webnovel

Gema Ketujuh

Redakteur: Wave Literature

"Ugh..."

Di tengah kamarnya, Lin Dong merasakan sinar matahari menimpa wajahnya saat berusaha membuka mata. Ketika melihat sinar matahari itu, Lin Dong langsung melompat dari kasurnya. Segera setelah kakinya menyentuh lantai, nyeri yang amat sangat menyergap tubuhnya hingga Lin Dong nyaris kehilangan pijakan.

"Ini..."

Rasa nyeri itu mengejutkannya. Rasanya seperti dia menghabiskan semalam suntuk hanya untuk berlatih.

"Jadi itu bukan mimpi?!"

Tiba-tiba, Lin Dong seperti menyadari sesuatu. Segera, dia mengeratkan giginya dan memposisikan dirinya membentuk kuda-kuda Penetrating Fist. Melihat caranya melayangkan pukulan, tampak seperti dia sudah melatih gerakan itu berkali-kali. Tapi dia tahu sebenarnya dia baru saja mempelajari teknik itu dari Lin Xiao kemarin.

Masih didalam kamar, pemuda tersebut mempraktekkan teknik itu dengan wajah serius, hingga serangkai suara gema muncul dari gerakan tangan yang bergesekan dengan pakaiannya.

Pa! Pa! Pa! Pa! Pa!

Ketika Lin Dong berhasil melancarkan 5 gema, dia berhenti. Terdapat campuran ekspresi terkejut, senang, dan sedikit ketakutan pada wajahnya.

"Bagaimana bisa aku menguasainya secepat ini..."

Lin Dong bergumam sambil menatap telapak tangannya. Dia bisa merasakan kalau 5 gema bukan batasnya. Malah, kalau dia mau, dia bisa dengan mudah melancarkan 7 gema sekarang!

Kemajuan latihan ini membingungkan Lin Dong. Di antara generasi muda di keluarga Lin, ada beberapa anak lain yang berlatih Penetrating Fist juga. Namun, dia adalah satu dari kasus langka yang bisa melayangkan 7 pukulan di usia semuda ini.

"Bagaimana ini bisa terjadi?"

Lin Dong mengernyitkan dahi, kedua alisnya menyatu. Beberapa saat kemudian, tangannya bergerak ke arah dadanya dan meraih jimat yang disembunyikan di saku dalam. Itu adalah benda yang diambilnya dari goa kemarin.

Apabila ada benda yang patut dicurigai dari tubuh Lin Dong, maka jimat itu akan jadi yang pertama.

"Memangnya benda ini sekuat itu?"

Saat Lin Dong memegang jimatnya, dia merasakan sensasi sejuk yang menyebar di telapak tangannya. Akibat kesejukan itu, nyeri di tubuhnya sedikit menghilang.

Mengabaikan emosi yang sedang bergejolak di hatinya, Lin Dong kembali menyembunyikan jimat itu ke dalam sakunya. Intuisinya mengatakan bahwa jimat itu memiliki kekuatan yang tidak biasa. Apabila berita itu sampai tersebar, akan dipastikan terjadi bencana. Maka dari itu, akan lebih baik apabila tidak ada yang tahu tentang itu.

Setelah menyimpan batu jimat itu, Lin Dong membuka pintu dan meninggalkan kamarnya. Pertama, dia akan memakan sarapan yang disiapkan oleh Liu Yan sebelum kembali ke goa batu. Saat ini tubuhnya penuh dengan nyeri. Apabila Lin Dong memaksakan latihan, pasti akan semakin melukai dirinya. Beruntung dia menemukan kolam batu tersebut, sehingga bagi Lin Dong itu semua bukanlah masalah.

Lin Dong kemudian meneteskan darah ke dalam kolam batu dan berendam di sana selama 30 menit. Nyeri di tubuhnya hilang seluruhnya dan kondisi tubuhnya kembali prima.

Dia merasakan kulit di tubuhnya, faktanya adalah—setelah berendam kulitnya menjadi lebih keras sekali lagi. Hal itu membuat Lin Dong tersenyum. Jika dalam kecepatan seperti ini, dia bisa masuk ke Tempered Body level 4 dalam 10 hari ke depan.

Setelah selesai berendam, Lin Dong memutuskan untuk memperagakan kembali teknik Penetrating Fist kembali. Kali ini dia menggunakan seluruh tenaganya.

Pa! Pa! Pa! Pa! Pa! Pa! Pa!

Tujuh gema!

Wajah Lin Dong memerah karena senang. Tangannya pun diturunkan yang juga menandakan sesi ini selesai. Dengan dirinya yang sudah bisa melayangkan 7 pukulan, Lin Dong percaya jika dia bertemu Lin Shan lagi, dia tidak akan kalah tanpa perlawanan seperti yang lalu.

