1 I - Kilauan Bintang

Nama ku zyaa aku bukanlah seseorang yang penting di ibukota ini . Aku dilahirkan oleh ibu dan ayahku di ibukota ini . Memang mereka bukanlah keturunan keluarga bangsawan melainkan hanya kalangan bawah atau biasa disebut rakyat miskin . Meskipun begitu aku tak pernah sekalipun mempermasalahkan hal tersebut .

Hingga hari ini aku hanya tinggal bersama ayahku , ibuku pergi saat usia ku 11 tahun . Ayahku bekerja sebagai tukang pembangun benteng . Ia bekerja mulai siang hari hingga pagi hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kami .

____________________________________

Hari ini , matahari telah sampai pada posisi paling atas ( yaitu ditengah ) . Aku mempersiapkan bekal ayah untuk pergi bekerja .

" ini bekal nya ayah ! "

seru ku sambil menberikan bekal makanan nya

" Terima Kasih Nak , kalau begitu ayah berangkat "

Kata ayah sambil menerima bekal dan kemudian pergi begitu saja .

Beginilah keseharian-ku , setelah mengantar ayah . Tak ada hal lain dapat aku lakukan . hanya tidur-tiduran , malamun sambil membayangkan tempat-tempat indah yang ingin ditunjukkan oleh ibu ku .

Gunung dengan danau yang jernih nan biru bagaikan sejernih warna putih kuning yang dapat dilihat pada matahari waktu fajar tiba , hutan yang hijau dengan siulan burung yang menyerupai rangkaian nada nan sejuk jika dirasakan dengan suara derasan air terjun yang meng-gelegar .

" Apakah , dunia seperti itu me-mang a-ada ? "

tanya yang sering kutujukan kepada diriku sendiri .

" Semoga aku dapat melihat nya bersama mereka ( keluarga-ku ) ! "

Jawabku sambil terus berkhayal .

Kadang hanya dengan berkhayal aku dapat merasakan lelah dan mengantuk, karena khayalanku pula aku senang . Karena yang aku pikirkan sekarang mungkin akan menjadi mimpiku saat tidur .

" Semoga mimpiku dapat memberiku jalan ke hal yang lebih indah dari yang aku harapkan . saat dimana melihat dunia yang aku rasa ialah dunia terindah . "

kata ku sambil memejamkan mata secara perlahan .

dan sedikit demi sedikit aku terlelap untuk pergi ke dunia mimpi tersebut .

Tengah malam aku terbangun , entah karena hal apa aku terbangun .

" H-hh-eemmp-hh "

ujarku sambil menguap sambil beranjak bangun dari tempat tidur ku . Setelah terbangun dari tempat tidur . Suara ketukan pintu terdengar . Semakin lama suara ketukan pintu tersebut semakin keras .

" Iyah Iyah , tolong tunggu sebentar "

kata-ku sambil pergi untuk membukakan pintu .

Saat pintu telah kubuka .

" o-oh pak marco ada apa pak malam-malam begini ? "

tanya ku dengan perasaan heran

" Zy-a-zyaa , ikutlah denganku , CEPAT "

kata pak marco dengan tatapan sedih berkelimang air mata

" A-aada apa pak ? Kenapa bapak menangis ? "

tanya ku sambil merasa keheranan .

" a-a a-ya " kata pak marco sambil menangis , dan melanjutkannya

" a-yy-ah mu meninggal tertimpa beton benteng zyyaa "

kata pak marco dengan ekspresi tegang , sedih dan cemas yang bercampur aduk .

Dan saat itu aku merasa bahwa pak marco sedang bergurau .

" a-anda pass-ti bergurau kan pak ? "

tanya ku dengan ekspresi sedih dan meneteskan air mata

" ma-maaf zy-ya karr-na tell-llah mem-bee-ritahukan kabb-aar i-nnni "

jawab pak marco sambil terbatah-batah kata yang ia ucapkan karena tangisannya tersebut .

Tepat setelah selesai memberitahukannya kepadaku pak marco langsung pergi begitu saja . Dan saat ia pergi itulah aku hanya dapat duduk sambil menangis , entah beban apa yang akan aku pikul nantinya .

" b-bbukkan inni "

" b-bbu-kkan i-n-n-i "

" B-BUKKAN INI YANG AKU INGIN MIMPIIKAANN "

teriak-ku sambil manatap langit ketidak adilan dan memarahi bumi atas kebodohan dan kelalaian nya terhadap manusia yang ada didalamm nnyaa .

" K-K-KKEENAAPAA HARUS AKU "

" KENAPAAA HARUS AYAAH KU "

" DAN KENAAPAA HARUSS KELUARRGAA KU "

" AAA-RRGGHHH "

marahku atas takdir yang telah menancapkan ketajaman-nya ke kehidupanku .

Entah kenapa , semakin lama semakin aku tau bahwa tak ada artinya aku menyesal dan tak ada untungnya pula aku marah . Yang telah terjadi , kan kubiarkan terjadi dan mungkin diriku tak dapat kembali ke masa-masa bahagia ku bersama ayahku dulu ... aku tahu diriku kesal , aku tahu diriku marah , tetapi itu mungkin hanya untuk menghibur diri ku sesaat dengan menyalahkan dan juga menuduh , dan oleh sebab itu akupun berhenti . Aku langsung beranjak berdiri dari posisi penyesalanku dan pergi ke tempat ayah bekerja untuk melihat pengambilan dan penguburan jenazah ayahku . Dengan penuh percaya diri , aku berjalan menuju tempatnya . Manapaki jalan menuju kesedihan dan keputus-asaan .

" aku tau bahwa jika aku menangis , ayah mungkin akan kecewa terhadapku "

kata ku yang dapat kupikirkan sekarang dan mengucapkannya dalam hati .

Setelah sampai , rekan kerja ayah menyiapkan pemakaman untuknya dan dimakamkan saat itu juga , saat malam itu juga . Aku hanya bisa terdiam menahan air mata yang tak kan kunjung berhenti ini . Beberapa kali kutatap langit penuh bintang tersebut dengan tujuan agar tangisan tersebut reda untuk menampakkan kesedihannya .

______________________________

Setelah penguburan selesai , rekan kerja ayah satu-persatu memelukku dan pergi . Termasuk pak marco .

Kucoba mendekat ke makam ayah . rasa hampa ini , rasa kesepian ini malah ingin mengajak ku menjauh dari makam ayah ku . kucoba terus tubuhku , kucoba terus kaki ku tuk melangkah mendekati makamnya dan berkata beberapa kata yang sangat ingin aku ucapkan detik itu juga kepadanya .

Sambil menatap hujan bintang kelap-kelip yang begitu banyak jumlahnya dilangit nan hitam tersebut .

AKU BERKATA ~

" mungkin , aku akan menjadi KILAUAN BINTANG tersebut untuk dunia ini ayah "

___________________________

{ Choose Steps }

MUSIK : HINGGA AKHIR NANTI

___________________________

Akan Datang

▪ Bagian 2 - 7 Maret 2019

• Judul Bagian 2 : Tantangan Kehidupan

• Tanggal Terbit : 20 November 2018

______________________________

avataravatar
Next chapter