1 3 pemuda dari keluarga terhormat.

Lampu disco terus bergerak kesana-kemari, memancarkan sinar warna-warni, dengan di iringi alunan musik yang membuat siapa pun yang hadir akan menggerakkan tubuh mereka untuk bergoyang.

Berbagai jenis minuman beralkohol di nikmati oleh para muda-mudi hingga beberapa dari mereka mulai kehilangan kesadaran.

Di sebuah sofa yang di tata dengan bentuk melingkar, terlihat tiga pemuda tampan dari kalangan keluarga sultan, sedang menikmati beberapa botol wine. Ketiga nya di kelilingi oleh gadis-gadis cantik dan sexy yang bergelayut manja dan terus menggoda.

"Kalian nikamati lah semua ini, gua yang traktir." Ujar seorang pemuda yang memiliki wajah paling tampan di antara yang lain.

"Memang nya lo mau kemana ? Masih jam segini pula." Kata salah satu dari mereka.

"Bokap gua pulang hari ini, kalian tahu kan bagaimana sikap nya jika sampai dia tahu gua ada di tempat seperti ini ?" Jawab nya.

"Oh ya sudah sana pulang, jangan sampai lo babak belur lagi gara-gara ketahuan nongkrong di mari hahaha." Ujar mereka dengan di iringi tawa menggelegar.

Pemuda tampan itu pun bergegas meninggal kan kedua sahabat nya. Ketiga pemuda itu telah bersahabat semenjak mereka masih duduk di bangku sekolah dasar, ketiga nya terlahir dari kalangan keluarga berpangkat, orang tua mereka menjalan kan kerja sama dalam berbisnis.

Ketiga pemuda itu bernama Philip, Rafael, dan Lupus. Dengan wajah tampan dan tubuh mereka yang tinggi dan gagah, membuat ketiga nya menjadi pria idaman dan bintang di kampus.

Philip yang sedari kecil di asuh oleh seorang baby siter, dan kekurangan kasih sayang orang tua, hanya harta yang di limpah kan pada nya, semua keinginan terkabulkan, dan hal itu membuat Philip memiliki sikap yang semena-mena, dan cenderung pemarah, emosi nya juga sering tidak terkontrol. Philip yang memiliki harta berlimpah sangat suka menghambur-hambur kan uang untuk kesenangan nya sendiri, ia yang kesepian menemukan cara nya sendiri untuk menyenang kan hati nya.

Rafael memiliki keluarga yang hangat, walau pun ia hanya memiliki seorang ibu, karena sang ayah telah meninggal kan mereka, dan karena hal tersebut ibu Rafael menjadi selalu sibuk bekerja mencari nafkah, untuk membesar kan kedua anak nya. Namun, sesibuk apa pun, ia selalu meluangkan waktu untuk mereka (Rafael dan adik perempuan nya). Hal itu membuat Rafael lebih memiliki sikap yang baik dari pada kedua sahabat nya. Kini ia telah bekerja sebagai model, dan nama nya tengah melambung tinggi karena ketampanan dan postur tubuh yang sangat begitu cocok dengan pekerjaan nya saat ini. Rafael melakukan pekerjaan tersebut bukan karena mengingin kan uang, melainkan ia hanya mengisi waktu kosong nya saja.

Sedangkan Lupus yang sudah terbiasa hidup di manja oleh kedua orang tua nya, kini ia lebih suka bermain-main menjadi seseorang yang terkenal di media sosial. Ia hobi mengunggah foto dan vidio diri nya di Instagram, sehingga para gadis berkerumun di kolom komentar foto yang ia posting.

Begitulah kehidupan mereka, memiliki harta yang sama-sama berlimpah. Namun, alur dan cerita nya berbeda, karena tidak semua orang yang memiliki uang akan merasa bahagia. Semua kehidupan pasti ada kelebihan dan kekurangan nya.

