webnovel

Kekasihku Yang Tampan

Redakteur: Atlas Studios

Mendengar apa yang Xu Yi katakan, Ye Wan Wan tidak menanyakan lebih jauh melainkan menggerutu, "Untung kamu datang tepat waktu. Kalau tidak, aku akan jadi kekasih orang lain. Ling Dong dan aku bertaruh; jika dia mendapati semuanya adalah bohong dan kekasihku tidak datang, maka aku akan menjadi kekasihnya…"

Tatapan dingin terlihat di mata Si Ye Han yang nyaris menjalar sebelum gadis itu kembali menyuarakan kemenangan dan kegembiraannya, "Karena kamu berjanji akan datang, aku tahu kamu benar-benar akan datang jadi aku bertaruh dengannya tanpa berpikir panjang soal itu! Pergi dengan melihat reaksi Ling Dong barusan, dia benar-benar akan menyerah kali ini. Lagi pula, kekasihku begitu tampan! Kamu bisa kalahkan dia di kontes rupawan dalam sekejap meskipun kamu menggunakan penutup wajah!"

Mendengar kegembiraan gadis itu, tatapan dingin Si Ye Han seketika memudar; sudah jelas bahwa Ye Wan Wan berhasil.

Xu Yi terharu mendengarnya.

Meskipun dia menggunakan penutup wajah? Nonaku, jika saja anda mengatakannya dari awal, maka orang seperti kami tidak harus menderita malam ini!

Xu Yi akhirnya mengerti dengan 10 ribu pujian dari mereka semua tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan satu pujian "tampan" dari gadis itu.

Tempat restoran tidak terlalu jauh dari sekolah dan mereka tiba di tempat tujuan tidak lama setelah itu.

Ye Wan Wan melompat dari punggung lelaki itu, "Aku di sini!"

Lelaki itu berbalik dan menatap gadis di hadapannya, raut wajahnya nampak dingin kembali.

Ye Wan Wan merasa suasana hatinya benar-benar seperti cuaca di bulan Maret--mendung dan tidak dapat diprediksi.

Di waktu yang bersamaan, di taman bunga kecil yang tidak jauh dari tempat Ye Wan Wan dan Si Ye Han berada, berdiri dua orang murid: seorang laki-laki dan perempuan.

Perempuan itu terlihat manis dan menarik, memakai rok pendek berwarna merah muda dan menggenggam kotak karton yang dibungkus rapi di tangannya. Perempuan itu berdiri tersipu malu di hadapan laki-laki itu, "Si… Si Xia… Aku… Aku menyukaimu… Aku buatkan kamu coklat-coklat ini sendiri… Aku harap kamu menyukainya…"

Laki-laki yang berdiri di hadapannya itu memakai baju tidur berukuran besar terlihat seperti baru saja datang dari asramanya sebelum tidur. Tetapi penampilannya itu tidak menghilangkan pesonanya sama sekali, melainkan, membuat ia terlihat lebih sederhana dan santai seperti biasanya, membuat hati perempuan itu berdebar-debar.

Saat itu, lelaki yang wajahnya mampu memikat semua perempuan terlihat begitu cuek dan tidak peduli, merasa resah dan terganggu, "Aku tidak suka makanan manis."

Wajah perempuan itu memucat. Dia bersikap seolah ia tidak peduli dan bicara dengan memohon, "Baiklah… Kalau begitu aku akan buat sesuatu yang berbeda lain kali…"

"Dan aku tidak menyukaimu."

Setelah laki-laki itu selesai bicara, dia berbalik arah dan segera pergi tanpa menghiraukan perempuan itu.

Baru saja dia jalan menuju asrama, lelaki itu tiba-tiba mendengar suara yang sudah tidak asing dari arah genangan air yang tenang--"Aku di sini!"

Si Xia terhenti dan tanpa sadar berbalik arah menuju asal suara itu.

Ye Wan Wan?

Laki-laki itu mengerutkan alisnya dan bersembunyi di bayangan. Dia melihat melalui celah dahan-dahan pohon dan melihat di bawah lampu jalan di dekatnya, Ye Wan Wan berdiri di sana berbincang dengan seorang lelaki.

Lelaki itu membelakanginya dan Si Xia hanya dapat melihat sosok yang samar-samar, namun sekilas, raut wajah Si Xia berubah.

Si Ye Han!!

Bagaimana mungkin?

Raut wajah Si Xia dipenuhi rasa ketakutan dan rasa heran. Dia kembali memperhatikan dan melihat Ye Wan Wan berjinjit dan mencium pipi lelaki itu. "Sampai bertemu lagi!"

Ye Wan Wan kemudian pergi sambil berbalik arah dan melambaikan tangannya ke arah lelaki itu.

Saat itu, tubuh ramping yang terlihat dingin itu berbalik arah dan lelaki itu mengulurkan tangannya untuk meraih gadis yang belum pergi begitu jauh. Dia membawa gadis itu dalam pelukannya dengan satu gerakan, menekuk tubuhnya dan memberikan satu ciuman terakhir, penuh dengan gairah…

Saat Si Xia melihat wajah lelaki itu, dia merasa kaget dan berdiri diam terpaku…

Nächstes Kapitel