4 Kepala Klan dan Seorang Miko

Dengan didampingi seorang pendeta perempuan yang mengenakan hakama berwarna merah, haori berwarna putih. Nuenaki Yuuma berjalan mengikuti Hikosawa Suwako yang merupakan salah seorang 'Miko' paling berpengaruh di desanya. Mereka berdua memasuki sebuah gua yang merupakan kuil tempat ibadah dari agama Shinto Hitam.

[Miko (巫女) adalah istilah dalam agama Shinto di Jepang, merujuk pada wanita kuil (jinja) atau pendeta-wanita pendamping yang dulu pernah dipandang sebagai dukun tetapi dalam budaya Jepang modern pekerjaan tersebut dikenali sebagai peran secara adat dalam kehidupan di kuil sehari-hari, terlatih untuk mengerjakan tugas mulai dari melakukan penyucian hingga melakukan Kagura, suatu tarian suci.]

"Ini adalah waktu yang pas bagi Yuuma-sama untuk melakukan ritual ini. Mengingat anda adalah Kepala Klan Nuenaki dan anda harus melakukan kegiatan ritual ini denganku," kata Miko berusia sekitar empat puluh dua tahun tersebut.

"Ritual apa yang akan kita lakukan, Suwako-dono?" tanya Yuuma pura-pura tidak tahu.

Suwako melihat betapa gundahnya perasaan Yuuma. Terlebih dia tahu bahwa Yuuma telah menjalin hubungan cinta dengan Okami. Suwako terlihat kesal dengan orang seperti Yuuma yang terlihat seolah-olah sedang gundah, tapi dia tahu apa yang akan terjadi.

"Kau tidak perlu munafik dan sok suci. Ini adalah ritual keagamaan yang harus dilakukan oleh 'Miko' sepertiku dan Kepala Klan Nuenaki. Ini adalah ritual keagamaan yang suci," kata Suwako sambil menggambar lingkaran pentagram di dalam goa dengan menggunakan tongkat kayu yang dia bawa.

Suwako perlahan melepas pakaian yang dia kenakan hingga dia telanjang bulat tanpa sehelai benang sama sekali. Walaupun dia memiliki seorang anak perempuan yang seusia dengan Yuuma. Akan tetapi Suwako terlihat begitu seksi dan anggun. Dia terlihat tetap cantik meskipun berusia empat puluh dua tahun. Dadanya begitu besa, berukuran i-cup, dan jauh lebih besar daripada milik Hinata Okami.

Suwako menarik tubuh Yuuma dalam pelukannya dan menari erotis untuk merangsang pemuda berusia tujuh belas tahun tersebut.

"Jangan malu-malu, Yuuma-sama. Ini adalah ritual suci yang harus kita lakukan. Lakukanlah sesukamu terhadap tubuhku, karena tubuhku ini adalah milikmu, dan ini adalah ritual suci yang harus kita lakukan antara kita berdua."

Yuuma sudah tidak sanggup lagi menahan godaan yang ada. Dia segera menanggalkan pakaiannya hingga telanjang bulat dan segera membenamkan wajahnya pada gunung kembar milik Suwako yang berukuran i-cup.

"Oh, nikmatnya," kata Suwako.

Walaupun gunung kembar milik Suwako kendor, tapi Yuuma begitu menikmatinya. Gunung kembar itu tetap nikmat dan membuatnya begitu bergairah untuk segera menikmati setiap bagian tubuh milik sang Miko.

"Aku merasa nyaman," ujar Yuuma.

Dia kemudian meremas-remas gunung kembar milik Suwako.

"Usia hanyalah angka. Tubuh hanyalah sebuah media. Ritual ini begitu suci dan dunia ini adalah milik kita berdua," kata Suwako dengan wajahnya yang memerah.

Tangan kanan Suwako memegang kejantanan milik Yuuma yang begitu tegang dan mempermainkannya maju-mundur. Merasakan kejantanannya semakin tegang, Yuuma segera menjatuhkan tubuh Suwako ke lignkaran pentagram yang telah digambar, dan memasukkan kejantanannya ke area kewanitaan sang Miko. Dia bermain maju mundur dan terus mendorong Suwako dengan keras.

