webnovel

Belum Pernah Melihat Dia Tersenyum

Redakteur: Atlas Studios

Setelah membaca pesan singkat dari Ye Wan Wan, Si Xia merasa seolah tenggorokannya tercekik, hampir tersedak hingga mati.

Sejak ia kecil, Dia selalu menjadi pusat perhatian kemanapun dia pergi; belum pernah dia direndahkan seperti itu.

Jika gadis jelek ini mencari perhatian Si Xia, dia berhasil.

"Oh… jelek?"

Mendengar suara di sampingnya, Ye Wan Wan sadar isi pesan singkatnya telah terlihat. Tapi sama sekali bukan masalah baginya. Dia menggenggam telepon genggamnya, tersenyum dan berpaling ke bocah pemarah itu, "Kamu tidak perlu merasa minder. Sebenarnya, kamu tidak terlalu buruk--hanya saja tidak bisa dibandingkan dengan kekasihku!"

"…" Si Xia tidak pernah berharap untuk diperbandingkan dengan kekasihnya itu. Si Xia menghela napas dan memejamkan matanya. Si Xia bisa mati karena emosi jika dia lanjut berbicara dengan si bodoh ini.

Ye Wan Wan mengerutkan bibirnya, ck, lelaki itu tidak percaya padaku~

Di waktu yang bersamaan, di rumah lama keluarga Si:

Si Ye Han baru saja menyelesaikan pemeriksaan kesehatannya.

Selain Mo Xuan, di sana juga ada dokter senior. Di sebelah Si Ye Han, duduk seorang wanita tua berkisar umur 70-80 tahun.

Wanita tua itu berambut putih, menyulam seuntai manik-manik di tangannya dan memandang gelisah ke arah cucunya.

Dokter senior memeriksa detak jantung Si Ye Han, ekspresi wajahnya semakin dan semakin suram. Wanita tua itu melihat wajah muram dokter dan semakin lama semakin kelam.

Si Ye Han duduk di sofa dan minum teh tanpa menunjukkan ekspresi apapun setelah detak jantungnya diperiksa. Dia terlihat acuh tak acuh dengan kesehatannya sendiri.

Wanita tua itu bertanya cemas, "Dokter Mo, Dokter Sun, tolong beritahu saya yang sebenarnya, tanpa berbelit-belit. Bagaimana keadaan si Kecil ke 9?"

Mo Xuan melihat Si Ye Han, menghela nafas dan tidak berkata apa-apa.

Wanita tua itu melihat ke arah Mo Xuan seketika, "Kenapa Anda melihat dia?! Saya bertanya pada Anda!"

Mo Xuan keberatan untuk angkat bicara dan kemudian menjawab, "Keadaannya masih sama."

Wanita tua itu menggerutu, "Jangan coba-coba membodohi saya! Anda bilang dia hanya tidur beberapa jam kemarin, beberapa jam sehari sebelumnya, dan kemarinnya lagi juga!"

Mo Xuan tidak punya pilihan selain menjawab, "Kemarin lusa, hipnotisnya gagal dan sehari sebelumnya… itu juga gagal… tetapi semalam, Tuan Si kembali datang ke kebun Jin sekitar jam 3 pagi jadi saya belum bisa memberikan dia terapi lagi…"

Wajah wanita tua itu seketika berubah, "Tiga hari?! Tidak tidur selama tiga hari, lagi?!"

Mo Xuan tidak berani memberi tahu wanita tua itu bahwa jam tidur Si Ye Han memburuk sepanjang minggu ini.

Mo Xuan memperkirakan Si Ye Han akan berada pada ambang batasnya kemarin dan merasa khawatir akan ada masalah besar yang terjadi pada tubuhnya. Mo Xuan sedikit terkejut melihat kondisi Si Ye Han tidak seburuk yang diperkirakannya.

Dokter senior menghela napas dan berkata, "Nyonya, saya tidak akan menyembunyikannya dari Anda. Dua tahun ini, kesehatan Tuan Muda ke 9 sudah memburuk. Gangguan tidurnya semakin mempengaruhi temperamennya dan jika kita tidak segera menemukan obat yang efektif, saya khawatir…"

Wanita tua itu dengan mudah terprovokasi oleh ucapan yang belum selesai setelah kata "khawatir", "Apa gunanya jika saya mengerti? Kalian berdua sebaiknya memikirkan pengobatannya! Bukankah kalian ini dokter handal?" Kalian berdua bahkan tidak mampu menangani permasalahan kecil insomnia?"

Mo Xuan pasrah, "Nyonya, Permasalahan tuan ke 9 adalah persoalan psikologis. Kapanpun suasana hatinya membaik, dia bisa tidur lebih banyak. Kapanpun suasana hatinya memburuk, dia tidak akan bisa tidur meski hanya satu menit."

Wanita tua itu murka, "Kalau begitu pikirkan cara agar bisa meningkatkan suasana hatinya!"

Mo Xuan meringis dan berkata dalam hati, anda tau seberapa buruk temperamen cucumu--meningkatkan suasana hatinya? Lebih mudah bicara daripada melakukannya!

Sejujurnya, setelah sekian lama berada dekat tuan, saya belum pernah melihat dia tersenyum, ok?

Di saat suasana di dalam ruang tamu terasa semakin tegang, si dingin dan datar Si Ye Han duduk di sofa melihat layar telepon genggamnya dan melepas tawa kecil, "Oh…"

Nächstes Kapitel