webnovel

Chapter 36; Case 2: Perdagangan organ bagian 24

Aku bangun di pagi hari menemukan aku tidak berada di dalam ruang apartemen baruku namun di sebuah kamar yang tidak familiar bagiku. Aku mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Yang ku ingat aku selesai membersihkan ruang apartemen Rei yang terlihat seperti sarang tikus dan kecoak lalu karena aku sudah benar-benar mengantuk aku tidur di atas sofa, aku bahkan lupa untuk membersihkan wajah dan mengganti perbanku.

'Sebentar kenapa aku bisa ada di sini? Tunggu sebentar bukannya ini kamar Rei? Kenapa aku ada di sini? Dan kemana juga si kucing hitam itu? Bukannya aku menyuruhnya istirahat?. Astaga bagaimana ini?!! Wajahku pasti penuh kuman sekarang!! ah leherku juga!! Ah aku lupa mengganti perbanku!!'

Aku langsung memeriksa perban di leherku, namun rasanya biasa saja tidak terasa gatal sama sekali seperti yang seharusnya terjadi kalau tidakdi ganti. Rasanya seakan aku sudah menggantinya belum lama ini. Aku menghampiri cermin yang terpasang di tembok dan menemukan make up yang di pasang Mikha padaku juga tampak sudah terhapus bersih.

'Apa Rei yang lakukan ini?'

Aku melihat ke arah jam dinding yang terpasang di tembok. Ini sudah pukul lima tiga puluh itu berarti aku sudah tidur sekitar empat jam. Aku bergegas pergi ke luar kamar Rei mencari kucing hitam itu namun meski sudah ku cari di setiap ruangan di ruang apartemennya dia tidak ada.

'Apa dia pergi ke markas?'

Akupun pergi keluar ruang apartemen Rei dan memutuskan untuk pergi ke dapur utama untuk membuat sarapan. Aku melihat tidak ada orang di sana namun aku tidak terlalu memikirkannya karena aku tahu mereka pasti sedang sibuk dengan kasus saat ini kalau tidak biasanya mereka pasti masih tidur sekarang. Aku membuat banyak makanan yang cukup banyak mengingat mereka semua memang banyak makan.

"Aileen kamu udah bangun?"

Aku terperanjat kaget mendengar suara itu, aku berbalik dan menemukan Rei tampak sedang berdiri di belakangku sementara anggota lainnya tampak terdiam mendengar perkataan Rei yang terdengar benar-benar ambigu kecuali adnan yang tampak tidak mengerti. Rei sepertinya punya niat mengerjai mereka lagi tapi kenapa dia menjadikanku umpan? Ingin aku ikut berakting dalam skenariomu hah? Ayo kita lihat siapa yang lebih pintar berakting.

"Oh... bisa ya kamu bersikap setenang ini dan tidak mengingat yang ku lakukan untukmu kemarin?"

(Aku membersihkan ruang apartemenmu dan kamu bahkan tidak berterima kasih sama sekali padaku dan bahkan tidak mendengarkan nasehatku? Kamu cari mati hah?)

Aku melihat dari ujung mataku Rei tampak bersusah payah menahan tawanya hingga tubuhnya terlihat agak gemetar sementara yang lain tampak menatap kami berdua seakan ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi di antara kami.

"Rei~,kemarin aku bilang apa?"

Tanyaku dengan suara yang terengar ceria membuatnya berhenti menahan tawa dan dia terlihat berusaha keras agar tampak tenang di hadapanku. Dia sepertinya sadar dengan apa yang ku maksud.

"Aku juga maunya bgitu tapi kamu tahu kan kita lagi sibuk sekarang?"

(Aku juga pinginistirahat tapi aku gak bisa, jangan salahin aku salahin Mahesa)

"Aku tahu, tapi gak ada hubungannya kan?"

( Kamu kira si bodoh itu cukup buat di jaiin Alesan hah? Sekali kamu gak ngedengerin nasehatku lagi liat aja nanti)

Rei menatapku dengan wajah memelas namun tidak bisa mempengaruhiku sama sekali.

"Permintaan maaf gak di terima."

(Ku hukum kamu nanti)

"Aileen~"

(oh no)

"Gak tahu ah, sekali lagi kamu lakuin hal itu awas aja ntar."

Aku maeletakkan semua makanan yang ku buat di atas meja makan sementara mereka duduk di kursi mereka masing-masing mengelilingi meja makan. Aku melepas apronku dan menggantungkannya kembali di tempatnya sebelum kemudian ikut duduk dan makan bersama para anggota T.I.M yang lain.

"Ngomong-ngomong kak Aileen sebenernya apa yang kalian omongin?"

Tanya Adnan dengan wajah yang tampak kebingungan. Aku jadi sedikit merasa bersalah padanya. Anak ini masih terlalu polos. Dan lagi sampai kapan kami harus bersikap seperti pasangan suami istri yang sedang bertengkar?

"Bukan apa-apa mending kamu makan, kamu harus pergi ke sekolah kan? Aku udah nyiapin bekal makan siang buat kamu nanti bawa ya?"

Adnan mengangguk dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Iya gak akan lupa kok kak hehe."