Yuuma menusuk Suwako dengan begitu kerasnya sehingga dia mendesah cukup keras. Suara sang Miko terdengar begitu seksi dan menggoda sehingga membuat Yuuma semakin dalam menikmati hubungan tersebut. Cairan kental penuh cinta itu keluar dari kejantanan Yuuma dan mengalir memasuki rahim Suwako.

Yuuma mencium bibir Suwako yang berlipstik hitam.

Ciuman mereka berdua dan ritual cinta yang mereka lakukan begitu bergairah. Mereka menikmati dan tenggelam akan nikmatnya saling bercinta.

Suwako mendorong tubuh Yuuma dengan keras, sehingga kini posisinya ada di atas, sementara Yuuma ada di bawah. Walaupun berpindah posisi, kenjantanan Yuuma masih menempel pada area kewanitaan Suwako.

"Sekarang giliranku, Yuuma-sama."

Suwako menaik-turunkan badannya di atas badan Yuuma sambil memegang gunung kembarnya yang berukuran i-cup. Posisi Suwako saat ini begitu mendominasi.

"Ini merupakan gerakan ritual yang paling suci. Kau harus sadar akan posisimu saat ini, Yuuma-sama. Biarkan aku yang berada di atas, agar nirwana menerima ritual suci kita."

Suwako menggigit bibir bawahnya menahan rasa perih akibat gesekan pada area kewanitaannya yang naik-turun tertusuk kejantanan Yuuma. Sementara wajah Yuuma memerah padam. Ekspresi wajah Yuuma tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, apakah dia merasa perih atau menikmati ritual suci dengan Suwako.

Kedua tangan Yuuma segera menggenggam gunung kembar Suwako dan kemudian meremas-remasnya. Yuuma begitu senang bisa bercinta dengan Suwako, karena menurutnya sensasi bercinta dengan Suwako jauh lebih nikmat daripada dengan Okami.

"Aku mencintaimu, Yuuma."

Kedua tangan Suwako menggapai wajah tampan Yuuma. Dia mendekatkan bibirnya dan mencium sang Kepala Klan Nuenaki. Ciuman tersebut sangatlah panas dan menggoda, serta terasa sangat nikmat. Apalagi mereka tengah berciuman, dengan posisi kedua tangan Yuuma yang meremas-remas gunung kembar Suwako, dan area kewanitaan Suwako yang semakin basah dengan banyaknya cairan kental penuh cinta yang membasahi area kewanitaannya.

Setelah bercinta cukup lama. Yuuma berdiri dengan kejantanannya yang masih tegang dan perkasa. Wajah Suwako terlihat begitu merah dan lidahnya menjilati bibirnya yang berwarna hitam.

"Yuuma-sama," kata Suwako dengan nada bicara genit.

Suwako segera mengulum kejantanan Yuuma yang tegang dan perkasa.

"Ternyata nafsu seksmu sangatlah besar, Suwako-dono. Kalau begitu, aku akan membuatmu semakin basah, dan bergairah." Kedua tangan Yuuma menggenggam kepala Suwako dan menggerakan kepala sang Miko maju-mundur mengulum kejantanannya.

Gerakan oral seks itu begitu kuat. Yuuma menggerakkan kepala Suwako maju-mundur mengulum kejantanannya. Wajah Suwako terlihat sangat memerah seperti kekurangan nafas, hingga akhirnya cairan putih kental kembali keluar dari kejantanan milik Yuuma, dan membasahi mulutnya.

Mulut Suwako dipenuhi dengan cairan putih kental penuh cinta, sehingga dia menghentikkan kegiatan oral seksnya. Walaupun telah berhenti, tapi cairan putih kental penuh cinta itu masih keluar muncrat dari kejantanan Yuuma, dan membasahi wajah cantik Suwako.

