webnovel

Membuka Profesi

Redakteur: Atlas Studios

Keesokan harinya ….

Lin Fan berjalan di daerah sekitar sekte luar dari Sekte Dewa Iblis. Hari ini adalah hari ujian murid sekte luar dan bisa dianggap sebagai salah satu peristiwa penting dari Sekte Dewa Iblis. Banyak murid sekte luar lainnya yang berdatangan juga ke lokasi ini untuk mengamati, melihat siapa saudara-saudari yang akan menjadi rekan mereka.

Bagi Lin Fan, hal-hal ini tidak ada hubungannya dengannya. Karena sebagian besar dari murid sekte luar pergi untuk melihat ujian ini, tidak ada orang tersisa untuk bermain dengannya.

"Ah …." Lin Fan menghela napas, "Membosankan sekali." Tidak tahu ke mana dia pergi berjalan, Lin Fan tiba-tiba mencium bau batu arang yang sangat kuat di sana.

'Tong Tong ….'

Lin Fan mendengar suara dentingan besi lalu melihat ke sekelilingnya. Terdapat barisan rumah berjejeran. Pada atap satu rumah kecil, ada cerobong yang menyemburkan asap hitam tebal. Lin Fan mengerutkan keningnya, orang ini benar-benar merusak lingkungan. Meskipun berpikir begitu, Lin Fan meloncat ke depan dengan senang; ini pasti bengkel pandai besi pembuat senjata dari murid sekte luar.

Setiap bulan, semua murid sekte luar mendapat kesempatan untuk menerima sebuah perlengkapan baru. Selain itu, para pandai besi ini dilatih secara khusus oleh sekte. Bagi sebuah sekte, di samping dari keahlian bela diri yang kuat, diperlukan juga bakat dari berbagai bidang lain, pandai besi adalah salah satunya. Tentu saja, senjata yang digunakan oleh para murid sekte luar adalah kelas rendahan, tetapi bahkan senjata kelas rendah ini dianggap sebagai senjata tingkat atas di antara banyak dinasti.

Dapat memotong besi semudah memotong tanah liat, dapat membelah sehelai rambut … senjata bermutu seperti ini semua benar-benar ada.

Dia telah berada di dalam sekte cukup lama, tetapi masih belum memiliki satu pun senjata berkualitas. Karena dia sudah ada di sini, tentu saja dia akan masuk dan mengambil satu. Lin Fan berdiri di sana lalu terpikir sesuatu. 'Saat aku meninggalkan sekte, aku akan membawa malapetaka … tidak, maksudku, menjadi pahlawan.'

Dengan sebilah pedang di punggungnya, rambut panjang berjuntai, jubah berwarna terang yang bersih dan rapi … melawan kejahatan dan menyelamatkan para gadis dalam kesusahan juga bisa menjadi hal yang menyenangkan.

'Tong Tong ….'

Suara tempaan palu memasuki telinga Lin Fan dan dia tiba-tiba kembali sadar dari lamunannya lalu bergegas masuk ke dalam dengan langkah besar. Setelah masuk, Lin Fan menemukan seorang pandai besi yang kekar dengan palu di satu tangan dan lempengan besi di tangan yang lain, yang sedang menempa besi dengan bersemangat. Ototnya yang kekar itu membuat Lin Fan melompat kaget.

Dia kuat, pasti sangat kuat …. Dia benar-benar seperti monster berwujud manusia.

Menyadari ada orang yang masuk, si pandai besi melihat ke arah lencana di pinggang Lin Fan, "Carilah sendiri senjata yang kauinginkan." Suara pandai besi itu serak, tetapi juga alami, seolah-olah dia sudah terbiasa menghadapi hal ini. Lin Fan menatap ke si pandai besi dan tersenyum, "Kau tidak mempunyai senjata yang kuinginkan. Selain itu, kau juga tidak akan mampu membuatnya."

Si pandai besi yang sebelumnya tenang kemudian terkejut mendengar perkataan Lin Fan. Tangannya yang kasar sedikit bergetar lalu dia berhenti menempa.

"Apa mungkin kau berada di sini untuk mencari masalah?" tanya si pandai besi yang melihat Lin Fan dengan sikap tidak senang.

"Tidak, aku hanya berkata jujur," kata Lin Fan.

"Hmph, aku belum pernah bertemu dengan murid sekte luar yang mulutnya sepertimu. Baiklah, kalau begitu kau saja yang lakukan. Kalau kau bisa membuat senjata yang belum pernah aku lihat sebelumnya, maka aku akan memberimu hal yang paling berharga bagiku," kata si pandai besi dengan kesal.

Seorang murid sekte luar yang bermulut besar seperti Lin Fan, belum pernah dijumpai sebelumnya selama berpuluh-puluh tahun dia berada di dalam Sekte Dewa Iblis. Senjata yang dia buat sudah tidak terhitung jumlahnya, hanya dia yang mengetahui kehebatan ratusan jenis senjata dan pada titik ini, seseorang mengatakan bahwa dia tidak tahu bagaimana cara membuat senjata. Ini membuat si pandai besi sangat tidak senang.