Semangatnya mereda setelah Lin Dong kembali tenang. Dia terkekeh, kemudian keluar dari goa dan melanjutkan latihannya. Meski sekarang dia terbantu dengan keberadaan kolam batu yang sakti, Lin Dong masih memiliki prinsip dasar. Di dalam proses menguasai sesuatu, yang paling penting adalah dari diri sendiri. Bantuan dari luar memang bisa melancarkan prosesnya. Namun, seberapa jauh seseorang bisa menguasainya, masih bergantung pada usahanya sendiri.

Maka dari itu, meski dia memiliki bantuan dari kolam batu, Lin Dong paham jika dia harus terus berlatih keras. Karena itulah aset terbesar Lin Dong—kerja keras!

Satu hari telah berlalu. Suatu saat di malam hari, Lin Xiao datang untuk melihat kemajuan Lin Dong. Jika berkaitan dengan latihan Lin Dong, biasanya dia sangat keras dan galak. Namun, setelah mengetahui Lin Dong bisa melayangkan 3 pukulan beruntun dari Penetrating Fist, meski dia berusaha memasang ekspresi keras, sedikit jejak terkejut dan puas tak bisa disembunyikan di sana.

Melihat ekspresi ayahnya, Lin Dong diam-diam menghela napas lega. Di dalam hatinya, Lin Dong terkekeh membayangkan bagaimana ekspresi ayahnya jika tahu Lin Dong sudah bisa melayangkan 7 pukulan beruntun?

Di tengah gerahnya musim panas, setiap generasi muda anggota keluarga Lin melakukan latihan keras. Mereka tahu kalau kompetisi keluarga yang akan diadakan 6 bulan lagi itu amatlah penting.

Keluarga Lin bukanlah keluarga yang memiliki reputasi dan kekuasaan, sehingga mereka tidak bisa memberikan setiap anggota keluarganya fasilitas latihan yang terbaik. Namun, jika ada yang ingin mendapatkan fasilitas latihan ilmu bela diri terbaik dan ramuan terbaik dari keluarga Lin, orang itu harus membuktikan bawha dirinya luar biasa.

Sehingga, kompetisi keluarga ini adalah kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan talenta dan menonjolkan diri di tengah keramaian. Beberapa dari mereka, ini adalah kompetisi pertama, namun di sisi lain, hasil kompetisi ini menentukan nasib mereka seumur hidup.

Seseorang yang terus dilatih dan disiapkan oleh keluarga pasti berkembang lebih cepat daripada yang berlatih sendiri. Namun, tentu saja selalu ada pengecualian.

Ketika yang lainnya berlatih keras untuk menyambut kompetisi keluarga, Lin Dong tidak mendapat banyak masalah dalam pelatihannya. Kemudian, dalam 10 malam ke depan setelah dia tertidur, Lin Dong akan menemui 'guru' yang hebat, yang sedang menunggunya di ruangan gelap.

Setelah gema ketujuh, rasanya amat susah untuk menghasilkan gema selanjutnya walaupun telah berlatih. Setelah gema ketujuh, level kesulitannya bertambah drastis. Maka dari itu, setelah 10 malam latihan keras pun, Lin Dong baru bisa melayangkan gema kesembilan. Lebih dari pada itu, dia masih tidak mengerti bagaimana caranya menghasilkan gema kesepuluh.

Biar demikian, dia tidak berkecil hati. Dia tahu benar, bisa melayangkan 9 gema dalam latihan keras selama 10 hari saja sudah sangat luar biasa.

Dia sadar setelah melihat ekspresi ayahnya ketika menemani Lin Dong berlatih. Setelah Lin Dong menunjukkan 6 gema, Lin Xiao mulai melihat ke arah anaknya dengan tatapan curiga. Saat Lin Xiao pertama berlatih teknik Penetrating Fist pun butuh dua bulan penuh sebelum bisa mencapai ke tingkat ini. Namun, Lin Dong hanya butuh 10 hari untuk menyamainya. Setelah melihat kemajuan itu, Lin Xiao tidak bisa berkata-kata.

Selain Lin Dong berlatih teknik Penetrating Fist, dia juga melanjutkan latihan Tempered Body. Berkat efek dari kolam batu, dia bisa melipat gandakan porsi latihan yang diberikan Lin Xiao padanya. Setiap kali Lin Dong berendam di kolam batu, dia akan kembali segar bugar setelah berendam hanya 30 menit, dan siap untuk latihan berikutnya.

Meski latihannya sangat sakit dan melelahkan, efeknya terlihat jelas. Setelah beberapa hari, kulit di tubuhnya telah mengeras sedemikian rupa, dia bahkan bisa memukul batu tanpa melukai dirinya. Ditambah lagi, saat Lin Dong melakukan Penetrating Fist, dia menyadari kalau kekuatannya kini telah membesar lebih dari 1,5 kali!

Jika dengan kecepatan seperti ini, hanya butuh waktu sebentar sampai dia bisa masuk ke level 4 dari Tempered Body.

Nächstes Kapitel