10 Bab 10. Ular Toska

egenda mengatakan bahwa pada Era Argia Ular Emas adalah salah satu dari lima Mahluk suci yang melindungi wilayah kekaisaran Alatak. Kelima Mahluk suci ini sendiri merupakan eksistensi yang bahkan penyihir Argia pun harus memutar arah jika bertemu. Pada saat itu Ular dianggap simbol keberuntungan bagi mereka yang hidup pada Zaman itu.

Tapi tidak ada yang tahu bahwa Ular Emas itu sebenarnya adalah Iblis kejam yang telah menelan ribuan manusia dan membantai habis Ras Peri hingga menjadi mitos tabu bagi masyarakat. Keberadaan nya tak banyak yang mengetahui, dikatakan bahwa dulu ada kabar bahwa Ular Emas itu mengabdikan diri pada Pangeran Iblis yang terusir dari Surga yang bahkan Neraka tidak mau menampungnya.

Eksistensi seperti Ular itu mampu memusnahkan kerajaan kuno hanya bahkan dengan sapuan ekornya. Ciri khasnya adalah sisik emas di tubuh nya yang hanya ada pada bagian atas Kepala dan lingkaran sekitar mata, serta bagian yang paling menakutkan adalah sepasang tanduk yang tampak biasa itu ternyata menyembunyikan getaran suara yang apabila suara itu terdengar di telinga Mahluk hidup maka gendang telinga akan segera pecah dan terkontaminasi oleh racun yang tersebar Dalam udara membuat yang terkena akan mati seketika. Hal menakutkan lain nya adalah sepasang mata hitam nya yang bila di tatap maka akan menggetarkan jiwa dan merampas kehidupan dari yang menatapnya.

Tapi pada saat Era kehancuran, wilayah kekaisaran Alatak menghilang di sertai kelima Mahluk suci pelindung dan hingga sampai saat ini Era Deus pemerintahan ke lima tidak ada yang mengetahui dimana sebenarnya keberadaan mereka. Ada dua pendapat yang menyatakan kesimpulan nya tentang itu. Pendapat pertama menyatakan bahwa Kaisar Alatak itu sendiri membuka portal ruang dan membawa semua nya untuk masuk, secara tak langsung pendapat itu berspekulasi bahwa mereka masih berkelana di Dimensi waktu hingga saat ini.

Adapun pendapat kedua itu mengatakan bahwa mereka sepenuhnya hilang tak berbekas dan hanyut dalam sungai waktu yang terus mengalir tanpa henti, Kekaisaran Alatak hilang dalam Zaman nya sendiri. Banyak yang tak percaya dan mencela pendapat kedua ini, menurut mereka kekaisaran Alatak itu sendiri bahkan mampu menekan kehadiran Langit Surga, bagaimana yang sekuat itu hilang dalam berlalunya waktu ?

Mereka bertiga mengingat Legenda ini dengan jelas, orang tua mereka bahkan sudah memberi tahu mereka tentang Legenda ini sejak usia mereka tiga tahun, usia yang untuk seorang anak belum dapat memahami apa pun. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa hari ini mereka akan bertemu Mahluk yang pernah menjadi paling mengerikan selama satu Era. Mereka mundur ketakutan ketika sekilas dapat mereka lihat ada kilatan pembunuh di dalam mata hitam mengerikan Ular tersebut.

Sepasang mata mengerikan itu benar -benar menakuti jiwa yang hidup. Aura kejam yang terbentuk dari pembunuhan tak terhitung jumlah nya. Itu sudah beberapa dekade semenjak pemerintahan Argia, tapi niat kejam dan membunuh itu masih ada bahkan sepertinya semakin kuat. berada di hadapan monster ganas seperti ini membuat kaki siapa pun akan lumpuh jika tak mempunyai pikiran jernih dan stabil.

"Lari..!! Cepat lari !!!" Edward menarik pergelangan tangan kedua gadis itu secepat mungkin. Akal sehat nya kali ini tak bisa untuk berpikir jernih selain berpikir untuk melarikan diri. Oh.. F**k mengapa ular tua ini masih hidup ? Apakah ini jenis abadi atau generasi lain nya ? Edward mengutuk keras dalam hati ketika menyadari tak ada satu pun mantra sihir yang berguna untuk menyerang. Ia bersumpah setelah keluar dari sini ia akan berusaha keras belajar buku sihir nya.

