Selama pikiran Xiao Yan kosong, kabut putih samar mendadak menggelora dari ujung stalaktit raksasa itu. Cahaya dari ujung stalaktit itu pun berangsur - angsur menjadi lebih intens. Saat cahaya itu bergelombang, setetes cairan krim, yang seperti sebuah titik cahaya, tiba - tiba menggumpal dan terbentuk, sebelum tetesan cairan ini bergoyang di ujung stalaktit. Akhirnya, hal itu meninggalkan stalaktit tersebut dan jatuh menembus udara, sebelum dengan lembut menghantam ke dalam cekungan di atas batu hijau.
Cairan dari stalaktit itu jatuh ke bawah, membuat permukaan cairan putih krim itu, yang hanya lima sentimeter dalamnya, membentuk riak. Namun, tidak setetes cairan pun terciprat keluar…
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com