webnovel

Wajah Aslinya, Terlihat!

Redakteur: Atlas Studios

Ye Wan Wan tidak sedang mengantuk jadi ia duduk di dekat danau dan melamunkan tentang berbagai hal.

Di saat dia sedang hanyut terbawa oleh lamunannya, suara langkah kaki datang dari arah belakangnya.

Seseorang berjalan sambil menggerutu dan mengumpat lalu duduk di kursi dengan arah menyerong di belakangnya.

"Kurang ajar kamu, Zhao Xing Zhou! Biadab kamu! Aku akan pergi ke dinas pendidikan untuk melaporkanmu atas penganiayaan murid! Dasar tidak waras!"

Danau kecil itu begitu sunyi pada malam itu jadi Ye Wan Wan dengar semua umpatan lelaki itu.

Mendengar gerutuan dan umpatan itu, orang yang berbicara itu terdengar seperti Ling Dong yang menaruh ember air di atas pintu kelas untuk mengganggunya, sang pahlawan laki-laki Cheng Xue.

Sepertinya dia baru saja disiksa oleh Zhao Xing Zhou! Zhao Xing Zhou benar-benar tidak bisa dikecewakan--dia bahkan tidak membebaskan Ling Dong di saat hari libur.

Ye Wan Wan duduk di bawah bayangan pohon besar sehingga Ling Dong tidak dapat melihatnya. Akan tetapi, Ye Wan Wan dapat melihat wajah kesal Ling Dong dengan jelas di bawah cahaya bulan; dia mempunyai dua lingkaran hitam yang besar di matanya, sekaleng bir di tangannya dan tumpukan kertas ujian matematika berceceran yang dia injak, menyisakan jejak kaki gelap di mana-mana.

"Ye Wan Wan, si jelek aneh itu! Dia telah membuatku menderita! Tunggu saja nanti! Jika aku tidak membunuhmu, nama belakangku bukan Ling!" Ling Dong meremukkan kaleng bir itu, raut wajahnya penuh dengan kesuraman.

Mendengar namanya disebut, Ye Wan Wan menggerakkan sisi bibirnya.

Kenapa jadi aku yang salah?

Hanya karena mereka ingin menggangguku, lantas aku menerimanya begitu saja?

Ling Dong merupakan pengganggu kecil sekolah, terkenal karena keangkuhan dan sifat keterlaluannya. Berhubung ayahnya adalah direktur sekolah, orang-orang yang terganggu olehnya hanya mampu menelan sendiri penderitaan itu dan bahkan para guru menjadi tidak peduli dan tidak berani untuk bersikap tegas padanya.

Merupakan suatu keberuntungan untuknya dapat berhadapan dengan guru seperti Zhao Xing Zhou kali ini. Jika itu orang lain, dia akan dibiarkan hanya dengan teguran.

Jika Ye Wan Wan adalah sasaran Zhao Xing Zhou, hari-harinya di sekolah tidak akan berjalan dengan mudah…

"Oh, si jelek aneh, kamu bahkan berani mempermainkan aku. Kamu ingin bermain-main denganku? Aku akan tantang kamu, mari kita lihat saja apakah kamu masih bisa bersikap sombong…"

Ling Dong terus memanggilnya si jelek aneh dan melanjutkan ocehannya yang seperti orang mabuk. Saat Ye Wan Wan mendengar kalimat akhirnya Ye Wan Wan tidak dapat menahannya lagi lalu dia berbatuk ringan dan berkata, "Ling Dong, kelihatannya kamu sedang mengatur jebakanmu sendiri dan disiksa oleh Zhao Xing Zhou. Bagaimana mungkin itu kesalahanku semua?"

"Ah--" mendengar ucapan di sampingnya tanpa aba-aba. Ling Dong begitu ketakutan hingga membuatnya terjatuh dari kursi. Butuh beberapa waktu untuknya segera sadar kembali. Dengan suaranya yang gugup, dia berkata, "Sial! Kamu… Kamu itu orang atau hantu?!"

Ye Wan Wan tidak dapat berkata apa-apa, "Bersikaplah seperti melihat hantu!"

"Kamu… Kamu Ye Wan Wan?" Ling Dong tidak dapat melihat dengan jelas orang yang berada di hadapannya tetapi saat dia mengenali suara gadis itu, raut wajahnya terlihat memburuk.

Tidak heran mengapa Ye Wan Wan terlambat, lelaki itu berkata dengan nada kesal, " Dasar jelek aneh! Beraninya kamu bicara! Jika bukan karena kamu berlama-lama untuk masuk ke kelas waktu itu, aku tidak akan semenderita ini! Aku beri tahu kamu, kamu sudah tamat! Selama aku masih di Qing He, jangan pernah berharap hari-harimu akan baik! Aku akan beri kamu rasa kematian!"

Ye Wan Wan menggaruk dahinya, lupakan, tidak ada yang masuk akal dengan bocah ini.

Melihat Ye Wan Wan beranjak berdiri untuk pergi, merasa tidak puas. Dia mengambil kaleng birnya, terhuyung menyusul dan berusaha meraih lengan Ye Wan Wan. "Orang aneh jelek, aku tidak bilang kamu boleh pergi! Diam di…"

Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, Ling Dong membelalakkan matanya dan menatap wajah mungil yang luar biasa mempesona di bawah cahaya bulan itu, tertegun…

Nächstes Kapitel