Pintu gerbang halaman itu terbuka, dan Du Lingfei, Feng Yan, dan Bai Xiaochun sepenuhnya waspada saat mereka mengintip ke dalam. Bai Xiaochun begitu gugup hingga ia mulai menampar jimat-jimat kertas ke seluruh tubuhnya.
Sosok yang baru saja muncul memegang lentera di tangannya, dan berdiri di gerbang yang terbuka itu, terbungkus dalam bayangan saat ia memandang mereka bertiga.
"Mengapa, boleh saya tanya, kalian bertiga datang ke Klan Luochen pada malam yang gelap ini?"
Cahaya yang berkerlip dari lentera itu nyaris menampakkan seorang pemuda, berdiri di sana melihat mereka dengan tenang. Ia mengenakan jubah hijau panjang, dan wajahnya pucat dan tanpa warna darah.
Setelah melihat bahwa seseorang telah muncul. Feng Yan dan Du Lingfei menghela napas lega. Entah bagaimana, perasan menyeramkan yang mereka alami beberapa saat yang lalu mereda sedikit.
Feng Yan mengatupkan kedua tangannya dan berkata, "Halo, Rekan Taois. Kami murid dari Sekte Aliran Ilahi, berkunjung untuk menanyakan beberapa pertanyaan."
Pada titik ini, Du Lingfei telah memperhatikan banyak perisai yang berkelip di sekitar Bai Xiaochun, dan alisnya mengerut sebagai tanggapan.
Bai Xiaochun tidak memperhatikan wajah Du Lingfei. Entah mengapa, fakta bahwa seorang pemuda telah muncul tidak menyebabkan sensasi bahaya intens yang ia rasakan berkurang.
"Ah, Rekan-Rekan Taois dari Sekte Aliran Ilahi," pemuda itu berkata. "Silakan, masuk, dan kita dapat mendiskusikan masalah …." Kelipan lentera itu membuat bayangan di wajah pemuda itu, membuat sulit untuk melihatnya dengan jelas saat ia berbalik dan berjalan pergi.
Gerbang halaman itu kemudian terbuka lebar untuk membiarkan ketiga murid itu masuk.
Feng Yan ragu sesaat, kemudian berjalan melalui gerbang itu. Du Lingfei mengikuti di belakangnya. Adapun Bai Xiaochun, ia melihat sekeliling untuk sejenak sebelum menggertakkan giginya dan dengan hati-hati memasuki halaman itu.
Bahkan saat gerbang besar itu menutup di belakang mereka, dua singa batu di bawah lentera di luar tiba-tiba menoleh untuk melihat ke arah gerbang, mata kedua singa itu berkelip dengan cahaya berwarna darah.
Di dalam halaman itu ada jalan batu kapur hijau yang berkelok-kelok melalui berbagai tanaman dan batu-batu hias. Cahaya bulan yang redup bersinar, membuat segalanya menjadi setengah bayangan. Satu-satunya cahaya datang dari lentera, yang berayun-ayun di tangan pemuda itu.
Mereka berempat berjalan di jalan itu, dikelilingi oleh keheningan yang suram. Tempat ini nyaris tampak seperti sebuah dunia yang berbeda dari dunia yang berada di luar gerbang.
Pada sisi kanan jalan itu ada beberapa pohon buah-buahan, sarat dengan buah merah. Anehnya, meskipun tidak ada angin di dalam halaman itu, dedaunan pohon-pohon itu tiba-tiba bergemerisik.
Du Lingfei dan Feng Yan tampak semakin waspada dari sebelumnya, dan Bai Xiaochun, yang berada terakhir dalam barisan itu, melihat dengan hati-hati ke semua arah. Entah mengapa, pepohonan buah yang bergemerisik itu tampak sangat aneh.
Perlahan, aroma seperti darah segar tercium, samar, tetapi pada saat yang bersamaan, juga jelas.
