Mulanya, Naga Es penasaran bagaimana Tapir Mimpi Buruk menghindari serangannya. Setelah mengujinya dengan menyerang dua kali, ia akhirnya menyadari teknik yang digunakan Tapir Mimpi Buruk.
Naga Es mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan memandang Tapir Mimpi Buruk yang ada di bawahnya sambil menunjukkan ekspresi seolah ia memenangkan pertempuran. "Aku mungkin takut padamu jika kamu menguasai Aturan Ruang Tuhan, tapi sangat disayangkan kamu hanyalah Dewa Virtual. Tidak peduli seberapa kuat kemampuan ilahi kamu, bagaimanapun juga itu bukan aturan tuhan."
Naga Es membentangkan sayapnya lebar-lebar saat ia berbicara. Dalam sekejap mata, ia seakan-akan telah berubah menjadi patung es yang telah ada selama puluhan ribu tahun. Rasa dinginnya menyebar ke segala arah.
Dibandingkan dengan hawa dingin yang datang secara alami, hawa yang dingin sekali ini jelas mengandung aturan tuhan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com