webnovel

Contention

Serrrr!

Terlihat beberapa ikan yang sudah terbakar dengan kayu yang sudah di tancapkan pada ikan supaya dapat dengan mudah membolak balikkan posisi pembakaran.

Meskipun Api sudah padam hanya menyisakan beberapa arang yang sudah berwarna merah akibat pembakaran membuatnya beberapa asap yang cukup panas membuat ikan itu menjadi terbakar hingga berwarna menjadi kecoklatan.

"Yosh!,"

ucap Viani.

Viani nampak dengan semangat membakar ikan. Nampaknya ia sudah tak sabar menahan rasa laparnya matanya begitu semangat tak pernah berkedip memandangi ikan bakarnya terus menerus.

"Hei... wajahmu terlalu dekat ,"

ketus Aros memeringati Viani jika wajahnya terlalu dekat pada ikan yang sedang mereka bakar.

"Ah....WOWOWOWOW SEDIKIT LAGI MATANG KYAAAA,"

teriak Viani.

Sepertinya Viani tak menghiraukan kata kata Aros atau mungkin Viani tak mendengarnya karena ia benar benar fokus mengawasi ikan bakar.

"-_- ikan bakar siapa coba...,"

batin Aros.

Aros hanya memandang kosong ke arah Viani sepertinya pembakaran Ikan benar benar diserahkan padanya. Yang di lakukan Aros hanya menunggu hingga ikan yang mereka bakar hingga matang.

~FlashBack~

Saat Aros dan Viani bertemu.

Bruk!

Viani maupun Aros mereka saling menatapi satu sama lain bahkan mereka seolah olah terkejut jika mereka melihat monster di hadapannya.

"GAWAT! ada Demi Rogha.....,"

batin Aros. Aros begitu ketakutan ketika melihat Viani di depannya.

"WHAT!?... adudududu.... miaw... please Deh aku nggak mau battle.... mana dia keliatan kuat lagi..,"

batin Viani yang kini menatap Aros mengamati badan Aros yang terlihat begitu sispex.

Platak!

Pltak!

beberapa ikan hasil tangkapan Aros yang keluar dari Tong kecilnya berusaha lari dari mereka.

Pltak!

Pltak!

Begitu Viani menatap Ikan di hadapannya.

"Woah..... MIAW! ,"

teriak Viani kemudian berusaha menangkap seekor ikan dengan tangannya.

"argh.... kayanya enak ni klo ku makan langsung...,"

ucapnya yang kemudian hendak menggigitnya.

Plak!

Aros menampar tangan Viani dengan spontan.

Begitu Aros sadar dengan perbuatannya sendiri.

"Gawat... ngapain aku...,"

batinnya.

Wajah Viani kini menatap Aros dengan tajam.

"Mati aku.... gimana ini... aa...,"

batin Aros.

Viani masih menatap Aros dengan tajam.

Kemudian raut wajahnya mulai berubah mengendur hingga mengeluarkan air matanya.

"Aaaaa ikanku. pokoknya IKANKU! MIAW!,"

teriak Viani.

Kemudian Viani mengambil ikan yang sebelumnya ia pegang namun terjatuh begitu tangannya di tampar oleh Aros.

Aros bener bener di buat bingung dengan apa yang barusan di ucapkan oleh Viani tanpa berpikir panjang ia membiarkan Viani memegang ikannya kemudian ia mulai membereskan ikan lainnya yang masih berserakan.

"Emm...ano di dekat sini ada perkemahanku kalau mau...kamu bisa ikut denganku kita bakar sama sama,"

ucap Aros yang seeprtinya sudah selesai membereskan beberapa ikan yang terjatuh dari gentongnya.

Kemudian Viani kembali menatap Aros dengan tajam.

"Ah tidak tidak, ah anu aku tidak memaksa baiklah Bye.. silahkan kamu bawa ikannya hehehe,"

ucap Aros.

Kemudian Aros segera bergegas meninggalkan Viani.

"Semoga aja dia nggak nyusul please please please!!!,"

batin Aros sambil berjalan tanpa menoleh kebelakang.

"huft sukurlah dia gak ngikut .... eh..,"

kemudian Aros teringat sesuatu.

"GOBL*K... gentong ikannya ketinggalan...,"

batin Aros.

Tuk! tuk!

tiba tiba seseorang menyentuh Aros dengan telunjuk jarinya seolah olah memanggilnya.

begitu Aros menolehnya.

Ternyata dia adalah Wanita tadi.

"Miaw!... aku ikut ,"

ucap Viani dengan Polos sambil memegang gentong ikan milik Aros yang ketinggalan.