Jantung Bai Xiaochun mulai berdebar, dan ia baru akan mengatakan sesuatu ketika, tiba-tiba, buah-buahan mulai berjatuhan dari pohon-pohon buah itu, mendarat di tanah dan menggelinding ke arah Bai Xiaochun dan yang lainnya. Anehnya, wajah-wajah dapat terlihat pada buah-buahan itu, wajah-wajah kekanak-kanakan dengan senyum lebar yang nyaris seperti telah dilukis.
"La la la! Halo!"
Lengan dan kaki mencuat dari buah-buahan itu, dan saat mereka berlari ke arah Bai Xiaochun dan yang lainnya, mereka mengatupkan tangan mereka dan kemudian mulai melompat dalam lingkaran mengelilingi kelompok tiga orang yang terkejut itu.
Pada saat yang sama, buah-buahan itu mulai berseru dengan suara gembira: "Bibi berkata untuk bersikap baik dan tidak menangis! Kami hanya boleh tertawa! Buah yang matang adalah buah yang terbaik!"
Suara mereka sangat menawan dan manis saat mereka menari berputar dan mulai menyanyikan lagu pengantar tidur anak-anak. Sekarang karena mereka begitu dekat, aroma wangi yang manis dapat tercium. Aroma itu sangat manis memuakkan, sesungguhnya, saat menghirup aroma itu, Bai Xiaochun dan yang lain merasa seolah-olah mereka akan memuntahkan isi perut mereka.
Ketika buah-buahan itu terlalu dekat pada pemuda dengan lentera itu, pemuda itu sama sekali mengabaikan mereka, dan bahkan menginjak beberapa dari mereka, menghancurkan mereka. Namun, buah-buahan yang hancur itu merangkak berdiri lagi, tersenyum saat mereka melanjutkan menari dan menyanyi.
"Apa-apaan ini?!" Feng Yan berseru, matanya berkelip. Ia melambaikan lengan bajunya, menyebabkan embusan angin tersepak dan mengirim beberapa buah-buahan terbang melayang. Setelah jatuh ke tanah, mereka kembali berdiri dan bergabung kembali dalam lingkaran itu, tertawa dengan keras seperti sebelumnya.
Bai Xiaochun merasa bulu kuduknya meremang, dan pada titik ini ia sepenuhnya dikelilingi oleh perisai-perisai yang berkelip.
Du Lingfei melihat buah-buahan itu semua berpegangan tangan dan menyanyi, dan ekspresi wajahnya berkelip dengan rasa takut. Menekan rasa jijik di hatinya, ia menggertakkan giginya, dan matanya yang seperti phoenix mengilas dengan kemarahan. Ia baru akan melakukan gerakan mantra ketika tiba-tiba, wajah buah-buahan itu berubah ketakutan.
"Bibi datang!" teriak mereka, berlari tunggang-langgang kembali ke pohon dan melompat kembali ke posisi semula mereka. Segera, suara tawa dan nyanyian mereka memudar, dan mereka tampak tak lebih dari buah-buahan biasa.
Pemuda dari Klan Luochen tidak menoleh ke belakang pada mereka, tetapi mereka dapat mendengar suaranya ketika ia berkata, "Itu adalah buah-buahan roh yang dibawa pulang para pemimpin dari kedalaman Pegunungan Bintang Jatuh. Bagaimana nyanyian mereka menurut kalian, Rekan Taois? Mereka suka menyanyi."
Ekspresi tak sedap dipandang muncul pada wajah Feng Yan dan Du Lingfei saat mereka berjalan mengikuti.
Bai Xiaochun masih di bagian belakang. Tiba-tiba, rasa takut yang dingin naik di dalam dirinya saat ia menyadari bahwa … sepasang langkah kaki bisa terdengar!
Tap, tap, tap ….
Mustahil untuk menentukan kapan tepatnya perkembangan ini terjadi, tetapi saat ini … jelas ada lima orang yang berjalan di jalan itu!
