Ekspresi Gu Ruoyun berubah sangat serius saat menatap kawanan hewan roh yang mengamuk. Akan tetapi, dia tidak berani menunjukkan keraguan dalam pergerakannya. Pedang patah bersinar dengan cahaya tajam ketika menebas hewan roh lainnya.
Dibawah langit yang berlumuran darah, pegunungan yang tadinya berwarna merah darah kini semakin menyala. Hewan roh yang sangat banyak terus berjatuhan di depan matanya, tak lama setelah itu, jasad-jasad hewan roh menumpuk menjadi bukit kecil.
Sayang sekali, tak peduli berapa banyak hewan roh yang Gu Ruoyun bunuh, hewan roh yang lebih banyak akan muncul dalam jumlah yang tak terhitung seolah-olah pembunuhan ini tak akan pernah berakhir.
Diserang oleh sekawanan hewan roh yang sangat banyak, Gu Ruoyun tak bisa bertahan lebih lama lagi sekalipun dia punya energi spiritual lebih.
BUG!
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com