7 Penyelamatan

Belva membuka kedua matanya, dia melihat ke samping tempat tidur ada seorang pria. Begitu terkejutnya dia saat melihat wajah Doni yang tersenyum padanya.

"Kau ... Kenapa kau ada di sini?" tanya Belva yang belum menyadari apa yang sudah dilakukan oleh Doni padanya.

Doni mendekat, berbisik padanya jika dia sangat puas atas pelayanan yang sudah dilakukan oleh Belva. Mendengar itu Belva menyadari jika tubuhnya sudah tidak menggunakan sehelai pakaian pun.

Belva mulai merasa marah dan kecewa dengan apa yang sudah terjadi. Dengan sekuat tenaga dia melayangkan pukulannya pada Doni. Namun, Doni berhasil memegang tangannya.

Doni pun menyerang Belva kembali, dalam hatinya masih ingin merasakan kenikmatan saat wanita yang ada di hadapannya sadar. Mungkin itu akan membuatnya merasa sangat puas.

"Hentikan Doni—lepaskan aku!" pekik Belva yang masih berusaha melepaskan diri dengan sekuat tenaga yang masih dimilikinya.

Namun, Doni tidak melepaskannya. Sekuat apa di berteriak dan melepaskan diri, Doni akan semakin kuat untuk mencemarkan kembali Belva.

Di lobby Bianca merasa khawatir karena tidak bisa menemukan Binar dan Belva. Dia terus mencari dan bertanya pada semua teman-temannya. Karena rasa khawatir yang begitu besar, dia akhirnya menghubungi Arganta.

Arganta dengan cepat menuju hotel di mana Binar menghilang. Tidak begitu lama dia tiba di hotel, dia melihat Bianca yang sedang gelisah dan terus mencari informasi dari satu orang ke orang lain.

"Bagaimana—apakah Binar dan Belva sudah ketemu?!" tanya Arganta dengan nada khawatir.

Bianca menggelengkan kepalanya, dia mengatakan jika belum menemukan mereka berdua. Dia juga tidak tahu ke mana mereka berdua. Karena saat mereka menghilang Bianca sedang ke toilet.

"Ca, kau mencari Binar dan Belva!" ucap seorang teman yang melihat kepergian mereka.

Dia mengatakan jika Binar dan Belva dibawa oleh Doni, katanya mereka berdua sedang tidak sehat. Arganta bertanya ke mama Doni membawa Binar serta Belva.

"Aku melihat mereka di bawa ke kamar hotel," ucap seorang wanita yang bersama dengan teman Bianca.

Dia juga mengatakan nomor kamar yang merek tuju, dengan cepat Arganta menuju kamar yang sudah diberitahukan padanya . Bianca mengikutinya dari belakang dengan berlari juga.

Bianca berdoa dalam hatinya mudah-mudahan sahabatnya tidak apa-apa. Jika sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka dia akan merasa bersalah. Karena Doni melakukan semuanya demi membalas dendam padanya.

Arganta tiba tepat di depan pintu kamar Doni tetapi dia tidak bisa masuk dengan mudah. Karena ada seorang teman Doni yang berjaga di depan pintu.

Bug! Bug! Terjadilah perkelahian antara mereka berdua dan akhirnya Arganta berhasil mengalahkan pria yang sedang berjaga itu. Terdengar teriakan Belva, dengan sekuat tenaga Arganta menendang pintu kamar hotel.

Brakk!

Doni terkejut saat melihat Arganta mendobrak pintu, Bianca lebih terkejut lagi dengan apa yang dilihatnya. Belva sangat gusar, dia berjalan dengan cepat lalu menutupi tubuh Belva yang sudah tidak menggunakan sehelai kain pun.

Arganta sangat marah dia menghajar Doni dengan membabi-buta. Dalam benaknya dia tidak akan melepaskan pria yang sudah mencemarkan seorang wanita.

"Arganta hentikan!" pekik Bianca.

Bianca hanya memeluk Belva dengan erat karena sahabatnya itu hanya bisa menangis dan menangis. Dalam benaknya dia merasa bersalah sekali, matanya menyapu seluruh kamar. Dia tidak menemukan Binar.

Arganta berteriak pada Bianca tidak akan melepaskan Doni. Bianca berteriak untuk memanggil ambulance dan mencari Binar. Karena dia tidak berada di dalam kamar.

Dia tersadar lalu melihat sekeliling kamar, benar saja Binar tidak ada di dalam kamar ini. Arganta bertanya dengan membentak Doni untuk mengatakan di mana Binar.