Mungkin langkah kaki itu telah tercampur dengan langkah kaki mereka saat mereka masuk ke halaman, dan mereka tidak memperhatikan karena buah-buahan yang aneh itu. Tetapi sekarang, dalam keheningan yang mengikuti perilaku buah-buahan yang mendadak itu, suara langkah kaki tambahan itu sangat mencolok.
Langkah kaki yang menggema itu menyebabkan Bai Xiaochun menggigil. Apa yang paling menakutkan adalah bahwa langkah kaki itu datang dari belakangnya. Tiba-tiba, angin sepoi-sepoi yang dingin sepertinya menjalar di punggungnya, seolah-olah ada seseorang di belakangnya, bernapas padanya.
"Hei teman-teman …." ia berkata, "apakah kalian sadar … ada sepasang langkah kaki lain?" Saat bulu kuduk di punggung leher Bai Xiaochun meremang, wajah Feng Yan berkelip saat ia juga mendeteksi langkah kaki itu.
Pupil mata Du Lingfei mengerut, dan ia mulai terengah-engah.
Mereka bertiga tiba-tiba berhenti berjalan, dan saat mereka berhenti, suara langkah kaki lain itu juga lenyap.
Jantung Bai Xiaochun berdebar. Menggertakkan giginya, ia perlahan menolehkan kepalanya untuk mendapati dirinya menatap sepasang mata wanita muda yang mengenakan jubah merah!
Jubahnya berayun dengan lembut, dan wajahnya pucat, seolah-olah ia telah mati. Wanita itu tersenyum aneh pada Bai Xiaochun sejenak sebelum bibirnya bergerak, dan ia berkata, "Api ini tidak akan berhasil, tolong aku."
Ketiba-tibaan apa yang terjadi menyebabkan Bai Xiaochun melompat ke udara dan berteriak. Wanita muda berjubah merah itu tiba-tiba berubah menjadi seberkas cahaya yang lenyap dalam sekejap mata.
Wajah Bai Xiaochun pucat pasi saat ia melihat ke sekelilingnya, tetapi tidak ada apa-apa di sana … kecuali gema suara teriakannya sendiri.
Du Lingfei dan Feng Yan melihat sekeliling dengan takut. Meskipun mereka tidak melihat sosok tidak biasa seperti yang dilihat Bai Xiaochun, jantung mereka tetap berdebar.
Kemudian, suara seorang wanita tiba-tiba terdengar, menyanyikan sebuah lagu. Lirik lagu itu melintas di halaman, aneh dan misterius, nyaris seperti lagu pengantar tidur yang dinyanyikan untuk menenangkan bayi. Suaranya saja menyebabkan kegelapan itu tampak semakin membuat merinding dari sebelumnya.
"Bayi kecil yang baik, waktunya tidur; angin bertiup dan nyala api melompat; jangan menangis dan jangan mengintip …."
"Cukup dengan tipuan ini!" Feng Yan berkata tanpa berpikir, jelas gugup. Ia langsung melakukan sebuah gerakan mantra, memanggil sebuah pedang terbang, yang mulai berputar di sekelilingnya.
Bersamaan dengan itu, sang pemuda dengan lentera berbalik untuk memandang mereka. Cahaya berkelip dari lenteranya membuatnya tampak lebih aneh dari sebelumnya.
"Mengapa kalian berdiri saja di sana? Ayo, mari kita lanjutkan." Ia tersenyum, sebuah senyuman yang entah mengapa sangat tidak wajar.
Feng Yan menarik napas dalam-dalam, kemudian matanya berkilas dengan cahaya ganas saat ia berkata, "Tidak, kami tidak akan ke mana-mana. Begini, kami di sini untuk menyelidiki kehilangan salah satu rekan murid kami. Rekan Taois, apakah kebetulan kau ingat orang seperti kami datang kemari kira-kira lima bulan yang lalu?"
Du Lingfei telah mengeluarkan sebuah alat sihir, dan matanya bersinar dalam konsentrasi.
"Tidak, kurasa tidak," jawab pemuda itu. Kata-katanya yang diucapkan dengan lembut melayang di udara dan tampak selaras dengan suara nyanyian wanita itu.