-------------------------

Philip melangkah kan kaki nya memasuki sebuah mansion yang terlihat seperti istana. Baru saja ia melangkah kan kaki nya masuk ke dalam ruang utama, kini ia terkejut dan mulai gemetaran. Di sebuah sofa besar dengan design mewah bak singgasana raja, terlihat seorang pria paruh baya dengan wajah sangar tengah duduk sembari memberi tatapan tajam pada pemuda yang baru saja datang itu.

Philip, yang telah pulang terlambat, karena ayah nya lebih dulu datang merasa bahwa diri nya sekarang tengah menghadapi masalah besar.

"Duduklah !" Perintah pria paruh baya pada Philip.

Philip pun duduk di sofa yang terletak di sebelah tempat ayah nya duduk.

"Papa sudah pulang rupa nya ? Kenapa tidak mengabari ? Aku kira ayah akan sampai besok." kata Philip yang kini mencoba mencairkan suasana yang begitu tegang.

Plaaaaak...

Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri pemuda itu, membuat bekas merah di kulit putih nya yang mulus.

"Ke_kenapa ?" ucap Philip lirih.

"Semoga tamparan ini membuat mu tersadar akan kesalahan mu." Ujar sang ayah yang kemudian bergegas pergi, melangkah masuk meninggal kan putra semata wayang nya yang selalu ia didik dengan keras.

Sepeninggal nya sang ayah, Philip mengepalkan tangan nya keras, mata nya memerah, tubuh nya bergetar, sembari menggertak gigi nya menahan amarah.

"Den Philip, ayo ke dalam, biar bibi kompres bekas tamparan tuan Simon tadi." Kata seorang asisten rumah tangga yang sudah merawat Philip sejak dari bayi.

"Tidak usah bi, ini hanya luka kecil." ujar Philip.

"Nanti kalau tidak di obati bisa membengkak, ayo ikut bibi ke belakang." Seorang wanita paruh baya itu pun menarik pergelangan tangan tuan muda nya yang sudah ia anggap seperti putra kandung nya sendiri.

"Ini kalau di diamkan saja nanti bisa bengkak, dan nanti tampan nya bisa berkurang." Goda si pembantu yang bernama Mira.

"Terima kasih bi, bibi selalu ada di sisi ku di saat aku terpuruk, kalau tidak ada bi Mira entah seperti apa jadi nya ?" kata Philip yang juga menganggap pembantu nya itu sudah seperti ibu kandung nya sendiri.

"Sama-sama. Oh iya bibi mau bilang sama aden, besok bibi mau pulang kampung, anak bibi mau melahir kan." tukas Mira yang kini memberi tahu Philip bahwa diri nya akan mengambil libur untuk sementara waktu.

"Berapa hari bi ? Jangan lama-lama, rumah ini akan terasa sepi jika tidak ada bibi."

"Kali ini bibi seperti nya agak lama sih den, soal nya gak ada yang bantuin anak bibi untuk merawat bayi nya, suami nya ada di perantauan dan belum bisa pulang." tukas Mira menjelaskan.

"Kira-kira sampai berapa lama ?" tanya Philip.

"Sampai menantu bibi bisa pulang den, mungkin sekitar 5-6 bulanan." jawab Mira yang tidak tahu pasti kapan diri nya akan kembali bekerja.

"Lama sekali bi, itu nama nya bibi mengundurkan diri dari pekerjaan ini, mama sama papa pasti akan mencari pengganti bibi nanti nya." kata Philip khawatir jika pembantu nya itu harus di ganti dengan orang lain.

"Aden tidak perlu khawatir, bibi sudah meminta keponakan bibi untuk menggantikan bibi bekerja di sini sampai bibi kembali nanti." ujar Mira yang sudah menyiap kan pengganti nya untuk sementara waktu.

"Baguslah kalau begitu bi, pokok nya aku tidak mau jika pembantu di rumah ini harus di ganti dengan orang lain." ucap Philip yang kini sudah sangat nyaman dengan Mira.

To be continued...

avataravatar
Next chapter