Si pengikut Tao meletakkan tali panjang dan menatap lelaki yang memesona itu. "Lelaki homoseksual yang bodoh, pengikut Tao ini sudah membaca peruntunganmu—kau akan menghadapi bencana pertumpahan darah dalam beberapa hari lagi."
Lelaki yang memesona itu menyeringai. "Kau benar-benar berpikir bahwa kau ini seorang pengikut, ya, cenayang bodoh!"
Saat pengikut itu mendengar hal itu, wajahnya yang memesona berubah dan senyuman kelam, bengis tampak di wajahnya. "Kau… mencari mati?"
"Oh… coba saja!" Lelaki itu melirik dengan genit; binar di matanya setajam ujung pisau, mengubahnya menjadi orang yang benar-benar berbeda dari sebelumnya.
"Huahua, dia sudah menghancurkan seisi dunia. Aku pikir sebaiknya kau jangan coba-coba dengannya," orang asing itu mengingatkannya dengan maksud baik.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com