"Rekan Taois," Du Lingfei tiba-tiba berkata, "mengapa tidak ada rekan anggota klanmu yang ada di sini?"
Senyum pemuda itu melebar hingga ke titik di mana senyuman itu tampak tidak wajar. "Oh mereka sedang keluar untuk urusan bisnis. Apakah kalian sudah selesai bertanya?"
"Ya, kami sudah selesai di sini," kata Feng Yan. "Kami akan pergi sekarang." Dengan itu, ia berbalik untuk berjalan ke arah keluar di jalan itu. Du Lingfei mengikuti, dan mengenai Bai Xiaochun, ia telah lama kabur, dan berada jauh di depan mereka.
Senyuman pemuda itu sekarang begitu lebar hingga sudut-sudut bibirnya mulai sobek terbuka, nyaris seolah-olah kepalanya akan terbelah dua! "Jika kau tidak mau berjalan lebih jauh, paling tidak kalian dapat tetap di sini … tetap di sini untuk menemani kami …."
Lentera itu tiba-tiba berubah menjadi warna kehijauan, membuat seluruh halaman itu bahkan lebih gelap dari sebelumnya. Bahkan saat kata-kata tersebut meninggalkan mulut pemuda itu, ia mulai melayang di udara ke arah Feng Yan.
Wajah Feng Yan ternganga, dan ia melakukan gerakan mantra dan menunjuk, mengirimkan pedang terbangnya melesat ke arah pemuda itu. Suara ledakan terdengar saat pemuda itu membiarkan pedang itu menusuknya. Kemudian senyumnya semakin lebar saat ia melesat maju ke arah Feng Yan.
Terengah-engah, Feng Yan mundur, pada saat yang sama ia mengeluarkan sebutir pil obat hitam, yang ia lemparkan ke tanah. Suara ledakan yang berderak menggema saat pil itu kemudian meledak.
Serangan pemuda itu terkena ledakan tersebut dan mengirimnya terhuyung mundur, tubuhnya dipenuhi luka-luka. Namun, ia ternyata tidak merasakan sakit sama sekali. Tetap tersenyum, ia melesat ke udara secepat layang-layang di hari berangin, untuk sekali lagi menyerang Feng Yan.
Di tempat pil obat itu meledak, sekarang tampak banyak garis-garis bercahaya, yang semuanya memancarkan aura kuat kematian saat garis-garis itu mulai membentuk, seolah-olah memperbaiki diri mereka sendiri.
Segera setelah ia melihat desain di tanah, Feng Yan berseru kaget, "Ada formasi mantra di sini! Ini Formasi Bayang Neraka!"
Pada saat yang sama, batu kapur hijau di bawah kaki Du Lingfei mulai bergetar, dan kemudian banyak mata terbuka pada batu kapur hijau itu. Tangan-tangan kurus, seperti mayat, sekurus ranting terulur. Tepat di bawah permukaan kulit pada tangan-tangan itu, ada makhluk seperti cacing yang tak terhitung jumlahnya, menggeliang-geliut. Tangan-tangan itu … meraih kaki kanan Du Lingfei.
Suara-suara muncul dari batu kapur hijau itu, suara yang seram yang membangkitkan rasa takut.
"Rasanya sakit ketika kau menginjak kami …."
"Ayo. Ayo ikut bersama kami …."
Wajah Du Lingfei pucat. Dengan cepat dia melakukan gerakan mantra dan menunjuk, menyebabkan sebuah bendera terbang keluar dari tas penyimpanannya. Bendera itu langsung berubah menjadi dua hewan liar kabut, yang berputar-putar di sekitarnya sebagai pertahanan. Bersamaan dengan itu, sebuah pedang terbang muncul, dan cahaya pedang yang berkilau itu memutus tangan yang telah meraih kakinya, memungkinkannya untuk melangkah mundur.
Adapun Bai Xiaochun, nyanyian wanita itu tiba-tiba semakin keras di telinganya.
"Jangan menangis dan jangan mengintip …."