webnovel

Bukan Perkelahian... Tetapi Kencan!

Redakteur: Atlas Studios

Ketiga perempuan tersebut: "…"

Semua murid di kelas: "…."

Ye Wan Wan diam terpaku.

Ketiga perempuan itu salingmelihat satu sama lain dan membutuhkan waktu yang lama untuk sadar kembali. Lalu mereka segera melanjutkan…

"Dong… Kakak Dong… Apa yang kamu katakan?"

"Apa yang kamu maksud dengan Ye Wan Wan adalah salah satu temanmu?"

"Dong, apa kamu membuat kesalahan?"

Wajah Ling Dong diliputi oleh kekesalan, "Aku serius dengan apa yang kukatakan, sungguh. Ye Wan Wan adalah salah satu temanku; tidak seorangpun boleh mengganggunya! Apa kamu tidak mengerti bahasa Inggris? Kalau kamu mengerti pergi sana!"

Mereka bertiga adalah pengikut setia Cheng Xue dan yang kebetulan, akrab dengan Ling Dong. Kejadian tersebut merupakan pertama kalinya Ling Dong berbicara dengan nada tinggi kepada mereka dan mata mereka memerah setelah dibentak. Awalnya, mereka ingin menentang tetapi setelah melihat wajah mengerikan Ling Dong, mereka tidak berani dan hanya mampu menyentakkan kaki lalu bergegas menghampiri Cheng Xue.

Setelah mereka bertiga pergi, Ling Dong melihat Ye Wan Wan lagi dan raut wajah yang tadinya begitu mengerikan berubah menjadi kaku dan dingin.

Setelah ragu-ragu untuk beberapa saat, Ling Dong berbalik, menyodorkan kantong plastik berisi makanan ringan yang dipegangnya ke arah tangan Ye Wan Wan dan berkata dengan suara lembut, "Untukmu."

Ye Wan Wan melihat makanan ringan itu, merasa heran lalu terdiam, "…"

Ling Dong berdiri di depan meja Ye Wan Wan tanpa menunjukkan keinginan untuk pergi. Dia terlihat ragu-ragu untuk berbicara dan setiap kali dia membuka mulut untuk berbicara, Ling Dong menelan kembali kata-katanya. Butuh beberapa lama sampai akhirnya dia menarik napas panjang dan berkata, "Ye Wan Wan… Apa… Apakah kamu ada acara malam ini sepulang sekolah?"

"Malam ini?"

Sebuah kalimat tiba-tiba terlintas di pikiran Ye Wan Wan, kalimat yang biasa diucapkan orang-orang ketika mereka ingin berkelahi: "Jangan pergi sepulang sekolah."

Apa Ling Dong bersiap untuk memberiku pelajaran sepulang sekolah?

Ling Dong merasa Ye Wan Wan pasti salah paham kemudian dengan segera ia menambahkan, "Di sana… Di sana ada tempat makan yang baru saja buka di dekat sekolah… Apa kamu mau pergi bersamaku ke sana? Aku traktir!"

Semua murid yang berkerumun di sekitar: "…!!!"

Sial! Kenapa ini jadi berubah semakin dan semakin aneh?!

Ye Wan Wan mengernyitkan alisnya, apa yang sedang terjadi?

Ternyata bukan perkelahian tetapi… kencan?

"Tunggu tunggu tunggu tunggu… Maaf, Ling Dong, aku tidak mengerti sama sekali--lelucon apa lagi ini?" Ye Wan Wan berbicara terus terang.

Kenyataannya, semua orang yang berkerumun di sekitar pun tidak mengerti. Kejadian itu masuk akal jika Ling Dong memang tidak berani mengganggu Ye Wan Wan karena Zhao Xing Zhou, namun meskipun begitu, Ling Dong tidak perlu bertindak terlalu jauh dengan mengatakan Ye Wan Wan adalah temannya, kan? Dan sekarang, dia bahkan mengajak Ye Wan Wan keluar untuk makan malam?

Apa yang terjadi selama dua hari libur sekolah yang singkat itu?

Mendengar ucapan Ye Wan Wan, raut wajah Ling Dong merengut dan dengan kecewa ia berkata, "Ini bukan lelucon!"

Ye Wan Wan tersenyum, "Ling Dong, orang yang berterus terang tidak menggunakan sindiran. Apa yang sebenarnya kamu pikirkan? Cepat katakan saja!"

Ling Dong berdiri dan melihat ke arah Ye Wan Wan, tangannya mengepal erat hingga buku-buku jarinya berbunyi.

Ketika baru saja Ye Wan Wan berpikiran bahwa Ling Dong akan memukulnya, dia mendengar Ling Dong tiba-tiba mengatakan---"Ye Wan Wan, aku menyukaimu!"

Ye Wan Wan terkejut, "…" Huh?

"Puff… uhuk uhuk uhuk…" Si Xia, yang sedang mengamati begitu santai di sebelah, merasa tidak tahan lagi. Dia tersedak dan mulai batuk dengan kencang.

Semua murid di kelas merasa kaget dan semuanya terlihat seperti mereka baru saja melihat hantu.

"Sial! Apa yang barusan kudengar? Dong benar-benar menyatakan perasaannya kepada si jelek aneh, Ye Wan Wan!!!" teman Ling Dong ternganga.

Raut wajah teman laki-laki lainnya begitu terkejut, "Dong, apa kamu sudah gila?"

Nächstes Kapitel