Suwako mengeluarkan cairan putih kental penuh cinta itu ke arah bawha sehingga membasahi kedua gunung kembarnya. Yuuma memutari tubuh Suwako dan mendorong badannya ke tanah. Dia menarik tubuh Suwako hingga posisi sang Miko menjongkok.

Yuuma menjilati area kewanitaan Suwako yang basah dan meraba-rabanya sebentar.

"Setelah kita melakukan ritual ini. Aku ingin bercinta denganmu dan anakmu, Misumi. Kita akan bermain bertiga, karena akan lebih nikmat jika kita main bertiga."

"Oh, tentu saja. Pasti itu akan sangat menyenangkan, Yuuma-sama."

Yuuma mencium area kewanitaan Suwako dan kemudian memasukkan kejantanannya. Kedua tangannya memegang pinggul sang Janda tersebut kemudian Yuuma bergerak maju-mundur menusuk area kewanitaan Suwako.

Suwako mengerang menahan perih. Namun menikmati bercinta dengan posisi 'doggy style' tersebut.

"Jangan hanya memegang pinggulku saja, Yuuma-sama! Remas-remaslah kedua gunung kembarku, cumbulah aku dari belakang, dan bercintalah sepuashmu!"

Suwako mendesah semakin keras dengan posisi bercinta seperti itu.

Suwako berdiri dari posisinya dengan keadaan area kewanitaannya masih ditusuk kejantanan Yuuma. Kedua tangan Yuuma meremas-remas gunung kembar Suwako dari belakang, sambil mencumbu leher sang Miko, lalu menjilati pipinya.

Dia meremasnya semakin kencang dan semakin menusuk Suwako semakin dalam.

Suwako memalingkan wajahnya ke arah samping kanan dan langsung dibalas oleh Yuuma yang segera mencium bibir sang Miko. Lidah mereka berdua saling bertautan dan saling jilat, sambil Yuuma terus meremas-remas gunung kembar Suwako, dan menusuknya lebih dalam.

Setelah merasa nikmat, Yuuma memutar tubuhnya, dan berhadapan dengan Suwako.

Mereka berdua saling menautkan tangan mereka pada pundaknya. Wajah mereka saling berhadapan satu sama lain.

"Kenapa kau mau bermain denganku? Padahal anakmu juga suka padaku. Bahkan aku belum bermain dengan anakmu," tanya Yuuma.

"Anakku masih suci. Dia bunga Desa yang baru mekar. Kalau kau ingin bermain dengan anakku. Kau harus bermain denganku terlebih dahulu. Setelah itu, kita main bertiga."

Yuuma dan Suwako saling berciuman dengan kedua tangan mereka yang saling bertautan. Meskipun mereka tidak terikat dalam hubungan pernikahan. Meskipun hubungan mereka hanya sesama anak manusia yang terpisah umur yang sangat jauh. Meskipun Suwako adalah ibu dari salah satu teman perempuannya. Tetapi mereka saling berbagi cinta dan melaksanakan ritual keagamaan tersebut dengan baik.

Yuuma memasukkan kejantanannya ke dalam area kewanitaan Suwako. Tangan kanannya mengangkat kaki kanan Suwako. Yuuma menusuk-nusuk area kewanitaan Suwako dengan begitu keras sambil mereka berbagi ciuman yang penuh gairah.

Suwako memeluk tubuh Yuuma dengan begitu kerasnya seolah-olah dia tidak ingin kehilangannya. Sementara Yuuma masih terus menusuk area kewanitaan Suwako dengan keras sambil mencumbu leher Suwako, menjilati leher, dan menjilati wajah cantiknya.

Kedua insan manusia yang berbeda usia itu tergeletak di tanah. Yuuma terlihat tidak sadarkan diri. Namun wajahnya terlihat begitu bahagia. Sementara Suwako tengah bermain sendirian, di mana tangan kirinya meremas-remas dada kirinya, sedangkan tangan kanannya meraba-raba area miliknya dengan keras sehingga keluar air bening yang banyak.

avataravatar
Next chapter