Setelah lama mengapung, jiwa Zack masih melayang tanpa arah dan tujuan yang jelas, dan cahayanya mulai meredup mendandakan dia akan lenyap dari tempat itu.
Namun tiba - tiba sebuah cahaya yang amat terang mulai mendekati dirinya dan mulai memeriksa keadaannya dan kenangan yang terdapat didalam jiwa Zack
"Menarik"
Kata jiwa tersebut, setelah memeriksa jiwa Zack
"Sebaiknya apa yang harus aku lakukan terhadap jiwa ini?"
Kata Cahaya tersebut didalam benaknya.
"Sebaiknya aku memeriksa kembali jiwa ini"
Lalu Cahaya itu mulai kembali memeriksa semua kenangan Zack.
"Pembullyan, masa lalu yang kelam, orang yang sangat lemah, ..."
Kata Cahaya itu yang sedang memeriksa jiwa Zack dan menyebutkan semua kelemahannya.
"Hmm..."
Gumam Cahaya tersebut setelah menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.
Cahaya itu mulai melihat kenangan Zack tentang anime, komik, novel dan sebagainya dengan gesture yang mulai tertarik akan sesuatu.
"Mungkin hal ini akan menghilangkan rasa bosanku"
Kata Cahaya itu selanjutnya sambil merencanakan sesuatu didalam benaknya.
"Oke aku mempunyai rencana"
Kata Cahaya tersebut. Lalu cahaya itu mulai bersinar menerang dan merubah wujudnya menjadi bentuk manusia, namun masih bercahaya diseluruh tubuhnya.
Lalu Cahaya itu mulai menjulurkan tangannya, dan mengeluarkan setetes cairan bewarna merah dari ujung jarinya. Cairan tersebut merupakan darah dari cahaya itu dan cahaya itu mencoba menyatukannya bersama jiwa Zack.
"Ini pertama kalinya aku melakukannya, semoga tidak terjadi masalah"
Kata Cahaya tersebut sambil masih menyatukan darahnya dengan jiwa Zack.
Setelah beberapa lama kemudian, semua proses selesai, Cahaya itu mulai memperhatikan jiwa yang lemah itu.
"Hah.. kukira akan memakan waktu sebentar, ternyata cukup memakan waktu yang lama"
Sambil memeperhatikaan Jiwa Zack.
Lalu Cahaya tersebut mulai kembali memulai rutinitasnya yang dia lakukan sebelumnya, yaitu mulai menghitung bintang sambil menunggu penyatuan jiwa Zack dengan darahnya.
.
.
"Hah.. hah.. hah.. dimana aku?"
Kata Zack, namun suaranya tidak keluar dari dirinya.
"Apa ini? Mengapa suaraku tidak keluar?"
Kata Zack sambil memperhatikan sekitar, namun sejauh mata memandang Zack hanya melihat hamparan bintang - bintang ditempat ini yang sangat indah. Lalu dia melihat disampingnya, ada sebuah siluet cahaya berbentuk manusia.
"Cahaya apa yang ada disampingku?, sangat terang dan menyilaukan."
Kata Zack setelah melihat sekitar.
"Apakah itu orang? Mengapa dia bercahaya?"
kata Zack dalam benaknya, namun dia mencoba untuk memanggil Cahaya itu.
"Halo"
Namun suaranya tidak keluar.
"HALOOO!"
Teriaknya, namun suaranya tetap tidak keluar dan Cahaya itu sepertinya juga tidak menanggapinya. Lelah berteriak Zack mulai memeperhatikan keadaannya, namun.
"Apa ini, mengapa tubuhku bercahaya, tapi mengapa cahayanya tidak seterang orang disebelahku?"
Kata Zack setelah melihat tubuhnya yang seperti meredup.
"Apa yang sebenarnya terjadi padaku?"
Kata Zack, dan mulai mengingat apa yang terjadi sebelumnya.
Lalu Zack mulai mengingat kejadian sebelumnya, dimana dia tercebur dari kapal saat hendak mencoba menyelamatkan teman masa kecilnya.
"Bukankah pegangan wanita itu juga terlepas?"
