1 Sekelas Lagi

Segerombolan anak SMA sedang mengerumuni mading sekolah, untuk melihat di kelas mananakah mereka akan ditempatkan tahun ini. Begitu juga dengan Ohm dan Nanon.

"Sekelas lagi," ucap Ohm dan Nanon sambil berpandangan lalu tersenyum senang.

Mereka pun berjalan menuju kelas mereka sambil bercakap-cakap.

"Gila sih, Non, gak nyangka gue tahun ini bakal sekelas lagi sama lo. Seneng banget gue,"

"Iye, iye, lu seneng gue menderita, fans-fans lo pasti makin nyir-nyirin gue. Apa lagi pacar lo," ucap Nanon jutek.

Nanon sudah muak dengan gosip-gosip para fans Ohm yang bilang kalau Nanon dan Ohm itu ada apa-apanya. Apalagi dengan pacarnya Ohm, tak jarang Prigkhing, pacar Ohm melabrak Nanon.

Nanon ini cowo, tapi dia masih tau diri untuk tidak melawan perempuan. Meskipun Nanon sangat geram dengan perbuatan yang di lakukan fans fanatik Ohm, Nanon tetap sabar. Karena sebuah perasaan yang tak mau kehilangan Ohm.

"Ya maap, nasib lo punya sahabat ganteng kece kayak gue." Balas Ohm dengan gaya sok kerennya.

"Wek, mau muntah gue."

"HAHAHA," tawa Ohm puas.

Mereka sampai di depan kelas. XII IPS 2, kelas terakhir yang akan mereka tempatkan di tahun terakhir ini.

"Ini dia kelas tahun terakhir kita di SMA," ucap Ohm sambil berteriak dengan mengangkat satu tangannya di depan pintu kelas yang terbuka dengan penuh semangat.

"Apaan sih, norak tau. Gasadar apa lo dari tadi dilihatin," ucap Nanon yang malu melihat tingkah Ohm yang kekanak-kanakan.

"Yeee, gue mah diliatin karena gue ganteng." Ucapnya percaya diri.

"Najis bego."

Mereka pun berjalan menuju meja yang kosong. Mereka menempatkan meja kedua dari belakang. Ohm dan Nanon selalu menjadi teman sebangku. Banyak anak murid yang melihat kearah mereka sambil berbisik-bisik.

"O My God gila.... Gue sekelas sama Ohm dong, ini beneran ga sih," heboh seorang murid yang melihat Ohm masuk kedalam kelas bak pangeran.

"Sstt berisik lu ntar ketahuan Prigkhing mampus aja lu," ucap seorang murid yang mengingatkan bahwa Ohm telah memiliki pujaan hati.

"Bareng Nanon lagi, cih," cibir seorang murid yang tak terima bila Nanon dekat-dekat dengan Ohm.

"Gak mungkin mereka gay kan?" celetuk seorang murid.

"Woi ya gak mungkin lah, si Ohm jelas-jelas udah punya pacar, cewe lagi."

"Ga terima sih gue kalo Ohm itu gay. Berkurang sudah cowo tampan normal."

"Iya woi, masa ganteng-ganteng gay, ga bangett lah."

"Cowo yang lain gapapa dah gay, gue dukung, tapi plis jangan ohmkuu."

"Waduh bahaya kalo Pringkhing tahu."

Begitulah bisikan-bisikan para murid yang membicarakan mereka.

"Apaan sih mereka, ngomongin orang tapi keras banget suranya," ucap Nanon yang merasa risih dengan perbincangan para fans fanatik Ohm.

"Udah lah, Non, biarin aja," ucap Ohm untuk mengabaikannya.

"Buat lu mah gapapa, lah buat gue, capek woi jadi bahan gosipan sama nyir-nyiran mulu. Mana mereka ngatain gue gay lagi," ucap Nanon lelah dengan kata-kata pedas yang sering ia terima dari fans Ohm.

Mendengar itu Ohm menjadi sedikit kasihan dan bersalah. Dan juga Ohm merasa sedih mendengar Nanon yang tak suka jika ada yang mengatainya 'gay'.

Ya iya, memang tak ada yang suka dengan itu. Namun Ohm merasa sedih, karena ia harus menyimpan perasaan ini sendiri. Dan juga iya tak mau persahabatan mereka menjadi hancur.

"Udah lah ga usah dipikirin, yuk duduk," ini yang Ohm suka dari Nanon. Cepat melupakan hal-hal buruk yang baru ia alami, meskipun Ohm tau Nanon masih sedih dan jengkel.

Mereka pun duduk dikursi yang telah mereka tetapkan.

"3 tahun sekelas sama lo mulu, aneh ga sih?" Ohm memulai pembicaraan antara ia dengan Nanon.

"Aneh? Aneh gimana?" Tanya Nanon bingung.

"Hmm... apa jangan-jangan ini takdir, Non?" Ohm sempat berpikir sejenak.

"Ha??? Takdir apaan dah?"

"Takdir, Non, takdir kalau kita akan jadi sahabat selamanya," mendengar pernyataan dari Ohm membuat hati Nanon terasa perih.

