15 Desember 1259 AG - 01:00 Pm
Ruang rapat Grall del Stauven
—————
"20 tahun?" Grall bertanya sedikit terperanjat. Dia tidak menyangka rencana yang ayah angkatnya paparkan ternyata jauh lebih singkat dari yang dia pikirkan.
"Iya," balas Tonos singkat. "Aku tahu kalian setengah putus asa melihat seberapa kuat musuh kita. Aku juga tahu kalian pasti membayangkan yang aneh-aneh tentang bagaimana kami nanti membantu kalian. Semua ada prosesnya. 20 tahun itu waktu paling ideal sebelum kita dilindas mereka duluan."
Grall dan tiga orang lainnya tanpa sadar memijat dagu mereka masing-masing. Marquis itu yakin ketiga orang kepercayaannya pasti merenungkan hal yang sama tentang gambaran pergerakan mereka. Sikap itu bukan tanpa alasan. New Age Order adalah organisasi yang dicurigai berkaitan erat dengan Celestesphaira. Grall juga yakin organisasi itu berdiri 200 tahun lalu sebelum perang suci terjadi.
Apa yang terjadi di masa itu?
Pada masa itu tidak banyak kerajaan di Benua Meropis. 200 tahun lalu adalah masa ketika Imperium Curidios masih berjaya. Di masa itu semua kekuasaan ada di tangan kaisar.
Bagaimana dengan Celestesphaira?
Celestesphaira adalah agama resmi kekaisaran. Dengan posisi itu kaum gereja memiliki kekuasaan nomor dua setelah kaisar. Namun lambat laun, pengaruh Celeste semakin mencengkeram Benua Meropis sehingga pengaruh kaisar sendiri mulai tergerus.
Celestesphaira mulai merasuki pemerintahan dan merubah undang-undang. Mereka bahkan merubah isi kitab sucinya sendiri agar selaras dengan konstitusi. Dan ambisi itu memuncak 150 tahun lalu ketika perang besar terjadi.
Tahun 1095 AG, perang suci meletus antara kerajaan-kerajaan di dua benua karena perbedaan agama. Perang itu sangat dahsyat sehingga mengakhiri riwayat dua kekuatan besar sekaligus. Kekaisaran Curidios telah hancur di Benua Meropis, begitupun Kekhalifahan Saffahiyah di Benua Alqebula. Setelah perang itu berakhir, tatanan dunia menjadi jauh berbeda termasuk posisi Celestesphaira.
Ajaran itu bukan lagi pengaruh nomor dua. Celestesphaira adalah kekuatan nomor satu yang raja-raja pun harus tunduk padanya. Dalam artian, melawan Celestesphaira berarti melawan seluruh Benua Meropis. Grall yakin bahwa ada yang mengemudikan Celestesphaira di balik layar. Marquis itu tahu bahwa New Age Order-lah pelakunya. Dia juga yakin bahwa New Age Order juga merasuk di Benua Alqebula, karena benua itu mengalami kondisi pasca perang yang sama.
Karena fakta itu pula Grall jadi menyangsikan rencananya sendiri yang dia anggap sudah rapi. Terlebih sebagai orang militer, dia tahu betul sekuat apa musuh yang dia lawan. Katakanlah kekuatan militer Celestesphaira yang merupakan induk semang New Age Order.
Ada belasan kerajaan di Benua Meropis di mana Ajaran Celestesphaira adalah ajaran mayoritas. Di setiap kerajaan itu Celeste memiliki pasukan di setiap gereja mulai dari di lingkungan desa kecil, kota besar, hingga Ibu Kota Kerajaan. Katakanlah di Propinsi Tigris sendiri. Setidaknya, gereja memiliki total dua resimen atau 2000 pasukan yang kesemuanya tunduk di bawah Orde Templar.
Kelihatannya jumlah itu kecil. Tapi mengingat struktur komando Templar yang tidak mengenal batas-batas kerajaan, ada hampir dua juta pasukan resmi gereja jika mereka dikumpulkan dari seluruh Benua Meropis. Itu belum termasuk jutaan fanatik yang siap mati kapan saja demi membela agama.
Mengerikan sekali ... seluruh pasukan Arcadia saja tidak sampai 200.000 personil. Pasukan itu pun bisa dikendalikan New Age Order karena organisasi itu sudah mencengkeram kerajaannya.
Keringat dingin Grall menetes. Kalaupun dirinya adalah Raja Arcadia, perang dengan New Age Order ibarat membenturkan telur ke tembok benteng. Tanpa sadar Grall melihat sekeliling. Dia melihat tiga orang tangan kanannya juga ikut berwajah tegang.
Di ruang rapat itu ada Barlux adik kandungnya, yang sekaligus duke baru Propinsi Tigris. Selain itu ada Solidi yang Grall tempatkan sebagai Guildmaster Pedagang, juga seorang lagi Guildmaster Petualang yang bernama Geraldine. Sebenarnya masih ada satu orang lagi tangan kanan Grall yang seharusnya hadir. Berhubung orang itu masih mengemban tugas penting di jantung New Age Order, Grall tidak bisa sembarangan bertemu dengannya.
"Kalian pasti memikirkan kekuatan New Age Order, bukan?"
"Iya." Grall menjawab mewakili ketiga orang lainnya. "Aku tidak tahu apakah kita bisa melawan mereka."
"Karena itulah kamu mengundangku hadir di sini. Berhentilah memikirkan masalah. Kita di sini bahas solusi!"
Grall terhenyak, pria tua itu benar-benar mampu membaca pikirannya. Marquis itu pun terdiam saat Tonos melanjutkan penjelasannya.
"Militer New Age Order memang kuat. Mereka adalah raksasa. Dan kita hanya semut di sini."
Kata-kata itu semakin membuat wajah Grall muram, begitupun tiga orang lainnya.
"Tapi jika manusia saja belum tentu bisa melihat semut, apalagi raksasa?" lanjut Tonos, yang langsung mengubah ekspresi keempat anggota rapat.
"Maksudnya, Ayah?" Grall bertanya antusias.
"Lupakan sejenak soal militer. Mereka tidak akan melirik kita dan mustahil juga kita melawan mereka. Kita hajar dulu titik lemah mereka. Ada pertanyaan?"
"Iya." Seseorang yang tidak terduga mengacungkan jarinya.
Tonos langsung menatap Solidi dan berkata, "Saya yakin ada yang mau anda katakan, Tuan Solidi."
Entah sejak kapan Guildmaster Pedagang itu mengeluarkan senyum percaya diri. Dia nampak mencoret-coret sesuatu di atas kertasnya seakan sudah punya ide. Nampaknya, dia sudah punya cara untuk bisa membuat seekor semut kecil bisa mengalahkan sesosok raksasa.
Ide apakah?