webnovel

Tunangan (2)

Redakteur: Wave Literature

Meskipun ia telah memahami kebenaran di balik teknik tersebut, tubuhnya masih belum bisa mengikuti pikirannya. Ia benar-benar menginginkan sesuatu yang sempurna, namun kesempurnaan itu sulit untuk dicapai.

Namun, Li Qiye akan pernah berputus asa. Ia terus mempelajari seni bela diri sehingga terdapat peningkatan dalam setiap ayunan pisaunya. Setelah satu malam, ia telah mengayunkan pisau-pisau itu lebih dari 300 kali hingga perlahan-lahan mulai mendapatkan kebenaran yang sejati. Perlahan tapi pasti, setiap ayunan pisaunya menjadi lebih dan semakin akurat daripada sebelumnya.

Meskipun ia memiliki kenangan yang tidak terhitung jumlahnya sekaligus juga mengetahui rahasia-rahasia di balik teknik suci, ia juga menyadari bahwa jika dirinya benar-benar ingin menyingkirkan sosok Immortal Demon Grotto, maka ia harus berlatih lebih keras sampai sepuluh kali lipat, tidak, bahkan mungkin seratus kali lipat jika perlu – demi mencapai tujuannya sendiri. Di era sekarang ini, tidak ada seorangpun yang memahami sosok di balik Immortal Demon Grotto lebih baik daripada dirinya sendiri.

Dalam tiga hari belakangan, Li Qiye tidak pernah pergi meninggalkan villa. Ia mengasingkan dirinya sendiri di dalam kamar suci guna menyempurnakan gerakan pisaunya. Terdapat begitu banyak ketidakpastian dalam hidup, maka ia harus segera menjadi tangguh untuk menghadapi segala jenis petaka yang mungkin akan datang menghampirinya.

***

Tiga hari kemudian, perjalanan menuju Nine Saint Demon Gate akan segera dimulai. Hanya Nan Huairen dan seorang Pelindung dari sekte yang dipanggil dengan sebutan Mo yang ikut menemani Li Qiye.

Cleansing Incense Ancient Sect mempunyai total enam tetua, dua belas Pelindung, dan tiga puluh enam pemimpin seksional. Untuk berkunjung ke sebuah sekte raksasa seperti Nine Saint Demon Gate dengan hanya membawa tiga orang, ditunjang dengan derajat tertinggi dari ketiga tamu itu adalah sekelas Pelindung... maka tidak ada kata-kata yang pas untuk bisa mendeskripsikan hal ini.

Sebelum berangkat, Li Qiye menatap para anggotanya yang lusuh itu dan bertanya: "Hanya kita bertiga?"

Pelindung Mo – seorang master dari Nan Huairen, ia adalah orang yang tidak banyak bicara. Maka, setelah mendengar pertanyaan itu, ia hanya melirik Li Qiye tanpa menjawab apa-apa.

Berlawanan dengan masternya, Nan Huairen sedang memainkan peran yang menyenangkan sebagai kawan perjalanan; ia terbatuk guna mencairkan suasana, lalu mengeluarkan kata: "Saudara Pertama, seluruh tetua sedang mengasingkan diri untuk kultivasi; maka mereka tidak bisa mengikuti perjalanan ini."

Li Qiye mengerutkan bibirnya dan berseru dengan dingin: "Mengasingkan diri untuk kultivasi? Mereka hanya takut kehilangan muka. Pada akhirnya, mereka hanya percaya bahwa aku tidak akan pernah berhasil lolos ujian. Ketika aku tidak sanggup untuk lolos ujian maka itu tidak akan menjadi masalah bagi mereka. Tetapi, jikalau sampai mereka datang sendiri dan mendapati bahwa aku telah gagal sehingga mereka menjadi malu, maka itu adalah permasalahan yang sesungguhnya, benarkan?"

Nan Huairen tidak sanggup berkata apa-apa lagi selain hanya tersenyum kecut. Tapi bagaimana mungkin seorang mortal memiliki keyakinan kuat bahwa dirinya akan berhasil lolos dari ujian yang diberikan oleh sekte yang berada di level Emperor? Maka itulah sesungguhnya yang berada di kepala para tetua. Dan oleh karena itulah, mereka menolak untuk pergi, karena mereka yakin bahwa hasil dari ujian itu telah terlihat dengan jelas, sejelas langit yang terlihat di siang hari.

"Jangan khawatir, Saudara Terhormat." Nan Huairen masih mencoba untuk bersikap positif: "Nine Saint Demon Gate memang sedang menjauhi kita belakangan ini, itulah sebabnya para tetua tidak ingin menemani kita, apalagi sampai memicu konflik baru yang tidak penting."

"Hmmph, itu hanyalah Nine Saint Demon Gate, mereka tidak akan pernah mencapai puncak kejayaannya. Di era ini, meski seorang Nine Saint Virtuous Paragon masih hidup, maka mereka masih harus membungkuk dan menghormati Cleansing Incense Ancient Sect."

