Saat itu, raut wajah Xu Yi terlihat sedikit panik, "Dokter Tiongkok tua itu begitu sangat terkenal--dia yang paling ahli dalam mengobati insomnia dan Anda pun berkonsultasi dengannya sejak awal… Saya sudah pindahkan rekaman CCTV dari kunjungan nona Ye… Lihatlah sendiri…"
Xu Yi membuka rekaman CCTV yang ada pada telepon genggamnya.
Ye Wan Wan membawa ransel sekolahnya dan duduk di hadapan Dokter Tiongkok tua itu dengan wajah serius.
"Nona kecil, di bagian mana Anda merasa sakit?" Dokter Tiongkok tua itu bertanya.
"Dokter, bukan saya yang sakit; Saya ke sini mewakili seseorang!" jawab Ye Wan Wan.
"Anda gadis kecil polos, bagaimana bisa Anda bertemu dokter dengan hanya mewakili seseorang?" Dokter Tiongkok tua itu mengernyitkan alisnya.
Ye Wan Wan segera menjelaskannya, "Dok, dengarkan saya. Kekasih saya mempunyai masalah serius dengan insomnia; dia sudah banyak mengunjungi dokter dan mencoba beberapa metode tetapi tidak ada yang berhasil. Dokter, Anda begitu terkenal dan dia sudah pasti pernah mencari pengobatan dari Anda sebelumnya. Saya di sini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai insomnia dan memahami seperti apa yang dia rasakan."
Dokter Tiongkok tua itu sedikit terkejut dengan apa yang baru saja gadis itu katakan dan juga sedikit tersentuh, "Anda, gadis kecil polos , begitu penuh perhatian. Tidak banyak dari keluarga pasien yang begitu perhatian sepertimu! Baiklah, saya akan beritahu kamu!"
"Terima kasih, dokter!" Gadis itu tersenyum sangat bahagia, mengeluarkan buku catatan dan pulpen, lalu mencatat dengan teliti.
Melihat kesungguhan gadis tersebut, dokter tua itu pun menjelaskan banyak informasi secara terperinci.
Raut wajah gadis itu begitu tulus sepanjang waktu dan bertanya pertanyaan-pertanyaan yang begitu mendalam dari waktu ke waktu, "Nenekku bilang bahwa insomnia jangka panjang akan mempengaruhi sifat temperamental seseorang, apa itu benar?"
Dokter Tiongkok tua itu mengangguk, "Jika kondisinya sudah separah itu, bukan hanya berdampak pada tubuhnya tetapi dalam jangka panjang, hal itu berdampak besar pada karakter seseorang dan kesehatan mentalnya. Hal itu bukan sesuatu yang bisa dikendalikannya dan sebagai anggota keluarganya, Anda harus lebih bisa memahami, peduli dan sabar dengan mereka!"
"Mhm, saya pasti pahami. Saya pernah memperburuk kondisinya dulu…" gadis itu merasa sangat bersalah, "Dulu, demi belajar untuk ujian, saya tidur hanya 3 sampai 4 jam per hari terus-menerus hingga seminggu. Kesengsaraan dari kurangnya tidur itu begitu menyiksa! Dokter, beri tahu saya lebih jauh dan ajari saya bagaimana membantunya sehingga dia bisa merasa lebih baik!"
….
10 menit durasi rekaman tersebut berakhir dan kamar itu kembali dalam suasana keheningan yang mengerikan.
Perhatian gadis itu, bagaimanapun, terngiang-ngiang di kupingnya.
Perasaan Xu Yi bercampur aduk; dia tidak sanggup mengutarakan apa yang ia rasa, "Tuan ke 9, kita… sepertinya sudah salah paham dengan nona Ye…"
Keheningan yang mengerikan ini terasa hingga beberapa saat saat tiba-tiba, suara ngilu terdengar hingga menusuk telingaari sebuat kursi yang bergesekkan dengan lantai.
Saat Xu Yi kembali tersadar, lelaki di depan meja sudah pergi.
Kamar tidur di lantai dua.
"Bang---", pintu tersebut secara paksa dibuka oleh seseorang.
Ruang kelam itu begitu dingin dan hampa.
Gadis itu tetap berada dalam posisi semula lelaki itu meninggalkannya di dalam sebelumnya. Tubuhnya meringkuk dan tidak bergerak sedikitpun. Saat gadis itu mendengar suara pintu terbuka, tubuh rampingnya menggigil dahsyat.
Si Ye Han berdiri pada posisi yang sama, tangannya mengepal, kakinya menapak di permukaan.
Matanya perlahan tertuju pada kantong plastik hitam di samping tempat tidur dan isi dari kantong itu tergeletak di lantai.
Si Ye Han perlahan berjalan ke arah kantong tersebut dan memungut kembali semuanya.
Beberapa bungkus obat herbal Tiongkok, lembar catatan rawat jalan, buku catatan berwarna merah muda…
Tertera di halaman itu, sebuah catatan tulisan tangan gadis tersebut…