Duh malunya aku, aku pun reflex menyilangkan kedua tangan ku di dada. Padahal biasanya bertelanjang di depan teman kencan ku tidak semalu ini. Tapi, kenapa di depan Park Ju Phio aku merasa malu?
Dengan ragu-ragu Park Ju Phio pun memberikan sebuah kaos kepada ku. Aku segera mengambil kaos itu dan melaju cepat melewatinya. Aku pun segera membuka ruangan, sepertinya ini toilet. Kenapa pintunya tidak bisa di buka? Aaa… aku bisa ke dapur, loh… kenapa pintu ini juga tidak bisa di buka? Jadi semuanya terkunci?
"Ju Phio." panggil ku segera.
Dia pun berbalik melihat ku, lalu menatap ke lantai.
"Kenapa?" tanyanya.
"Pintu toilet dan dapur terkunci, apa kamu punya kuncinya?" tanya ku.
"Terkunci? Tidak. Aku hanya di berikan satu kunci. Aku bisa keluar dulu kalau kamu ingin ganti baju." ucap Park Ju Phio.
"Ahhhh… tidak usah. Kamu berbalik badan saja, aku bisa ganti baju di sini." ucap ku.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com