Aura Ye Yuan melonjak tinggi. Vitalitasnya ternyata sekuat Dewa Sejati Cakrawala Kedelapan. Dia mengelak pedang Wang Ning dengan begitu lincahnya. Dia langsung melemparkan sebuah tinju.
Wang Ning hanya merasakan sebuah kekuatan yang mengerikan dengan suara lolongan di belakangnya. Namun, sudah terlambat kalau dia ingin menghindar dari tinju ini.
Duar!
Di tengah-tengah suara orang-orang yang ketakutan, Wang Ning hancur menjadi seawan kabut darah.
Cakar Naga Semesta ditambah dengan badan emas transformasi ke enam, kekuatan pukulan Ye Yuan sudah tidak kalah dengan Dewa Sejati Cakrawala Kesembilan.
Bagaimana bisa Wang Ning menahannya?
Ketika pemimpin-pemimpin melihat adegan ini, kulit kepala mereka menggelenyar. Bagaimana mereka masih berani menghadapi Ye Yuan? Semua orang berlari pontang-panting ke sana ke mari.
"Guru, selamatkan aku!"
"Selamatkan aku, Guru!"
....
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com