Nanon Pof =

Sahabat ya... iya, gue kan selama ini cuman sahabatan sama Ohm, ga lebih dari itu. Lo ngarep apa sih, Non, Ohm juga udah punya pacar. Harusnya gue bersyukur bisa sahabatan sama dia. Ahh jadi keinget awal-awal kita sahabatan.

Teringat kembali masa dimana awal-awal Nanon bertemu dengan Ohm.

***

Throwback

Di pinggir lapangan, banyak siswa sedang berkerumun. Para siswa sedang menunggu instruksi mau mulai apel untuk memulai MPLS hari ke-2

"Aduhhh, mampus deh gue lupa bawa topi. Gimana nih? Ck, bakal maju kedepan, malu banget," ucap Nanon panik setengah mati, karena ia lupa membawa topinya.

Seorang cowo yang berada di sebelah Nanon, tak sengaja mendengar kegelisahan Nanon. Dia pun berinisiatif untuk membantu Nanon dengan mengeluarkan topinya dari dalam tas dan memberikannya kepada Nanon.

"Hah?" bingung Nanon, ketika ia melihat sebuah topi yang ada di depannya.

"Katanya lo ga bawa topi, nih gue pinjemin," ucap cowo itu sambil menyerahkan topinya.

"Te... Terus Lo gimana?" tanya Nanon bingung, karena kalau dia memakai topi cowo tersebut, cowo itu akan memakai apa?

"Sans aja gue mah udah biasa kebal sama hukuman," ucapnya sambil tersenyum.

Nanon pun menerima topi cowo itu. Namun, belum sempat Nanon mengucapkan terima kasih kepada cowo tersebut, cowo tersebut telah menghilang dari pandangan Nanon.

Nanon tak sempat mencari cowo tersebut, karena mereka harus segera buru-buru berbaris ditengah lapangan untuk memulai apel pagi ini. Nanon berlari kecil sambil memandang topi tersebut sambil tersenyum.

Upacara dimulai dan benar saja, murid yang tak menggunakan seragam lengkap, maju kedepan dan disuruh joget ayam.

Nanon yang berdiri di depan melihat jelas Ohm yang sedang berjoget ria. Tak sengaja tatapan mereka bertemu. Ohm tersenyum kearah Nanon sambil melambai kecil. Nanon hanya tersenyum malu sambil menunduk.

***

Apel telah selesai. Para senior langsung membagikan kelas yang akan ditempati oleh siswa baru. Nanon pun berjalan menuju kelas yang akan ia tempati.

Ia memasukinya dengan perasaan gugup. Nanon ini anaknya introvert. Tak mudah bergaul dengan teman baru. Nanon melihat sekeliling, banyak murid yang telah akrab dengan teman sekelas.

Nanon pun berjalan ke meja yang kosong. Meja pojok yang berada di tengah ruangan kelas. Karena bosan, akhirnya ia mengeluarkan komik untuk dibaca.

"Loh, elo? Wah gak disangka kita sekelas," ujar seorang cowo yang menyapa Nanon. Nanon yang di sapa seperti itu, kaget. Namun, perasaan kaget tersebut berubah menjadi perasaan bahagia.

"Eh, iya ya," ucap Nanon yang tak tau harus mengucapkan kalimat apa lagi.

"Oh iya, kenalin gue Ohm Pawat dari SMP Angkasa, panggil aja Ohm, kalo lo?" cowo bernama Ohm itu mulai memeperkenalkan dirinya dengan penuh percaya diri sekaligus mencairkan suasana.

"Gue Nanon Korapat dari SMP Langit, panggil aja Nanon," ucap Nanon sedikit percaya diri.

"Oh iya, gue boleh duduk disebelah lo gak? Soalnya gue ga ada temen. Baru lo doang," tanya Ohm yang meminta izin ke Nanon agar mau duduk dengannya.

"Hmm... boleh," setuju Nanon. Tidak mungkin Nanon menolak orang yang telah menolongnya. Sangat tidak sopan.

"Oh iya, makasih ya buat yang tadi, lo jadi di hukum gara-gara ngebantu gue." ucap Nanon tak enak.

"Sans aja, Non, udah biasa gue. Lagian kalo ga ada hukuman di awal-awal masuk tuh, berasa kurang tertantang gue," jelas Ohm.

Nanon hanya tersenyum mendengarnya kemudian ia lanjut membaca komik yang sempat tertunda.

"Eh, lo juga suka Detective Conan?" tanya Ohm yang melihat komik yang di baca oleh Nanon.

"Iya, lo juga?" tanya Nanon balik.

"Iya, suka banget gue, gue udah nontonin filmnya sama episodenya dari awal."

"Oh iya, gue jarang nonton film ato episodenya sih, gue lebih suka baca komik."

"Lain kali nonton bareng yuk, gue punya flashdisknya dirumah," ajak Ohm.

"Boleh."

Mereka pun melanjutkan pembicaraan mereka seputar hal-hal yang mereka suka. Dan banyak kesamaan yang ada diantara Ohm dan Nanon. Salah satunya anime Detective Conan. Dan hal tersebut tentu saja membuat mereka akrab dari hari ke hari.

***

To Be Continued

avataravatar
Next chapter