webnovel

V - Pedang Tak Berbilah

~ Saran : Silahkan Baca bagian 1 terlebih dahulu agar anda dapat masuk ke alur ceritanya .

___________________________

Hari ini mungkin akan terasa berat bagiku , hari dimana pelatihan pertama ku untuk menjadi pelayan pribadi putri natasya .

Saat sebelum fajar menampakkan dirinya diriku sudah bersiap-siap untuk menjalani latihan sendiri dikamar-ku sambil menatap cermin di dekat tempat tidurku . Memakai baju pelayan , bersikap layaknya seorang pelayan , dan melayani layaknya layanan seorang pelayan . Mungkin akan sangat merepotkan bagiku , tetapi akan kucoba meskipun tantangan yang akan kuhadapi nanti lebih berat dan lebih sulit dari pada yang kupikirkan .

Kalau tidak salah latihan pertama yang akan kujalani saat pagi hari ini ialah latihan beladiri dan dilanjutkan dengan latihan ilmu sihir , dan latihan memasak hidangan akan dilakukan siang hari . Kalau tidak salah .

Tak kusangka fajar telah menampakkan dirinya , dan tak kusangka waktu berjalan begitu cepat , jantung mulai berdetak sangat kencang , rasa gugup mulai merasuki tubuh , rasa bimbang mulai menghantui tubuh , dan rasa takut yang mulai menggerogoti tubuh . Hingga akhirnya pagi pun telah datang dan dengan segera kudengar suara nyaring lonceng besar istana .

* Teng Teng Teng *

Suara lonceng besar istana yang selalu dibunyikan untuk menandai bila waktu pagi telah tiba .

Setau-ku latihan ku untuk menjadi pelayan akan dimulai pagi hari ini . Dan dengan gugupnya ku buka pintu permulaan ku ( pintu kamar ) dan ku mulai langkah panjang ku ( Lari ku ) menuju tempat pelatihan ( berada di arah timur dari kamarku , lebih tepatnya berada di depan ruangan blacksmith kerajaan sura ) .

~ Sesampainya di dekat tempat latihan

disana seseorang menunggu ku di depan gerbang ( lebih tepatnya diatas ku , karena jalan menuju tempat latihan yaitu menanjak ) sambil membawa pedang dan juga kapak . ia kelihatan sangat keren , karena selain tubuhnya yang kekar dan matahari yang sedang membelakanginya membuatnya terlihat seperti seorang bayangan bertubuh kekar dan juga bersenjatakan pedang hitam dan kapak hitamnya .

" Hh-Hoii Cepatlah , akan kuhitung sampai lima , jika tidak datang aku akan kembali makan dan segera menyelamatkan seorang wanita cantik dimimpiku . "

Ucapnya sambil mengarahkan kapaknya keatas dan kebawah .

" S-satu , D-d-dua , Lima . Okey aku makan dulu "

Hitung nya sambil mengarahkan jari nya kearahku , dan kemudian mencoba berpaling perlahan dariku dan melambaikan tangannya .

" Hhaaahhhh ? Toollong tunngggu seb-ent-ar kom-andaa-nnnnn . "

Ucap ku sambil berlari dan ter engah-engah .

Saat sampai di tempat pelatihan ternyata komandan menunggu ku ditengah tempat pelatihan sambil minum beberapa minumannya , yang jelas minuman yang tak kuketahui .

" apakah kamu yang akan menjadi pelayan putri natasya , gadis cantik ? "

Tanya nya padaku sambil beranjak berdiri dari posisi duduknya .

" Iyah , komandan . "

Jawabku sambil menatap matanya .

" Baiklah , kalau begitu . Mari ikut aku ke ruangan blacksmith . "

Ajaknya sambil berjalan menuju blacksmith .

" Baik. "

Jawabku atas ajakannya .

~ sesampainya di dalam ruangan blacksmith

" Pedang seperti apa yang kau suka ? "

Tanya komandan kepadaku .

" hah ? Pedang yang kusuka ? "

Ucapku sambil menoleh ke arah atas karena kebingungan .

" untuk melindungi putri kau memerlukan sebuah alat pertahanan diri agar dapat menjaga beliau disaat genting maupun tidak , bisa berupa pedang maupun senjata lainnya . Oleh karena itu kau sangat memerlukannya , untuk keselamatanmu maupun yang mulia putri . "

Katanya yang sedang meyakinkan ku .

" o-oh , kalau menurutku aku akan sangat membutuhkan pedang yang sangat cocok denganku , dari segi bentuk , berat dan juga ketajamannya . "

Kata ku sambil melirik memegang pedang-pedang bekas yang ada didekatku .

" Baiklah . "

Kata komandan barrier.

" hai hen , Tolong buatkan satu pedang yang sangat cocok untuknya . "

Ucap komandan kepada pandai besi kerajaan sura .

" Tolong buatkan yang special yah , dia adalah pelayan pribadi putri natasya . Gunakan material yang terbaik dengan penempaan berkwalitas mu. dan jangan lupa sarung pedang nya . "

Tambahnya sambil berjalan keluar dan melambaikan tangan .

" Yah , komandan. "

Jawab pandai besi henry .

------------

" Ayo kembali , Saatnya mengasah teknik berpedang mu ! "

Seru nya saat didepan pintu ruangan blacksmith.

" Hah ? B-Baik. "

Jawabku.

Dengan segera kuikuti komandan barrier kembali ke tempat pelatihan .

