1 the story begins!

~entah kenapa pelukannya terasa sangat nyaman padahal dia bukan siapa-siapa bagiku~

   Pagi hari ini Alexander school sudah dihebohkan dengan berita seorang adek kelas yang mati mengenaskan dikelas 11B. Bayangkan darah yang sudah berserakan dilantai, usus serta organ dalam yang sudah keluar menambah kesan sadis, bahkan siapapun yang melihat mayatnya dipastikan akan langsung pingsan seketika.

   "Anjir ngeri banget woii"

  

   "Sumpah jijik banget gua liat mayat itu dekel"

  

   "Kasian gue sama itu dekel"

  

   "Sekolah kita ada yang mati woii"

  

   "Eh itu bukan nya para cogan sekolah"

   "Anjing taehyung gue makin cakep aja"

   "Jaehyun sama gua yuk kita kekelas bareng"

   "Anjirr Jungkook walau dingin gitu tampan nya kelewatan woii"

   3 cogan yang sedang berjalan dengan santai di koridor sambil sedikit mendengarkan gosip pagi hari ini. Jeon jungkook Alexander anak dari pemilik Alexander school yang dijuluki sebagai ice prince. Bagaimana tidak? Sikap dingin, tatapan tajam, aura yang menakutkan membuat dirinya cukup disegani disekolah ini. Tapi walau begitu Jungkook adalah murid jenius yang bisa menguasai semua bidang pelajaran. Kim taehyung Galvin seorang murid badboy  yang sering menggoda adek kelas di jam istirahat dia dijuluki sebagi internasional badboy school bahkan para siswi-siswi yang melihat senyumnya bisa langsung menjerit kegirangan, selain itu taehyung juga pintar,sexy,dan juga ketua basket yang paling dikagumi. Yang terakhir adalah Jung Jaehyun Charles dia dijuluki sebagai handsome prince kenapa bisa begitu? Karena ketampanannya tidak bisa ditolak oleh para kaum hawa disini bahkan para kaum Adam disana iri dengan wajah jaehyun. Selain itu, dia memiliki otak yang cerdas, orang yang ramah, murah senyum, pelawak membuat para kaum hawa bertambah jatuh cinta dengannya.

   "Hey jung apa kau yang melakukannya?" Tanya Jaehyun berbisik Pelan agar tak didengar oleh para murid yang berada di koridor.

   "Bukan gue tapi Raka" jawabnya cuek tanpa melihat wajah jaehyun yang berada disampingnya.

   "Tumben sekali dia keluar ck kenapa tidak mengajakku kan gue juga ingin membunuh dekel itu" ujar Jaehyun kesal tidak kebagian untuk mencincang mangsanya. Oh astaga apa yang dipikirkan seorang namja tampan ini!

   Taehyung yang mendengar itu langsung menatap 2 namja tersebut. "Ck selalu saja membahas itu sudahlah gue pergi dulu ada yang ingin gue temui" ucap taehyung langsung berlari pergi meninggalkan 2 namja yang sedang menatap kepergiannya dengan malas.

   ~kelas 12A~

   "Anjir si cupu datang"

   "Enek gua liat muka nya"

   "Gue kira dia mati eh ternyata masih hidup ya cih"

   "Kapan sih itu anak pindah males banget gue sama dia"

   "Itu kacamata lengket terus udah kayak permen karet"

   Lalisa memasuki kelas 12a dengan menunduk banyak orang yang membicarakan nya tapi Lisa hanya dia seakan tidak mendengar apapun dari mereka. Bagaimana tidak dibully lihat saja penampilan Lisa yang memakai kacamata tebal, tidak memakai make up hanya memakai bedak tipis sangat berbeda dengan para siswi lain nya.

   "Woii! Lalis Lo dipanggil noh sama Jungkook di ruangan dangerous katanya ada urusan sama lo" ucap Jaehyun yang baru memasuki kelas 12a. Matanya menyipit melihat seseorang yang dia kenal sedang menggoda salah satu murid kelas unggulan disana.

   "TAK!"

   "Woii anjing jadi ini yang ingin Lo temui bucin ae Lo Bambang"

   "Anjirr sakit sat! Lo datang udah kayak jelangkung ae ganggu gue aja ini setan" sahut taehyung meringis ketika mendapat jitak kan dari makhluk sialan yang sudah mengganggu acara romantisnya dengan seorang cewek bermata kucing.

   Cewek bermata kucing itu tak lain adalah jennie Kim. Dia adalah idaman para kaum Adam disini dengan wajah kecil yang imut, mata yang indah nan tajam seperti rubah, kulit putih bersih, tubuh yang ideal walau sedikit lebih pendek tetap membuatnya mendapat banyak sorotan dari para kaum Adam.

   Lisa yang mendengar ucapan Jaehyun tadi mulai resah takut akan terjadi sesuatu menimpah dirinya bila berurusan dengan seorang namja bermarga jeon itu. "Mati aku pasti karena kejadian semalam huff tenang Lisa kau pasti bisa berhadapan dengannya" batin nya sambil berjalan perlahan keruangan dangerous.

