1 new work

"Tidak ada yang tertinggal sa?"

"Tidak ada. Terima kasih ya sudah membantuku berkemas"

"Iya. Ingatlah pesanku tadi"

"Iya pasti ingat ra"

Ara Kirana atau biasa dipanggil Ara bekerja sebagai manager artis selama bertahun-tahun. Hari ini, ia harus berpisah dengan artisnya karena artisnya sudah memiliki manager baru yang akan menggantikannya. Setelah mengantar artisnya ke bandara, ia melangkahkan kaki menuju kafe dekat bandara untuk menemui sahabatnya.

"Maaf sudah membuatmu lama menunggu ca" ujar Ara yang menarik kursi didepan Caca, sahabatnya.

"Tidak apa ra. Bagaimana sekarang?" Tanya Caca sembari menyeruput minum yang dipesannya.

"Aku sudah mengajukan lamaran pekerjaan di perusahaan lain dari minggu lalu. Semoga saja aku mendapat kabar baik dari perusahaan itu"

"Mengajukan diri sebagai manager lagi?"

"Mau gimana lagi? Aku mendapat pengalaman jadi manager selama ini"

"Baiklah. Minumlah minumanmu"

Ara dan Caca menyempatkan diri berkeliling kota sebentar untuk menghilangkan rasa penat mereka. Ponsel Ara berdering, terdapat panggilan dari kakak iparnya.

"Halo mas?" Ujar Ara di telepon.

"...."

"Bisa mas, aku langsung kesana"

"....."

"Iya mas"

Ara menutup teleponnya dan meminta Caca untuk mengantarnya ke restoran *****. Setelah mengantar, Caca pamit pulang. Ara pun masuk menemui keluarganya yang telah berada di dalam restoran.

Ara sangat merindukan keluarganya. Sudah sekitar 1 bulan ia tinggal di rumah yang disewakan oleh perusahaan artisnya dengan suatu alasan yang disetujui oleh Ara. Setelah memberi salam lewat pelukan hangat, Ara bergabung dengan keluarganya. Bukan hanya orang tua Ara yang ada disana, melainkan mertua dari kakaknya juga ikut bergabung beserta kakak iparnya dengan adiknya juga.

Ara memiliki kakak perempuan bernama Syifa. Namun 2 minggu lalu kakaknya telah tiada karena sakit yang dideritanya. Syifa telah menikah dengan lelaki pilihannya yang bernama Ardiansyah 2 bulan yang lalu. Kepergian Syifa merhpakan keterpurukan bagi Ardiansyah. Bukan hanya Ardiansyah yang terkejut atas berita tersebut melainkan dengan seluruh anggota keluarga. Meskipun begitu, Ardiansyah memilih untuk tetap menjadi bagian keluarga Syifa dan tinggal di rumahnya yang ia tempati bersama Syifa dulu. Saat pernikahan kakaknya, Ara sama sekali tidak dekat dengan kakak iparnya dan merasa sangat canggung hingga sekarang. Maka dari itu saat mereka bertemu mereka hanya saling menyapa canggung seperti orang tidak kenal seperti sekarang.

"Bagaimana kerjamu?" Tanya ayah Ara.

"Lancar pa. Hanya saja kontrak Ara dengan artisnya dan perusahaannya sudah selesai. Tapi papa jangan khawatir, aku sudah mengajukan lamaran oekerjaan di perusahaan lain kok pa" jawab Ara tersenyum meyakinkan orang tuanya.

"Terus tempat tinggal kamu bagaimana?" Tanya ibu.

"Ara masih mikirin itu ma"

Ttrrrrnnngggg...

"Bentar ya, Ara terima telepon dulu" Ara keluar reatoran untuk menerima telepon yang masuk di ponselnya.

Setelah cukup lama menerima telepon yang ternyata dari perusahaan yang ia ajukan lamaran pekerjaan, ia kembali menemui keluarganya yang sedang asik mengobrol.

"Telepon dari siapa nak?" Tanya bunda, orang tua Ardiansyah.

"Dari perusahaan bun" jawab Ara.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya ayah, orang tua Ardiansyah.

"Aku...diterima kerja disana" ujar Ara gembira. Orang tuanya dandan orang tua kakak ipar serta kakak iparnya ikut gembira atas berita yang dibawakan oleh Ara. Mereka merayakan kabar gbira itu dengan makan-makan.

"Perusahaannya dimana?" Tanya ibu ara.

"Di sebelah super market yang baru ma" jawab Ara.

"Itu juga lumayan dekat sama rumahnya Ardi. Bagaimana kalau kamu tinggal di rumah Ardi saja selama kamu bekerja di perusahaan itu?" Ujar ayah Ara.