Lalu Zack dengan panik mencari jiwa teman masa kecilnya, karena dalam ingatannya Zack, detik - detik terakhir sebelum dia tercebur, Zack melihat bahwa tangan dari wanita yang mencoba menyelamatkannya terlepas saat dia menghentakan tangannya.
Namun Zack tidak tahu bahwa temannya itu berhasil selamat karena diselamatkan oleh beberapa kru kapal.
"Sepertinya Cahaya disebelahku, merupakan cahaya teman masa kecilku"
Kata Zack sambil menebak cahaya yang berada disampingnya itu.
"Bahkan jiwaku setelah kematian tetaplah lemah."
Lanjutnya, saat mencoba memandingkan cahayanya dengan cahaya disampingnya.
Melihat jiwa Zack yang mulai bereaksi, siluet Cahaya terang yang berada disampingnya, mulai berhenti menghitung bintang dan mulai memperhatikan jiwa Zack.
Ingin Cahaya itu menjelaskan bahwa dia bukan teman masa kecilnya, namun dia masih belum bisa berkomunikasi dengan jiwa Zack maupun sebaliknya, karena lemahnya jiwa Zack.
"Disaat situasi seperti ini dia masih memperhatikan gadis yang dicintainya"
Kata Cahaya itu
"Jiwa yang menarik, semoga pilihanku tidak salah dan dia bisa menghilangkan perasaan bosanku."
Disisi lain Zack mulai merenungkan sesuatu
"Mungkin jika aku mempunyai kekuatan, aku bisa menyelamatkan dia dan terhindar dari pembullyan yang selama ini kualami."
"Bagaimana keadaan pamanku disana?, pasti dia amat sedih"
Kata Zack. Paman Zack memang terkenal sangat menyayangi Zack dan merawatnya seperti dia merawat anaknya sendiri.
"Dan bagaimana teman - temanku apakah mereka akan berduka akan kematianku?"
Renung Zack terhadap teman - teman yang sering membullynya.
.
.
Sehari setelah penyatuan, Zack merasakan ada sesuatu yang berubah dari jiwanya, terutama sinar dibadannya mulai menerang.
"ARGHHHHHHHH"
Teriak Zack merasakan sakit yang teramat kuat. Teriakan Zack tetap tidak terdengar, namun perlahan sinar dibadannya yang meredup mulai menerang sedikit demi sedikit.
"Akhirnya dimulai, semoga dia bisa menahannya"
Kata sinar disebelahnya yang masih memperhatikan jiwa Zack.
"ARGHHHHHH"
Teriak Zack yang masih mencoba menahan rasa sakit yang dialaminya.
"MENGAPA SAKIT SEKALI"
.
.
Waktu terus berlalu, sudah seharian Zack menahan rasa sakit yang dialaminya namun rasa sakit itu tetap tidak menghilang, lalu dia mendengar suara.
"Tahanlah sebentar lagi, jika kau berhasil menahannya, kau akan mendapatkan kekuatan untuk menyelamatkan apapun"
Kata Siluet Cahaya disebelahnya
Zack amat sangat terkejut, ternyata orang disebelahnya bukan teman masa kecilnya. Saat Zack ingin bertanya, rasa sakit yang dialaminya kembali menguat. Namun Zack akan mencoba menahannya sekarang.
"Aku harus bisa, kata cahaya itu jika aku berhasil menahannya, aku akan mendapatkan kekuatan"
Kata Zack sambil mencoba menahannya rasa sakitnya dengan sekuat tenaga.
.
.
Sudah seminggu penyatuan itu berlalu dan akhirnya selesai. Rasa sakit yang dirasakan Zack perlahan - lahan mulai menghilang.
"Akhirnya sudah selesai"
Kata Cahaya yang berada disampingnya. Lalu kesadaran Zack mulai menghilang.
Sebulan setelah pingsan, Zen tersadar di wilayah rerumputan dan dari kejauhan terlihat pegunungan yang indah dan ada air mancur tidak jauh dari tempat Zack berada. Lalu dibeberapa tempat ada juga hamparan luas berisikan bunga dan hutan yang lebat.
Saat ini badan Zack sudah menerang, tetapi cahayanya tidak seterang orang yang mendampinginya.
"Dimana aku?, indah sekali tempat ini, apakah ini surga?,"
Kata Zack setelah puas memperhatikan sekitar.
"Selamat Anakku"