   ~ruangan dangerous~

   Jungkook menatap dirinya dari pantulan kaca yang berada tepat didepan dirinya. Tatapannya sendu tersirat kepedihan didalamnya dengan perlahan tangannya membuka botol kecil mengeluarkan beberapa butir obat penenang itu dia tersenyum miris menatap obat yang berada ditangannya sekarang. Sudah 5 tahun jungkook harus tergantung dengan obat penenang walau begitu rasa sakit atas luka itu tetap saja tak kunjung memudar.

   "P-permisi apa a-ada orang"

   Jungkook langsung meminum obat itu. Melangkah keluar untuk menemui seseorang yang sudah dia tunggu sedari tadi. "Kau sudah datang? Bagaimana apa semalam menyenangkan?" Tanya nya menatap Lisa datar sambil melangkah mendekat.

   Mata Lisa berkeliling menatap setiap sudut ruangan ini entah kenapa dia sangat gugup. Mencoba mencari alasan yang benar untuk menjawab pertanyaan seorang namja didepannya ini. "A-aku tidak sengaja melihatnya maaf karena lancang atas k-kejadian semalam" jawab Lisa apa adanya

   "Oh ya? bagaimana kalau sekarang aku membunuhmu?" Ujar Jungkook memperlihatkan senyum devil nya

  "DEG"

   ~koridor Alexander school~

   "Nayeon apa kau melihat lalis?" Tanya mingyu. Dia adalah mingyu Raymond, saingan dengan jungkook dalam beberapa bidang. Sahabat dekatnya lalisa tapi sayang dalam suatu hubungan antara laki-laki dan perempuan itu tidak ada yang murni pasti salah satu dari mereka menyimpan perasaan dan orang itu adalah mingyu, dia sangat begitu mencintai seorang lalisa manoban.

   "Dia di ruangan dangerous, mungkin ada masalah dengan Jungkook" jawab nayeon, hampir sama dengan lisa, nayeon juga dibully karena fisiknya sangat jauh dari para siswi disini, dihina karena wajahnya yang buruk rupa, untung saja dia memiliki otak yang pintar.

   "Kenapa dia bisa ada disana ah thanks na" tanpa banyak membuang waktu mingyu langsung menyusul Lisa keruangan pribadi Alexander. Setelah sampai pintu ruangan itu ditendang keras oleh mingyu membuat orang yang berada didalam sana langsung mengalihkan pandangannya.

   "Mingyu"

   "Ngapain keruangan gue?" Tanya Jungkook dingin. Dia tidak suka melihat seseorang memasuki kawasannya apa lagi dengan cara tidak sopan. Melayangkan tatapan tajam kepada mingyu, ralat musuh.

   Mingyu tidak menjawab pertanyaan jungkook dia lebih memilih membawa Lisa pergi dari ruangan sialan ini, tapi sayangnya ditepis kasar lebih dulu oleh jungkook.

   "Mau ngapain?dia milik gue"

   "BUGH!"

    Satu tinjuan berhasil mendarat dirahang tegas Jungkook siapa lagi pelakunya jika bukan Kim mingyu Raymond. Dia tidak terima Lisa di klaim sebagai milik seorang bedebah seperti jungkook.

   "Cih anjing! Lo ngantar nyawa kesini hah!"

   "BUGH!"

   "BRAKK!"

    "BUGH!"

    Mereka saling memukul, meninju satu sama lain, dan memiliki hasrat bertarung yang besar. Jungkook tidak akan mengusik bila kawasan nya tidak dilalui dan mingyu tidak suka orang terdekat nya berurusan dengan orang yang dia benci.

   "Eh jangan berantem dong, Yuyun udah dong jungkook juga berhenti dong!" Teriak Lisa panik melihat aksi laga yang berada didepannya ini. Dia ingin berada ditengah-tengah agar kedua namja itu berhenti tapi takut akan dirinya yang terkena imbasnya.

   Jae dan Tae yang baru sampai kaget melihat pertarungan sengit antara 2 laki-laki ini. "Lah ini kenapa njirr hahaha?"tanya taehyung sambil terkekeh melihat keadaan sekarang

   "Ih kok ketawa bantuin misa--" kata Lisa terpotong

    "Bantuin misahin? Udah gak usah lebih baik Lo nonton aja seru nih" sahut jaehyun bersemangat ketika jungkook menghajar habis-habisan mingyu, tapi beda dengan Lisa yang malah ketakutan dan meringis ngilu melihatnya.

   "Mati Lo anjing!"umpat jungkook sambil terus meninju wajah mingyu.

   "Bugh"

  Jungkook terdiam ketika seseorang memeluknya dari belakang. "Udah Jung aku mohon jangan berantem lagi kasian mingyu" ucap Lisa lembut membuat amarah jungkook langsung mereda begitu saja. Aneh bukan?

~Bersambung

avataravatar
Next chapter