~ Saat diperjalanan menuju tempat latihan .

" S-ssaya akan berlatih menggunakan apa ? Bukannya pedang yang saya butuhkan masih belum tersedia ? "

Tanya ku

" selama latihan kita tidak akan menggunakan pedang besi , melainkan akan menggunakan pedang kayu agar dapat menggurangi resiko tebasan dan hal lain yang tidak diinginkan . "

Jawabnya sambil santai berjalan menikmati pohon-pohon di sekitar nya .

" sesampainya di tempat latihan

" nih tangkap. "

Ucapnya saat melemparkan pedang kayu yang ia bawa.

karena terkejut dan kurangnya reflek yang kupunya , tak dapat kutangkap lemparan pedang nya dan terkena kepalaku .

* Brugh *

" A-Adduhh "

Kata ku sambil mengelus-elus kepalaku yang terbentur pedang kayu tersebut .

" ambil pedang nya dan sebisa mungkin tangkis serangan ku , tak kan kutahan serangan ku sekalipun dan tak kan ku jeda waktu serangan ku sepersekian detik pun . Karena apa ?? Karena musuhmu tak akan menunggu mu memikirkan beberapa hal , melainkan terus menyerang mu agar tak dapat memikirkan beberapa hal yang dapat mengalahkannya . "

Kata komandan sambil berdiri menunggu ku mengambil pedang .

Saat hendak kuambil , ku dengar suara samar-samar komandan . Kalau tidak salah ia berkata

Type Ketepatan : Ketepatan nada .

type kecepatan : kecepatan suara

( itu adalah rapalan type tingkat bawah / tingkat pertama ) , itulah yang komandan ucapkan kalau tidak salah .

Komandan menunggu ku mengambil pedang kayu ku . Dan saat kuambil dan kuangkat untuk bersiap . Tiba tiba komandan sudah ada didepanku berpindah dengan sangat cepat dan menebas pedang ku , kemudian berpindah kekanan untuk menebas ulang pedangku , berpindah kekiri dan melakukan hal yang sama , dengan sendirinya instingku mulai memberi tahu bahwa ia akan menebas bagian buta ku ( bagian dimana tak dapat dilihat oleh mataku . ) dan karena itu kubalikkan tubuhku kebelakang dan komandan muncul tepat dibelakang ku dan menebas pedangku , dan seperti itu seterusnya . Menyerang bagian depan , kanan , kiri dan belakang secara beruntun . Dan satu hal yang pasti , ia tak pernah sekalipun menebas atau mengenai tubuhku melainkan hanya pedang yang ku pegang . Mungkin ia hendak melatih genggaman ku saat memakai pedang , karena tebasan yang kuat juga berasal dari genggaman yang rapat . Oleh karena itu ku teruskan mengikuti alur berpedangnya . Detik demi detik pedang kami saling berbenturan meskipun aku hanya bisa bertahan dengan sempoyongan .

* Pruak , Prak Prak *

Suara pedang kami yang saling beradu ketumpuannya .

Dan saat komandan terus menyerang ia berkata .

" pahamilah musuhmu , cermatilah alur berpedang nya , dan ciptakan alur berpedang mu , saat terdapat celah disitulah waktu mu untuk menganti alurnya dengan alurmu . Meskipun kau tak sanggup tetaplah berjuang , karena disitulah ketrampilan mu diuji , dan jika kau menyerah tuk mengarahkan pedang mu , disitulah ketrampilan mu tak bernilai , dimana ketrampilan berpedang mu bagaikan pedang tanpa bilah ( pedang tanpa sisi tajam ) . )

Ucapnya saat terus menyerang ku.

Karena tak sanggup menahannya , pedang yang kugenggam dengan eratnya tersebut pun terlepas dari tanganku . Telapak berwarna merah , jari bergemetaran karena benturan-benturan keras pedang komandan terhadap pedangku yang membuat jari-jemariku dan pegangan pedang kayu yang sedang kugenggam rapat itu saling bergesekan dan berbenturan karena itu jariku gemetaran karena benturannya , dan telapakku merah pekat karena gesekannya .

Sesaat kulihat tanganku itu , komandan memberikan usul padaku .

" Begini , kalau mau silahkan kembali ke kamarmu dan segera obati telapak tanganmu , latihan akan kita lanjutkan esok hari . "

Usul komandan terhadapku .

" B-Bbaaiik "

Jawabku atas usulnya.

" Yap , Jadi Huushh Husshh saya mau makan . "

Ucapnya sambil berjalan mengambil minumannya dan hendak pergi kekamarnya untuk makan .

Setelah itu , diriku pun pergi kembali ke kamar untuk merendam tanganku dengan air biasa dan membilasinya beberapa kali . Sesudahnya kubaringkan tubuhku diatas ranjang sambil mengarah kan telapakku agar menghadap ke arah atas ( agar terkena angin sejuk pagi hari tersebut ). Dan saat berbaring kurasakan rasa pegal yang menyelimuti ku , dengan ditambah hawa sejuk dan dingin yang lewat dari jendela . Ku paksakan diriku untuk tidur sejenak , melupakan rasa pegal tubuh ini dan kembali latihan ilmu sihir sesudah ini .

___________________________

{ Choose Steps }

___________________________

Akan Datang

▪ Bagian VI - 8 April 2019 ( 05.00 )

▪ Judul Alternative : Salah Satu Dari 7 Pahlawan

______________________________

Next chapter