"Aahh.." Kedua gadis itu menjerit ketakutan ketika rumput yang baru mereka pijak sebelumnya sudah terbakar api yang di semburkan oleh Ular itu. Ular Iblis tersebut mengejar dengan sangat cepat dan hampir menyusul mereka bertiga yang sudah menggunakan tenaga penuh untuk berlari. Ular itu terus mengejar tapi tidak terburu - buru seperti sudah yakin akan kemenangan nya.

Azalea dengan panik berlari menyamai langkah dengan kedua sahabatnya. Setitik cahaya samar menghilang di udara, cahaya itu begitu samar dan sangat cepat hingga tak menunggu orang untuk merespons tapi Azalea berhasil menangkap hal tersebut. Ekor mata nya yang tajam melihat cahaya samar yang ternyata berasal dari peta Gulungan Emas. Sebuah anak panah muncul dan menunjuk ke arah kanan yang merupakan lawan dari jalan mereka yang seharusnya tetap lurus.

Jalan itu merupakan perpecahan jalan ini, tapi setelah Azalea perhatikan dengan saksama jalan itu tidak memiliki kejelasan !! Itu jalan buntu !! Karena hanya setengah jalur yang ditampilkan.

Azalea menoleh ke belakang dan Ular itu tetap menyemburkan api ganas nya, Sialan ! Api itu memiliki gas Miasma dan bau Aprhodisak yang kuat. Miasma adalah sebutan untuk racun yang dapat mengubah Mahluk hidup menjadi kerangka dan tak lama akan korosi lalu berubah menjadi abu penawar racun ini sangat langka.

Sedangkan Aprhodisak adalah racun nafsu dan gairah. Selama Mahluk itu masih hidup ia akan merasa nafsu nya tersulut hebat dan jika tidak terpuaskan selama lima jam maka tubuh akan mengeluarkan nanah menjijikkan dan akhirnya meledak menjadi genangan darah, racun ini sangat kejam.

"Ikuti aku !!" Azalea mengatupkan gigi nya dan dengan tegas mengambil keputusan . Tak ada jalan lain ! Terpaksa harus mengambil jalan ini. Kini semua tergantung pada Semesta apakah itu jalan buntu ataukah menjadi penyelamat !

Azalea tanpa ragu berlari lebih cepat mendahului yang lain. Tidak peduli apa, mereka harus tetap hidup ! Mungkin anak panah itu menunjukkan tempat pelarian tersembunyi untuk mereka. Dia memimpin kelompok itu untuk mengikuti jalur yang di tunjuk, sebuah persimpangan jalan muncul dan dengan tekad ia berbelok kanan dan menapaki jalan itu.

Ular Toska itu berhenti sejenak ada kilatan keraguan yang muncul di sepasang mata hitam itu. Dan dengan sikap sombong sekali lagi ia mengejar ke arah depan tanpa pertimbangan. Apa yang dinamai jalan maut ? Ini hanya sebuah jalan dan jika itu benar maka yang berhadapan dengan maut adalah mereka ! Dengan kehendaknya kedua tanduk merah di kepalanya mulai berdekatan dan akhirnya saling bersentuhan.

Suara dengung muncul di dan, getaran sonik merambat di udara. Ada suara jatuh dan vitalitas hidup menurun. Mereka bertiga mengarahkan pandangan nya ke sekitar dan jejak teror tumbuh di mata masing-masing ketiga orang tersebut. Ada kengerian dalam ekspresi mereka, mengerahkan seluruh tenaga mereka bertiga berlari lebih cepat. Tak ada yang bersuara atau bergurau seperti biasa, seakan mereka tidak tahu cara bicara atau bernafas. Semua tegang dan panik.

Keadaan sekitar yang awalnya penuh semangat Mahluk hidup kini sunyi seperti hutan belantara tanpa kehidupan, yang tadi Kicauan burung masih terdengar merdu di bawah embusan angin kini para burung itu tergeletak kaku di atas tanah, jika tadi bunga - bunga dan tanaman dengan gembira memberi aroma segar dan memabukkan mereka kini sudah layu dan kering berwarna coklat tua.

"Tutup telinga kalian ! Bunyi itu berbahaya !!"

Ketiga orang tersebut merobek bagian baju dalam mereka dan menggunakan nya sebagai penyumpal telinga. Hutan yang tadi memberikan aura tenang dan suasana asri berubah menjadi lautan tanaman kering yang layu. Setiap Rumput yang mereka pijak setelah nya akan berubah layu, pohon - pohon yang tadi masih menari bahagia di tengah alunan musik angin kini tak bersemangat seolah seorang anak muda berubah menjadi kakek tua, kehilangan vitalitas.

Ketakutan dan rasa panik melanda di hati mereka. Itu tampak jelas dari sorot mata yang kini meredup itu.