"Benar juga" ujar orang tua Ardiansyah yang tampak setuju dengan keputusan yang ayah Ara berikan.

"Kamu tidak keberatan kan nak?" Tanya ayah Ara pada Ardiansyah.

"Ardi tidak keberatan sama sekali yah" ujar Ardiansyah sembari tersenyum.

Perdebatan kecil sempat terjadi diantara mereka. Namun berakhir dengan Ara yang menyetujui untuk tinggal di rumah kakak iparnya itu.

Ara ikut pulang ke rumah orang tuanya. Setelah membersihkan diri, ia merebahkan diri di kamarnya. Ponselnya bergetar menandakan pesan masuk.

"Mas ardi?"

Message

• Mas Ardi [19.30]

Besok mas jemput aja jam 10, sekalian jemput adriel sekolah

• Me [19.45]

Jangan mas, aku bisa naik taksi nanti

• Mas Ardi [19.47]

Biar sekalian ra, lagian kan satu jalur juga

Berkirim pesan tetap berlanjut karena berbagai alasan yang dibuat oleh Ardi dan berakhir dengan Ara yang menyetujui untuk dijemput besok pagi.

Keesokan harinya setelah menjemput adiknya yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak, Ardi langsung menjemput adik iparnya itu. Selama perjalanan, tidak ada suara lain kecuali adriel yang tengah bermain dengan mainan barunya.

"Mulai kerja kapan?" -Ardi.

"Nanti sekitar jam 11 aku langsung ke kantor nya mas untuk lihat siapa artis yang aku handle nantinya" -Ara.

Tak lama, mereka sampai di rumah Ardi. Ara membereskan barang bawaannya dan menata di kamar yang di sediakan oleh Ardi. Setengah jam lamanya ia berkutat dengan barang bawaannya. Setelahnya ia membersihkan diri dan berpakaian rapi. Ardi yang melihat Ara telah bersiap untuk pergi ke kantor pun memanggilnya dari ruang keluarga.

"Mas antar ya?" -Ardi.

"Nggak perlu mas, aku bisa naik taksi kok" -Ara.

"Sekalian mas juga ingin tahu kantor kamu bekerja itu dimana. Sebentar mas ambil kunci dulu" -Ardi.

Hanya perlu waktu 15 menit untuk sampai kantor menggunakan kendaraan.

"Terima kasih mas, maaf ngerepotin" -Ara.

"Iya sama-sama. Kalau butuh apapun hubungi aku aja, pasti aku bantu kalau aku bisa" -Ardi.

"Iya mas makasih" -Ara.

"Yaudah mas balik dulu mau lanjut kerja. Semangat kamu kerjanya" -Ardi.

Setelah kepergian Ardi daridari kantor, Ara menemui pemilik perusahaan.

"Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?" -Resepsionis.

"Saya ada janji dengan bapak robi" -Ara.

"Tunggu sebentar ya" -Resepsionis. Resepaionis tersebut memanggil asisten dari pemilik perusahaan guna memastikan.

"Mari saya antar ke ruang pertemuan" -Resepsionis.

"Oh iya" -Ara.

Meeting room

"Langsung saja,..." ujar robi menjelaskan dan Ara mendengarkan penjelasan tersebut dengan seksama.

Seseorang ruangan dengan satu cup chocolate ditangan kanannya dan satu tangannya ia masukkan dalam saku.

"Jeno, kemarilah!! Ada yang ingin saya sampaikan sama kamu" ujar robi. Seseorang yang dipanggil jeno itupun duduk di sebelah robi dan membuka topinya.

"Perkenalkan, ini Ara. Ara ini jeno artis yang akan kamu tangani" ujar robi memperkenalkan. Ara dan Jeno saling menjabat tangan dan tersenyum.

"Ara akan menjadi manager baru kamu. Bagaimana? Kalau tidak setuju, saya akan mengganti dengan yang lain" ujar robi.

"Setuju" ujar jeno.

"Wow?! Jarang lho saya lihat kamu langsung setuju begitu, biasanya rewel" ujar robi sembari tertawa mengejek yang membuat Ara ikut tertawa.

"Baiklah kontrak telah dibuat. Ini adalah jadwal jeno" ujar robi memberikan selembar kertas berisikan jadwal dari artis yang ditangani Ara. "Jeno kau boleh kembali" jeno pun meninggalkan ruangan tersebut.

Perbincangan mengenai rencana untuk jadwal jeno selanjutnya tetap berlanjut hingga sore hari.

"Baiklah rencana hari ini sementara itu saja" ujar robi.

"Baik pak!! Terima kasih pak!"

-Difficult Decision-

avataravatar