Setelahnya Adnanpun memakan makanannya begitu pula denganku dan anggota lainnya.

***

Setelah mereka semua memakan sarapannya Aksa dan Rei membawa Aileen ke sebuah tempat yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Aileen di bawa ke sebuah Gedung tua yang tampak kosong oleh mereka. Gedung tua tua itu tampak sudah termakan oleh waktu dan biasanya bangunan-bangunan seperti ini akan di renovasi dan di perbaiki untuk di gunakan sebagai hal yang lebih bermanfaat namun ia tempat ini agak terpencil dan tampaknya tidak ada satupun pemukman orang di sekitar sini. Orang-orang yang melihat mobil mereka menuju tempat ini juga sebelumnya memperingati mereka untuk tidak mndekat ke tempat ini. Tempat ini tampaknya di jauhi karena di anggap berhantu atau semacamnya namun Aksa hanya tersenyum dan mengatakan kalau mereka akan baik-baik saja.

Masih saja ada yang percaya dengan hantu dan thayul di masa yang sudah canggih seperti sekarang. Ia sendiri sebenarnya bukannya tidak percaya dengan sesuatu yang tidak bisa di jelaskan oleh nalar tapi ia lebih takut dengan sesuatu yang sudah jelas keberadaannya seperti manusia. Salah satunya bangunan tua yang di gosipi berhantu oleh mereka ini. Bangunan itu tidak berhantu tapi di gunakan sebagai kamuflase untuk menutupi sesuatu di bawahnya.

Aileen melihat Aksa menekan sebuah tombol dan dinding yang tampak lapuk itupun tampak terbuka membuat ia bisa melihat lift tampak terbuka di depan mereka. Bagian pintu lift itu sudah di kamuflase secara sedemikian rupa agar tampak menytu dengan dinding seperti lift di apartemen adara yang di pintunya juga memiliki warna dan motih yang persis sama di setiap lantainya.

Merekapun masuk kedalam dan Aileen menatap sekitarnya dengan wajah yang tampak takjub. Lift itu transparan membuat ia bisa melihat semua robot dan manusia yang sedang bekerja di sana. Ada yang tampak mengawasi semua pekerja di sini di sebuah ruangan yang ada di atas untuk memastikan semua pekerjaan di lakukan dengan baik, ada yang berkeliling mengawasi sekitar, ada yang menjaga di depan setiap sel, ada yang memperbaiki android lain yang rusak, ada pula yang tampak mengantarkan makanan kedalam sel-sel yang berisi seseorang yang tindak kejahatannya dapat di baca di sebuah tablet berisi keterangan yang terpasang di sebelah pintu sel mereka yang tentu bisa di bilang tidak biasa. Tidak banyak sel yang tampak ada isinya jadi tidak banyak pula android yang mengantarkan makanan. Tempat ini tampak di lengkapi juga oleh ruangan introgasi, ruang hukuman juga ruang otopsi. Sesampainya di ruang otopsi Ia melihat tidak ada siapapun di sana selain mereka, eberapa mayat dan beberapa robot yang tampak berdiri di sekitar meja oprasi sambil menatap mereka.

"Aieen mereka yang akan bantu kamu hari ini. Kalian lakukan apapun yang Aileen minta mengerti?"

Mendengar perintah Rei mata keempat robot itu tampak bercahaya tanda kalau mereka sudah memproses perintahnya dan keempatnyapun berkata.

"Kami mengerti."

Aksa menatap Aileen yang tampak sudah memakai seragam oprasi, menggunakan sarung tangan karetnya dan mengikat rambut panjang serta menutupi rambutnya dengan tudung kepala agar tidak ada rambut yang mungkin bisa masuk ke dalam bagian tubuh mayat.

Rei dan Aksapun menunggu di luar melihat apa yang Aileen lakukan di dalam ruangan lewat sebuah jendela besar yang terpasang di sana membuat mereka bisa melihat kegiatan orang di dalamnya namun tidak membuat orang di dalam merasa terganggu karena yang di dalam tidak bisa melihat mereka yang di luar. Mereka melihat Aileen tampak berdo'a untuk meminta izin kepada si pemilik tubuh yang sudah meninggal sebelum kemudian memeriksa seluruh tubuh bagian luar mayat secara keseluruhan secara detail untuk memastikan adanya lebam dan luka lain atau tidak. Salah satu android tampak mengambil vidio dan gambar menggunakan kamera yang terpasang di kedua matanya untuk mendokumentasikan apa yang Aileen lakukan. Setelah memeriksa semua bagian tubuh luar mayat secara keseluruhan Aileen tampak memotong jahitan di bagian perut dan dada mayat untuk memeriksa organ yang masih ada dan mengeluarkan buntalan plastik yang menjadi 'pengganti' organ yang hilang dari dalam tubuh mayat.

Beri, vote coment dan review kalau kalian suka cerita ini dan kalau ada kekurangan tolong beri tahu juga, kalau ada yang mau ngasih gift juga juga boleh. Makasih buat semua dukungan kalian dalam bentuk apapun itu see you :)

LynKuromuno707creators' thoughts
Nächstes Kapitel