Doni terkekeh saat Arganta bertanya tentang Binar. Bug! Arganta kembali memukul Doni dengan keras sehingga bibi sebelah kirinya sobek dan mengeluarkan darah segar.

Bianca mengambil ponselnya lalu menghubungi ambulance dan polisi. Dia tidak akan melepaskan Doni dengan begitu mudah.

Arganta kembali bertanya dan akhirnya Doni mengatakan jika Binar berhasil lepas darinya. Dia pun tidak mengetahui keberadaan Binar saat ini.

Tidak berapa lama tim medis tiba, Doni dibawa oleh polisi karena sudah bertindak mencemarkan seorang wanita. Belva pun segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum dan dirawat.

Arganta berusaha mencari Binar, dia pun meminta bantuan pada polisi untuk menemukan keberadaan kakaknya itu. Dia tersadar jika setiap lorong dari hotel ini memiliki kamera CCTV. Dengan cepat dia mencari ruang kontrol tersebut.

Dengan ditemani beberapa polisi Arganta menuju ruang kontrol dan meminta rekaman CCTV guna mencari keberadaan Binar. Dia melihat Binar lalu dibawa oleh seorang pria, seorang polisi mengenali pria itu.

"Dia adalah Tuan Adnan Raymond!" ucap seorang polisi.

Arganta bertanya pada polisi tersebut untuk menunjukkan di mana rumah Adnan. Dia berpikir jika Binar ada di rumahnya, dengan cepat polisi itu menuju rumah Adnan begitu pula dengan Arganta.

Tibalah mereka di rumah Adnan tetapi mereka tidak bisa masuk. Karena Candra mengatakan jika Adnan tidak ada di rumah, dia merasa itu perlu dilakukan karena tidak ingin mengganggu tuannya yang sedang beristirahat.

Meski Candra harus menghadapi polisi dia tidak takut karena dia memiliki seseorang di kepolisian yang bisa mengurus semuanya menjadi mudah.

"Katakan di mana Tuanmu?!" bentak Arganta pada Candra.

Candra mengatakan jika Adnan tidak ada di rumah tetapi Arganta tidak percaya. Lalu dia berteriak memanggil-manggil nama Binar. Candra berusaha untuk menghentikan Arganta untuk berteriak. Dia mengatakan jika tidak ada wanita yang bernama Binar di rumah.

"Cepat bawa pergi pemuda ini! Jangan membuat keributan di rumah Tuan Adnan Raymond!" ucap Candra pada beberapa polisi yang berada di sana.

Para polisi itu tidak bisa memaksa masuk karena tidak ada surat perintah untuk melakukan pemeriksaan. Dan mereka juga tidak mau berurusan dengan Adnan Raymond.

Seorang polisi mengatakan akan mencari Binar, dia mengatakan akan mengantar Arganta kembali ke rumah. Dan biarkan pihak kepolisian yang mencari keberadaan Binar.

"Aku tidak percaya dengan kata-katamu!" Arganta berkata sembari meneladani masuk ke rumah Adnan.

Terjadilah keributan diantara mereka, Alan yang mendengar keributan di luar. Berjalan menuju suara tersebut, dia melihat beberapa polisi dan seorang pemuda yang memaksa masuk.

"Siapa kau?!" tanya Arganta pada Alan yang baru saja keluar.

"Aku Dokter Alan," jawabnya singkat lalu balik bertanya.

Arganta mengatakan jika dia adalah adik dari Binar Chavali, dia juga mengatakan jika melihat Adnan membawa kakaknya dari hotel tadi.

Alan terdiam sejenak, mungkin gadis yang ditolong oleh Adnan adalah putri dari pengusaha Chavali. Dia mengenal betul keluarga Chavali, menurutnya keluarga Chavali merupakan keluarga yang menjunjung tinggi kehormatan seorang wanita.

Apakah yang akan terjadi jika keluarga mereka mengetahui apa yang sudah terjadi pada putrinya. Alan berharap Adnan bisa mengatasi semua ini dengan baik, dia tahu betul Adnan tidak akan melakukan hal yang merugikan seorang wanita.

"Kembalilah besok! Malam ini aku sedang mengobati kakakmu!" Alan berkata dengan tegas.

Alan juga mengatakan pada polisi untuk mengantar Arganta kembali ke rumahnya. Dia mempertaruhkan namanya untuk bisa menyelesaikan perawatan terhadap Binar.

"Aku percaya padamu—jika terjadi sesuatu yang membahayakan Binar, maka aku akan menghancurkan kalian semua!" Arganta berkata sembari memberikan ponsel Binar karena esok pagi dia ingin mendengar suara Binar.

avataravatar
Next chapter