Zassler juga keluar dari belakang. Mendengar pria paruh baya tersebut menyebut Linley dengan namanya, dia langsung menjadi waspada. Tapi setelah dia sampai di sisi Linley, dia melihat bahwa saat membaca surat itu, sebuah senyuman muncul di wajah Linley. Senyum yang sangat bahagia.
Zassler bisa mengetahui bahwa meskipun Linley bukan orang yang jahat, dia agak tidak berperasaan, sepenuhnya memusatkan diri pada pelatihan.
Dia belum pernah melihat Linley tersenyum dengan cara yang bahagia dan ceria seperti ini.
"Zassler." Linley tertawa. "Kamu tinggal di sini untuk saat ini. Aku harus bertemu dengan seorang teman."
"Tentu." Zassler mengangguk.
"Bebe." Teriak Linley pada Bebe, yang sedang tidur di tanah. Bebe membuka matanya yang muram, menatap penuh tanya pada Linley.
"Ayo, jalan bersamaku."
"Haeru, kau bisa tinggal di sini."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com