"Ini dimana Azalea !!!" Menyadari bahwa hutan itu semakin mengerikan Edward kembali berteriak cemas. Tanpa ragu sebelumnya mereka mengikuti Azalea karena disini hanya dia yang mengerti bahasa aneh yang ada dalam Perkamen, tapi sepertinya kali ini mereka mengirim nyawa mereka secara pribadi pada Raja Neraka ! Jalan di depan sana Buntu !!

Azalea menggigit bibir bawah nya, ia juga tak tahu ini dimana.

"Ahh, " Edward Frustasi akan hal ini. Ia menoleh pada Elyzabeth yang kini wajah cantik nya sudah ternoda oleh tetesan keringat dan ketakutan. "Apa kau tahu mantra untuk menyerang ?" Edward mengeraskan suara nya agar bisa di dengar. Sesuai harapan, Elyzabeth menengok tapi sayangnya gadis itu menggelengkan kepala nya.

Edward memutar otak nya, mencari cara agar bisa lolos dari pengawasan mata tajam ular ini dan menemukan tempat untuk bersembunyi. Tak ada cara lain, dia harus mencoba kembali mengucap mantra !

"Fortodok kosu." Tidak ada yang terjadi, apa nya yang salah ?

"Fortio kyosu."

"Ahhh,.. apa nama mantra nya ?"

Lemparan kayu sedikit menghambat pergerakan dari Ular Toska. Manik hitam tersebut memancarkan sinar pembunuh mengerikan. Ular itu tiba - tiba berbalik dan menyapukan ekor nya pada pepohonan dan melemparkan nya ke arah tiga sahabat tersebut.

"Aaaa.."

"Sialan !!"

Mereka bertiga berhenti mendadak karena batang kayu menghalangi jalan. Keringat dingin semakin merembes dan membasahi punggung mereka.

"Bagaimana ini ?" Teriak cemas Elyzabeth. Tak pernah di hidupnya ia merasakan rasa takut mencekam seperti ini.

"Lewat sana !" Edward menunjuk ke arah kiri dan tanpa menunggu respons lain nya ia langsung menarik tangan mereka.

Sebuah jalan penuh semak belukar dan akar yang menonjol keluar dari tanah dan menyebabkan halangan sulit untuk melewati nya.

"Lucgriel."

Sreet

"Aahh,"

"Edwaaarddd .....!!!"

Azalea dan Elyzabeth berteriak histeris saat Edward terkena hantaman dari ekor ular Toska. Jubah hitam pemuda itu meneteskan cairan merah kental berbau amis. Elyzabeth menatap penuh kebencian pada ular yang kini masih mengejar mereka, tak ada lagi sorot takut atau cemas di kedua mata gadis itu. Yang Elyzabeth inginkan kini hanyalah mencincang tubuh hewan itu dan melemparkan nya pada api yang membara.

"Elyzabeth ! Jangan bertindak gegabah !" Azalea yang memapah Edward berjalan berteriak dingin. Tudung jubah yang terlepas menampilkan wajah dingin seorang dewi yang tak tersentuh. "Sebaiknya kita cepat lari dari sini, bantu aku untuk menyangga Edward !" Perintah nya mutlak.

Elyzabeth mendengus, sadar bahwa saat ini ia tidak bisa membalas perbuatan biadab binatang itu, tapi suatu hari pasti hutang luka ini akan ia bayar.

Mereka berjalan secepat mungkin, dan ular itu juga bergerak semakin cepat di luar nalar manusia.

"Sial ! Sebenarnya itu ular atau troll ?" Elyzabeth memaki kesal.

Tak memperhatikan jalan karena terlalu cepat berjalan membuat mereka tak menyadari jika ada sebuah akar pohon yang menonjol keluar di depan sana.

"Aah.."

"Ya dewa !!"

Kedua gadis itu tersandung dan terjerembap ke tanah, sebuah cahaya putih tampak sekilas di udara kosong dan kembali menghilang sedetik kemudian.

Ular Toska mendesis dan mempercepat gerakan nya tapi saat mendekat ke arah akar menonjol tubuh nya terpental ke belakang menciptakan luka menganga di tubuh nya. Jejak teror menyelubungi kedua manik hitam pekat Ular Toska dan dengan tergesa segera menjauhi Lokasi tersebut.

'Walau kali ini kau tidak berhasil ku tangkap, tak lama lagi bulan merah akan terjadi pertanda Yang Mulia bangkit dan akan ku lihat bagaimana kau mencoba kabur kembali.'

avataravatar
Next chapter