6 Bab 6. Pimeduse Ajastu

Pandangan takjub dan terpana memenuhi mata ketiga orang itu. Dengan hati-hati mereka menajamkan penglihatan ke arah depan dimana di sana terlihat se ekor hewan berwujud mirip kuda dengan sebuah tanduk putih di hidung nya.

"Pegasus !!"

"Bukankah itu hewan yang hanya ada dalam legenda ?"

"Kenapa sekarang di sini masih ada ?"

Belum pulih dari keterkejutan nya, mereka kembali di buat tertegun oleh hewan yang kini terbang berputar di atas sana. Burung itu indah terutama bulu panjangnya yang berwarna merah dan memekikkan suara yang merdu.

"Itu... itu Phoenix yang Legendaris ?"

"Astaga Tuhan aku bisa melihat dua hewan yang hanya ada dalam Legenda sekaligus ?"

"Aku pasti bermimpi !!"

Ketiga orang berjubah itu merasa tak percaya akan apa yang dilihat nya. Bagaimana bisa hewan yang sudah punah ribuan tahun lalu dan hanya hidup dalam legenda kini berada tepat di hadapan mereka, apakah tempat ini tersembunyi dan memang digunakan untuk hidup makhluk legenda tersebut ataukah mereka yang masuk dalam dimensi pararel dan menyasar ke ribuan tahun masa lalu ?

Oh tidak, Pegasus itu memperhatikan mereka dan semakin mendekat. Phoenix itu juga terbang dan hinggap di salah satu cabang di atas mereka. Menatap ketiga orang tersebut dengan pandangan aneh. Apakah itu yang hanya mempunyai dua kaki dan bisa berdiri tegak serta menggunakan sesuatu yang panjang melapisi seluruh sosok nya ?

Azalea berdiri dan menatap pada hewan bertanduk yang kini juga menatap nya, dengan perlahan ia singkap tudung jubah yang menutupi wajah nya.

"Eláte Edó !" Panggil nya dengan suara lirih bercampur dengan suara angin berhembus.

Ada pandangan tersihir di kedua mata hewan legenda tersebut. Seolah berubah menjadi hewan peliharaan yang bertemu pemilik nya Pegasus itu berlari mendekat ke arah Azalea dan dengan intim ia menggosok kan kepala nya di tangan gadis berjubah merah tersebut.

Phoenix itu juga turun dan terbang berputar di atas kepala Azalea seakan ia protes karena tidak di manjakan.

Elyzabeth dan Edward yang melihat pemandangan ini membuka rahang nya hingga menyentuh tanah. Keterkejutan mereka kali ini melebihi saat mereka melihat kedua hewan legenda tersebut. "Azalea.. bagaimana cara mu melakukan ini ?" Elyzabeth bertanya dengan pandangan terpana.

Azalea, gadis itu memiliki pandangan kosong sebelum akhirnya kembali ke dunia nyata. Dia menampilkan wajah bingung tak mengerti.

"Melakukan apa ?"

"Membuat hewan legenda itu patuh pada mu !"

Azalea mengalihkan pandangan nya dan kembali menatap pada kedua hewan suci tersebut yang kini masih berada di dekat nya, menatap nya penuh pemujaan.

"Aku tidak tahu bagaimana cara nya, saat aku melihat mereka tiba-tiba saja kalimat itu muncul dari benak ku dan aku mengucapkan nya tanpa sadar." Azalea mengusap kepala Pegasus itu dan dengan bingung memikirkan apa yang terjadi pada diri nya.

Elyzabeth dan Edward saling memandang dalam diam, di mata mereka masing-masing terlukiskan cahaya aneh yang menyilaukan.

Pegasus dan Phoenix itu menatap Azalea dengan semangat.

"Yang Mulia, akhirnya Anda kembali ! Ratu penguasa yang menguasai semesta telah lahir kembali ! Dunia akan di penuhi cahaya dan kegelapan akan sirna !!" Azalea melompat kaget dan menarik tangan nya secepat yang ia bisa dari kepala hewan itu. Dengan pandangan teror ia menatap takut pada kedua Mahluk legenda tersebut.

"Kalian... kalian bisa berbicara seperti manusia ?"

Kedua orang lain nya mengerutkan kening di dahinya, tak mengerti akan ucapan gadis itu. Apa nya yang berbicara ? Mereka sedari tadi diam dan tidak mengucapkan sepatah kata lagi setelah pertanyaan sebelumnya dan jika yang dimaksud kedua hewan itu ? Mereka bisa bersumpah bahwa mereka sedari tadi hanya mendengar suara kicauan burung Phoenix itu dan embusan angin yang bertiup !