Pelindung Mo mencoba untuk mengacuhkan Li Qiye yang bersikap arogan. Ia hanya bisa mendengus dingin, dan tidak ingin berkata apa-apa.

Nan Huairen menjadi takut jikalau Li Qiye sampai bicara tentang hal-hal yang tidak sopan lain, maka ia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan: "Saudara Pertama, ini adalah masterku, seorang Pelindung dari sekte.

"Tolong jaga diri kami selama perjalanan ini." Li Qiye membungkuk dengan sebuah penghormatan dan sikap respek yang terukur – ia tidak terlihat memaksa apalagi terlihat lemah.

Pelindung Mo meliriknya sekali lagi dan berkata: "Mari kita pergi."

Setelah menyelesaikan kalimatnya, ia membalikkan badan dan beranjak pergi. Pelindung Mo adalah salah satu Pelindung yang lebih tua, maka tingkat kultivasinya adalah berada di atas rata-rata. Namun, ia tidak tahu bagaimana cara melakukan interaksi sosial yang baik dengan orang lain. Oleh karena itulah, derajatnya di dalam sekte benar-benar rendah jika dibandingkan dengan Pelindung lain. Jika tidak, maka ia tidak akan mungkin menjadi bagian dari perjalanan besar yang telah dikutuk sejak awal perjalanan.

Para petinggi dari sekte tahu bahwa perjalanan itu adalah sebuah pertunjukkan komedi dengan Li Qiye yang menjadi karakter utamanya. Jika para penontonnya tidak terhibur, maka kematian adalah satu-satunya jalan keluar. Dan hal itu menjadi sebuah alasan lain bagi keenam tetua untuk menghindarinya. Di sisi lain, para Pelindung-Pelindung lainnya juga menolak jikalau harus memimpin tim ini, maka tugas itu akhirnya jatuh di pundak Pelindung Mo.

Pelindung Mo juga meyakini bahwa tidak akan pernah ada hasil positif dari perjalanan ini – oleh karena itulah, suasana hatinya menjadi sedikit lebih buruk daripada biasanya.

Perjalanan panjang itu hanya diisi oleh kesunyian sampai mereka mencapai kuil agung dari Cleansing Incense Ancient Sect. Kuil agung itu adalah tempat yang luas dan bisa digunakan untuk menampung sepuluh ribu orang. Saat melihat ke seluruh penjuru dari Grand Middle Territory, maka akan teramat sulit jikalau harus menemukan tempat yang bisa dibandingkan dengan kuil ini, apalagi kuil ini memiliki begitu banyak warisan leluhur.

Kuil berwarna giok itu benar-benar terkesan kuno. Kuil itu dibangun dengan menggunakan batu-batuan surga serta kristal-kristal lain. Di atas langit-langit kuil itu ada sebuah kaligrafi yang dulunya digambar langsung oleh Immortal Emperor Min Ren. Kalimat yang tergambar di sana benar-benar memiliki aura keberanian, lebih-lebih itu memancarkan aura yang tidak terkalahkan. Setiap kata dan frasa yang tergambar di sana sepertinya dapat menghapus seluruh eksistensi yang ada di muka bumi ini. Maka, dari kuil agung ini, siapapun pasti akan menjadi takjub dengan kekuatan lama yang pernah dimiliki oleh sekte yang sedang sekarat itu.

Kuil itu adalah saksi atas semua penaklukan yang pernah dilakukan oleh para Emperor-Emperor agung. Min Ren sering menyelenggarakan upacara persembahan di tempat itu sebelum akhirnya melakukan perjalanan untuk menaklukkan seluruh Sembilan Dunia. Hanya seorang Immortal Emperor dari sebuah sekte yang mampu membangun kuil agung semacam itu.

"Bang…" sebagaimana saat pintu telah dibuka, maka terlihat sebuah gerbang di dalamnya. Gerbang itu berwarna sekaligus terbuat dari kristal-kristal suci. Gerbang raksasa itu memiliki berjuta-juta lubang serta gambaran dari Immortal Emperor. Setiap lubang yang ada di gerbang itu terisi oleh permata-permata murni.

Permata-permata murni terbentuk secara alami oleh kekuatan-kekuatan suci dari langit dan bumi, esensi inti daripada kekuatan-kekuatan itu yang memungkinkan permata-permata akhirnya terbentuk. Tujuan utama dari permata-permata itu adalah sebagai gerbang teleportasi untuk melakukan perjalanan yang jauh. Jarak yang bisa dicapai tergantung dari kuantitas serta kualitas dari permata-permata itu.

Sialnya, gerbang yang ada di depan mereka saat ini hanya memiliki sedikit permata-permata putih. Sekali lagi, Li Qiye menjadi murung saat mendapati bahwa sekte itu telah benar-benar sekarat. Di masa lalu, gerbang itu, dengan berjuta-juta permata di dalamnya, telah berhasil mengantar berjuta-juta tentara untuk melintasi tempat-tempat terjauh dari Sembilan Dunia. Seluruh lokasi akan bisa dijangkau oleh gerbang itu selama orang-orang yang ingin menggunakan itu mengerti tentang titik koordinatnya.

