3 Murid dan Dokter

Dia tengah duduk bersantai sambil menghisap sebatang roko setelah mengobati beberapa Anak-anak yang sakit dan juga berkonsultasi tentang beberapa hal yang umumnya dialami oleh Anak-anak Remaja.

Asap mengepul keluar dari bibir merahnya yang begitu seksi. Dia adalah Oikawa Urara, seorang Dokter Perempuan berparas cantik layaknya bidadari, dengan tubuhnya yang seksi dan dada besar berukuran j-cup. Dia mengenakan dress berwarna ungu tanpa lengan dengan rok pendek di atas lutut, dan kemeja dokter berwarna putih panjang yang ujungnya menyentuh lutut.

Pintu ruang kesehatan diketuk dengan cukup keras.

"Silahkan masuk," kata sang Dokter dengan suara yang seksi dan menggoda.

Pintu ruangan dibuka, dan seorang Anak kecil berambut perak, berseragam serba hitam memasuki ruangan sang Dokter.

"Ada apa, Alexander?" tanyanya.

Alexander menyeringai mesum menatap sang Dokter dari ujung kaki hingga ke ujung kepalanya. "Aku ingin bermain denganmu. Mengingat di sini hanya ada kita berdua."

Anak itu berjalan menghampirinya, dan tangan kanannya meremas-remas dadanya yang berukuran besar.

"Apa maksudmu?" tanya Urara Oikawa yang terkejut ketika Alexander meremas-remas gunung kembar sang Dokter.

"Bukankah sudah aku bilang. Bahwa aku ingin bermain denganmu, Urara-sensei." Tangan kiri Alexander ikut meremas-remasnya, sehingga bocah itu tengah meremas-remas gunung kembar sang Dokter.

Urara-sensei meringis, dan mendesah pelan ketika Alexander semakin keras meremas kedua dadanya. "Baiklah-baiklah. Aku akan bermain denganmu. Jadi hentikan sekarang!"

Alexander berhenti meremas-remas gunung kembar sang Dokter.

Urara Oikawa berdiri sambil melepaskan kemeja putih Dokter-nya. Dia juga membuka resleting dress-nya yang berwarna ungu yang memperlihatkan sepasang gunung kembarnya yang begitu besar.

Urara berbaring di atas kasur.

"Ayo, katanya mau bermain," kata Urara dengan wajah yang memerah.

Alexander yang terlihat sangat senang segera menanggalkan seluruh pakaiannya hingga dia telanjang bulat. Alexander berjalan menghampiri sang Dokter yang berbaring di atas kasur. Kedua tangan Alexander segera merobek celana dalam sang Dokter yang berwarna cokelat, sehingga memperlihatkan area kewanitaannya yang begitu seksi, dan besar.

Alexander perlahan memasukkan alat kejantanannya ke dalam area kewanitaan Oikawa Urara. Urara-sensei meringis kesakitan ketika alat kejantanan muridnya memasuki area kewanitaanya. Kedua tangan Alexander mencengkram dengan keras gunung kembarnya.

"Aku ingin menikmati tubuhmu, Sensei," kata Alexander. "Rasakanlah ini."

Alexander kemudian menggigit dada bagian kanan gurunya, seranya tangan kirinya mencengkram dada bagian kirinya, dan alat kejantanannya memasuki lebih dalam area kewanitaan sang Dokter.

Alexander begitu menikmati setiap cairan susu yang dia hisap dari dada Urara. Dalam hatinya Alexander berkata, "Ini benar-benar lezat, dan nikmat."

"Berhenti, kau terlalu kasar, dan liar!" teriak Urara yang kesakitan.

"Ini adalah caraku bermain," balas Alexander yang kemudia menggigit kembali dada bagian kanan Urara.

Urara hanya berteriak menahan sakit, dan perihnya hubungan yang tengah terjadi antara dia dengan sang Murid yang merupakan jagoan di sekolahnya.

Urara kemudian membalik tubuh Alexander, sehingga kini dia yang tengah menindih tubuh muridnya. Mata hijau Urara menatap mata merah sang murid. Urara membuka seragam muridnya, sambil menikmati area kewanitaannya yang masih dimasuki alat kejantanan Alexander. Urara menggigit dan mengulum dada muridnya yang datar, dan berotot six pack.

Alexander meringis ketika Urara menjilati dan menggigit dadanya.

"Bagaimana rasanya meminum susu langsung dari sumbernya?"

Alexander menahan perih akan besarnya nafsu Urara dalam menggigit dadanya. Dengan sekuat tenaga Alexander membalik tubuh Urara, sehingga mereka terjatuh di lantai dengan posisi tubuh Alexander menindih tubuh Urara dengan alat kejantanannya yang masih menempel pada area kewanitaan Urara.

"Aku tidak akan melepaskanmu, Urara-sensei. Rasakan ini."

Alexander semakin dalam menyalurkan cintanya, sehingga cairan putih nan kental yang penuh cinta keluar dengan deras dan membasahi area kewanitaan Urara. Dia juga mencengkram dengan keras gunung kembar Urara, dan menggigitnya semakin keras.

Urara hanya bisa pasrah, diperlakukan seperti itu. Di mana dia berteriak sekencang-kencangnya. Namun dia juga menikmati bercinta dengan muridnya.

Murid dan Dokter itu telah selesai bercinta. Alexander telah mengenakan seragam sekolahnya kembali, begitupula dengan Urara-sensei yang telah mengenakan pakaian kerjanya. Di mana saat ini Urara-sensei hanya tengah merapihkan rambutnya yang sempat berantakan.

"Kamu harus berhenti merokok, Urara-sensei. Itu tidak baik bagi rahimmu, dan juga memperburuk kualitas air susumu," kata Alexander yang berdiri di jendela sambil menatap pepohonan yang hijau dan rindang.

"Aku akan merpertimbangkannya," balas Urara dengan nada santai.

Alexander memeluk Urara dari belakang, dan memberikan sebuah ciuman singkat pada pipi bagian kanannya.

"Aku mencintaimu, Urara-sensei."

avataravatar
Next chapter