengan tulus karena menurutku ketulusan itu jauh lebih berharga dari sekedar hutang budi" ujarku seraya berdiri di dekat pintu sambil menyilangkan kedua tanganku.

"oh ya, apa yang akan kudapat dari tindakan tulusku itu?" tanyanya dengan cool, sedari tadi dia memang bertindak kelewat cool hingga menjadi cold. ya ampun.... apa dia masih belum mengerti juga arti kata tulus? tulus yaitu bertindak sepenuh hati tanpa mengharap apapun dari tindakannya itu. oke, kedengarannya kalau begini seakan-akan aku orang suci yang selalu bertindak tulus, tidak sama sekali, terkadang aku masih berpikir mendapatkan sesuatu juga ketika aku melakukan sesuatu. tapi aku tetap tidak seburuk dave kok, lagipula daripada itu sepertinya dibanding itu aku lebih sering melakukan sesuatu dengan terpaksa. entah ini lebih baik atau lebih buruk dari tindakan dave, aku tidak tau.

"kamu kayanya emang gak ngerti apa makna kata tulus, kamu perlu buka kbbi. tapi kupikir ketika kamu berbuat tulus ke seseorang kamu akan mendapat kepercayaan dari orang itu, bukannya kepercayaan itu no satu?" ujarku. dave diam dan menatapku tanpa ekspresi.

"lupain aja ocehanku yang gak berguna ini, aku gak mau tau, nanti malem pokoknya kamu harus dateng, pulang sebelum jam tujuh. titik gak pake koma" kataku lantas keluar dari kamar untuk sarapan, kakiku agak sakit karena jatuh kemarin jadi aku tidak berolahraga dulu, lagipula semalaman tidak tidur aku perlu mengisi tenaga dengan makan sampai kenyang agar lapar tidak mengganggu tidur cantikku.

aku langsung menyantap sarapanku begitu sampai di meja makan tanpa menunggu dave karena aku tidak dabar untuk segera tidur. namun kedatangan dave langsung menghancurkan mood ku saat dia datang dan langsung berkata pada mb rosa.

"nanti malem datang ke rumah kepala desa buat syukuran kelahiran cucunya" kata dave. aku melotot padanya tapi dia tampak tidak peduli. yang diundang siapa yang disuruh datang siapa? dasar aneh, sebenarnya yang jadi nyonya di keluarga ini aku atau mb rosa? kenapa dia harus menyerahkan tanggung jawab ini kepada rosa? bukankah lebih baik kalau dia bilang tidak bisa datang karena sibuk dan memintaku menjadi perwakilan untuk keluarga daripada menyuruh rosa? dan kalu kupikir-pikir dia selalu menyerahkan tanggung jawabnya terhadapku pada rosa, selalu meminta rosa menyiapkan apa yang dia butuhkan dan lain sebagainya. aku bisa mengerti semua itu karena sepertinya rosa memang kepala pelayan disini dan tentunya menjadi orang kepercayaan dave. tapi aku merasa ada sesuatu yang tidak bisa aku mengerti diantara keduanya, ada ikatan yang lebih kuat antara bos dan bawahan. dan ikatanku dan dave saat ini seakan tidak lebih kuat dari ikatan mereka, memang dari dave sendiri tidak menampakan sesuatu yang spesial, tapi aku bisa melihatnya dari mb rosa, bagaimana dia berbicara dan bersikap pada dave, sebenarnya tidak berbeda dengan pelayan lain yang menunjukan rasa hormat, tapi tetap ada yang berbeda, seakan-akan mereka memang lebih dekat. argh.... kenapa aku harus repot memikirkan hubungan yang tidak jelas ini?

aku mempercepat makanku dan segera pergi setelah selesai, tidak ada ucapan perpisahan sebelum bekerja pagi ini. lupakan, aku sedang tidak dalam keadaan mood yang baik pagi ini. lebih baik aku segera tidur.

Nächstes Kapitel