Pegasus itu tersenyum dan Phoenix itu mengeluarkan nyanyian merdu dan membuat pohon-pohon tinggi menjulang itu menari bahagia. "Kami tidak bisa, tapi Yang Mulia yang bisa mengerti bahasa kami !" Azalea menatap bodoh setelah mendengar jawaban itu. Apanya yang mengerti bahasa binatang ? Membuka buku sihir nya saja ia belum bisa !

"Elyza, Edward apakah kalian tadi mendengar Pegasus itu berbicara ?" Azalea berbalik dan bertanya dengan penuh harap. Tapi pupus sudah harapan nya ketika melihat dua sahabat nya itu menggelengkan kepala nya secara bersamaan. Tapi bagaimana bisa ia mengerti bahasa hewan sedangkan selama ini ia tak pernah berinteraksi dengan banyak hewan dan mungkin hanya ikan di mata air. Dan juga ia tak pernah belajar akan hal itu.

"Apa.. apa yang kalian maksud dengan kembali nya sang Ratu ?" Azalea mencoba menekan rasa takut nya dan menatap Pegasus tersebut dengan hati-hati.

Edward tersenyum ambigu ketika mendengar ini.

"Tentu saja kau Ratu nya Azalea ! Ratu yang menguasai seluruh kedalaman hati ku !" Elyzabeth langsung memukul kepala belakang pria itu.

"Pria busuk seperti mu hanya tahu cara memuntahkan omong kosong !"

Edward mencebik kesal, mengusap kepala belakang nya ia melotot tajam dan penuh permusuhan pada Elyzabeth yang juga balas menatap nya sengit.

"Gadis bar-bar apa kau tidak tahu keterampilan lainnya selain memukul kepala ku !"

Elyzabeth mengabaikan Edward dan memilih berjalan mendekat menuju Azalea, ia menyentuh pundak gadis itu perlahan agar tak mengejutkan nya.

"Kau sedang berbicara pada siapa Lea ?"

Azalea menoleh dan berkedip berapa kali sebelum terdiam sepenuhnya. Di kepala nya kini muncul beberapa gambar samar yang tak jelas dan bergerak seperti potongan teka teki yang belum lengkap.

"Arrrghh.." Tiba-tiba gadis itu berteriak kesakitan seraya memegang kepala nya yang terasa berdenyut kencang.

"Ada apa Lea ? Kenapa kau berteriak !" Elyzabeth dengan cemas membantu menopang tubuh gadis itu dan mendudukkan nya kembali di bawah pohon besar. Edward dengan sigap mengeluarkan persediaan air minum yang selalu di bawa nya dan untung saja tak hilang di telan portal itu.

Elyzabeth mengusap punggung Azalea dengan lembut. Perlahan gadis itu juga tenang dan sakit di kepala nya juga menghilang bersamaan dengan gambar tak jelas tersebut. Menghirup udara segar yang melimpah di tempat itu membuat pikiran nya perlahan kembali membaik dan juga aura tenang nya kembali stabil.

"Baiklah, untuk sementara aku tidak akan bertanya tentang ini semua ! Dan sekarang jelaskan dimana sebenarnya kita berada !" Kini ia juga kembali mendapat keberanian nya dan dengan tenang ia bertanya pada kedua hewan mitos tersebut. Nada nya membawa arogansi dan kemegahan seorang penguasa, udara nya yang tenang dan murni seperti makhluk suci yang tidak tercatat dalam legenda mana pun membuat Kedua binatang itu tak ada yang berani mengangkat kepala nya tinggi saat ini, dengan patuh menundukkan kepala dan menjawab pertanyaan dari pemimpin mereka.

"Tempat ini bernama pulau Pimeduse ajastu. Dan hutan tempat kita berada adalah wilayah yang bernama Primum."

"Tempat macam apa ini ?"

Perlahan sinar keraguan muncul di dalam mata kedua hewan tersebut, tak tahu haruskah mereka memberi tahu ataukah diam dan menjawab tidak mengetahui nya. Tapi pada akhir nya Phoenix api itu menjawab setelah bertengger di bahu Edward. Pemuda itu menelan ludah gugup ketika bisa melihat makhluk legenda itu dari dekat.

"Pimeduse Ajastu adalah salah satu kawasan yang di kuasai oleh bangsa Iblis Pimedus dan kami juga telah dikurung di tempat ini selama ribuan tahun. Tempat ini asli nya sekarang berfungsi sebagai penjara untuk makhluk yang menurut mereka di masa depan akan membahayakan bagi bangsa Iblis tersebut !"

~Penjara sebenarnya untuk manusia adalah keinginan itu sendiri~

avataravatar
Next chapter