"Baiklah." Lin Fan tersenyum sambil melirik si pandai besi, 'Haruskah kukatakan padanya bahwa hobiku sebelumnya adalah menempa besi?'

Si pandai besi meletakkan palunya dan menyingkir, niatnya sudah jelas, 'Jika kau bisa melakukannya, maka lakukan saja.'

Lin Fan pun maju, memegang palu yang besar dan berat itu dengan tangannya.

"Haha, kau bahkan tidak tahu cara memegang palu dengan benar dan kaubilang kau bisa menempa senjata … benar-benar menggelikan." Seorang ahli bisa melihat dari awal jika seseorang berpengalaman atau tidak. Begitu Lin Fan memegang palu, si pandai besi mulai tertawa. Lin Fan kemudian memutar bola matanya, "Ini adalah teknik rahasia keluarga, mengerti?"

"Hmph, kau jelas hanya seorang pemula. Menempa besi itu adalah suatu keahlian, mustahil dikuasai tanpa latihan selama puluhan tahun. Kau tidak akan bisa membuat satu senjata pun yang pantas seperti ini, kau harus …." Di mata Lin Fan, si pandai besi ini adalah satu lagi orang yang banyak bicara, seperti saat ini di mana dia menjelaskan tanpa akhir, seolah-olah berusaha memamerkan pengetahuannya di depan Lin Fan.

Lin Fan biasanya memandang rendah orang seperti ini; orang seperti ini yang hanya tahu bagaimana cara memamerkan diri sama sekali tidak rendah hati, sungguh menjijikkan.

'Ting … membuka profesi, pandai besi.'

'Ting … profesi pandai besi tingkat satu (0/10).'

'Pandai besi : Seorang ahli menempa, dapat membuat apa pun yang pernah dilihat sebelumnya menjadi berbagai macam senjata.'

Pada saat ini, Lin Fan tertegun, 'Situasi apa ini? Apa maksudnya profesi ini, hanya memegang palu dan mendengar beberapa perkataan si pandai besi yang memamerkan diri cukup untuk membuka profesi? Ini … ini ….' Pada titik ini, Lin Fan tidak dapat berkata-kata lagi, dia merasa sedikit dicurangi.

"Pergi sana … pilih saja senjata secara acak lalu cepatlah pergi." Melihat Lin Fan hanya seorang pemula, si pandai besi tidak ingin banyak bicara dan menyuruh Lin Fan segera pergi. "Aku tahu bagaimana cara menempa." Melihat dia telah menjadi seorang pandai besi, Lin Fan segera menolak dan membantah.

"Cepatlah pergi, jangan ganggu aku." Si pandai besi mengambil kembali palunya. Dia mulai menempa dan mengacuhkan Lin Fan.

"Hmph, Tunggu saja dan lihat aku membuat senjata legendaris yang tak tertandingi," kata Lin Fan sambil menyeringai.

"Hehe, kau …," ucap si pandai besi dengan jijik. Lin Fan melirik si pandai besi, "Hehe …."

Setelah pergi, Lin Fan segera kembali ke rumahnya. Lin Fan sangat penasaran terhadap profesi barunya, 'Ada apa dengan profesi pandai besi? Apakah mungkin jika seseorang cukup berdiri di sebelahnya dan menjelaskan sedikit, maka dia bisa mempelajari profesi mereka?'

'Ini … ini."

Lin Fan membuka papan datanya dan mengeklik profesi pandai besi. Tiba-tiba sebuah tungku pembakaran yang besar muncul di dalam pikirannya.

'Benda ini ….' Lin Fan mengangkat dagunya, merasa perlu memeriksa ini lebih lanjut. Dia lalu melihat ke kiri dan ke kanan, tidak menemukan satu bahan pun yang bagus.

'Oh ….'

Pada saat ini, Lin Fan teringat di sudut halaman terdapat beberapa batu bata yang terbengkalai. Dia segera pergi, mengambil beberapa batu bata, dan melemparnya ke dalam tungku pembakaran itu.

'Ting … selamat telah menghasilkan tumpukan tanah liat tak berguna, pengalaman + 1.'

Saat ini, setumpuk tanah liat hitam lengket yang tak berguna muncul di tangan Lin Fan. Dia lalu tertawa puas. Bahkan sesuatu seperti ini dapat menaikkan tingkatnya! Setelah itu, Lin Fan segera mengambil beberapa batu bata lain.

'Ting … selamat telah menghasilkan pecahan ubin, pengalaman + 1.'

'Ting … selamat telah menghasilkan tumpukan tanah liat tak berguna, pengalaman + 1.'

….

'Ting … selamat telah naik tingkat, profesi pandai besi tingkat dua (0/50).'

'Ting … selamat telah menghasilkan ubin retak, pengalaman + 1.'

….

Nächstes Kapitel