Mereka semua masuk ke dalam gerbang, lalu dalam satu kedipan mata – mereka semua telah berhasil berpindah ke lokasi yang benar-benar berbeda.

Grand Middle Territory benar-benar luas dan membentang ratusan juta mil. Terdapat begitu banyak sekte yang tersebar di bawah kepemimpinan lima belas negara. Namun, terdapat beberapa monster besar seperti Kingdom dan Ancient Kingdom yang memiliki milyaran mil sebagai wilayah mereka pribadi.

Jika seseorang ingin terbang melintasi seluruh negeri, maka ia akan membutuhkan bertahun-tahun lamanya kecuali ia adalah seorang Enlightened Being atau Heavenly King. Sebab, seorang Named Hero atau Royal Noble juga tidak akan pernah sanggup melintasi tempat itu dalam waktu yang cukup cepat. Apalagi, Grand Temple Territory hanyalah salah satu bagian dari Mortal Emperor World.

Mortal Emperor World juga dikenal sebagai Emperor Boundary atau Emperor Country yang memiliki lima wilayah yang berbeda-beda. Di sisi utara terbentang Northern Grand Sea, lalu di sisi selatan adalah Barren Earth, di sisi timur terdiri dari Hundred Cities, sedangkan di bagian barat adalah Desolate Wasteland, sehingga di bagian tengah daripada Mortal Emperor World adalah Grand Middle Territory.

"Bang…" Li Qiye dan para pengantarnya telah tiba di gerbang masuk Nine Saint Demon Gate.

Saat mereka melangkah, mereka dapat merasakan bahwa esensi-esensi suci alami yang berada di sana adalah lebih tinggi daripada tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi. Sejauh mata memandang, ini adalah benar-benar sebuah sekte surgawi.

Wilayah dari Nine Saint Demon Gate terbentang jutaan mil jauhnya. Wilayah itu penuh dengan pegunungan dan sungai-sungai yang memiliki air terjun raksasa yang indah, serta banyak pohon-pohon besar yang menembus langit. Sejauh mata memandang, mereka juga bisa melihat terdapat beberapa istana marmer yang mengambang serta bersembunyi di belakang awan. Di bawah kolong langit, siapapun mampu merasakan sebuah aura yang menekan dan memancar kuat di sepanjang daratan. Seseorang yang menyaksikan itu akan mengira bahwa aura itu berasal dari percikan-percikan harta karun surgawi.

Itu adalah gambaran untuk sebuah sekte yang sangat kuat. Dengan melihat suasana sekaligus wilayah yang membentang itu, maka tidak mengherankan jikalau mereka mampu memerintah seluruh negeri. Sebagai perbandingan, Cleansing Incense Ancient Sect seperti seorang kakek tua yang miskin yang sedang berada di penghujung hidupnya.

"Aku tahu bahwa itu adalah Kakak Saudara Mo, lama tidak berjumpa." Ketika mereka bertiga meninggalkan gerbang itu, seorang lelaki tua sedang memimpin para murid-muridnya untuk melakukan penyambutan.

Lelaki tua itu adalah pemimpin seksional dari sekte Demon Gate. Nama belakangnya adalah Fu – seseorang yang memiliki wajah dingin sekaligus tenang. Tatapan matanya menyiratkan sebuah kekuatan yang tangguh serta tubuhnya mengeluarkan sebuah cahaya aura yang berkilauan. Perawakannya membuat sesiapa yang memiliki jiwa yang lemah akan ketakutan saat menatapnya.

Meskipun ia hanyalah seorang pemimpin seksional, namun ia memiliki kekuatan yang setara dengan Named Hero – dimana itu bisa dilihat dari aura yang memancar di sekujur tubuhnya. Di Cleansing Incense Ancient Sect, hanya ada satu orang tetua yang pantas untuk menyandang gelar Named Hero.

"Apakah dia adalah murid utamamu?"

"Benar sekali, Li Qiye adalah murid utama sekte kami." Pelindung Mo tersenyum kecut. Bagaimanapun juga, talenta serta kemampuan milik Li Qiye bukanlah sesuatu yang benar-benar bisa dibanggakan.

"Ujian itu adalah sebuah ajang persahabatan. Saudara Mo tidak perlu khawatir tentang hal itu." Pemimpin Seksional Fu memperlihatkan senyum yang lembut.

Li Qiye tersenyum ke arah Pemimpin Seksional Fu, lalu secara elegan menunjukkan perasaannya: "Hanya sebuah ujian, ujian itu tidak akan pernah mencapai puncak."

Sectional Leader Fu mengacuhkan komentar sarkastik dari Li Qiye, lalu mengalihkan perhatiannya pada Pelindung Mo: "Saudara Mo, mohon ikuti saya."

Di dalam pikirannya, seorang Named Hero berdebat dengan seorang junior seperti Li Qiye adalah sama dengan menurunkan derajatnya hingga setara dengan junior itu.

Di sisi lain, Pelindung Mo sedang melirik Li Qiye dengan marah.

Nächstes Kapitel