"HEH!?...,"

teriak Aros dengan kaget.

hingga akhirnya mereka kini bersama di perkemahan Aros.

***

Tek!

Viani mencabut satu ikan bakar yang sudah di tancapkan oleh kayu.

....

"Aaaa....,"

ucap Viani.

Viani hendak memakan ikannya tanpa ragu ragu.

Bukh!

tiba tiba ada yang menampar tangannya.

"HEMFFT!! .....m-i-a-w!,"

ucap Viani yang seeprtinya cukup marah karena menganggu santapannya.

begitu Viani mengigit daging ikan bakarnya.

"ah kyaaa... lezatnya miaw!,"

ucapnya.

Aros hanya melongo melihat Viani . yang nampaknya ia belum terbiasa dengan kepribadian yang anehnya.

"Anoo... makannya di situ... kalau sudah matang...,"

ucap Aros kini ia juga hendak mengambil ikan bakarnya yang masih terpanggang.

"GOBL*K gosong -_,"

batin Aros.

Kemudian Aros dengan sigap segera mengambil beberapa ikan bakar yang masih terpanggang.

Kemudian ia mulai meniriskannya di daun pisang. setelah selesai meniriskannya kemudian Aros meninggalkan Viani yang masih menyantap ikan bakarnya sendirian.

srek!

Aros kini menaruh daun pisang yang berisikan ikan bakar tadi di meja makan yang ia buat dari batang pohon yang cukup lebar.

Kemudian Aros mulai mengambil beberapa sayur sayuran lain. dan lalu menaburkan beberapa bumbu yang nampaknya racikannya sendiri.

Crik! Crik!

"Hemm gosong ya-_ semoga aja g terlalu berasa pahit,"

batinnya kemudian hendak pergi ke belakang ke sungai kecil.

Karena memang lokasi Perkemahan Aros cukup dekat dengan Sungai kecil yang mengalir menuju ke Danau.

dap!Dap!

Aros mulai kembali dari belakang. Kini ia hendak memakan makanannya.

Aros mengawasi pergerakan Viani dari jauh. sepertinya benar benar berbeda tingkahnya begitu tidak ada dirinya.

Viani kini sedang mengikat rambut miliknya sambil menyisirinya yang cukup berantakan karena beberapa hari kini ia belum mandi.

Aros menatap Viani dengan tajam kemudian ia menjadi terpesona dengannya karena benar benar terlihat seperti Manusia Normal.

Dap!Dap!

Begitu Aros mulai berjalan mendekatinya.

BOOM!

Yang tadinya Viani sedang menyisirnya rambutnya kemudian ia langsung berhenti yang kemudian menatap Aros.

"Aa.. ano.. Terimakasih makanannya...miaw,"

ucapnya.

"ah kamu baru makan sedikit kan?ayo makan lagi ini aku sudah mempersiapkannya,"

ucap Aros.

kemudian membuka Makanan Ikan bakar yang sudah ia campuri dengan beberapa bumbu dan sayur sayuran hasil tangakapan di hutan.

"Makasih.. ... sudah kenyang...," tolak Viani.

"sudah cuci tangan?tuh di belakang ada sungai Kalau mau mandi juga bisa di sana biasanya aku mandi disitu airnya bersih.... tapi...tidak ada penutupnya...,"

ucap Aros yang kemudian mulai duduk hendak memakan Ikan bakarnya.

"oohoho yaw miaw benar aku mau mandi nyaw...,"

ucap Viani dengan semangat.

Aros melirik ke arah Viani.

"heh?biasanya cewe cantik model anak kota gx bakal mau mandi di hutan deh...,"

batinnya sambil menatap ke arah Viani yang mulai berjalan menuju ke sungai tepat di belakang perkemahannya.

"Awas aja ngintip aink bunuh!..Miaw,"

tiba tiba Viani mengucapkannya dengan nada yang beda nada yang biasanya ia gunakan dengan musuhnya.

Sontak Aros tiba tiba terkejut begitu mendengar perkatannya.

begitu Viani sadar atas perkatannya yang sepertinya sangat tidak cocok untuk Aros ia sedikit panik.

"Aaa ano bukan begitu maksudku miaw! ah intinya jangan .. jangan ke sini oke?,"

ucapnya yang kemudian berjalan melanjutkan ke arah sungai.

Aros menjadi benar benar di buat bingung dengan kepribadiannya seolah olah dia seperti takut dengannya.

Tanpa memikirkannya dengan panjang kemudian Aros mulai memakan makanannya.

Hap!Krunch krunch!

"-_ agak pahit asem ni anak mbakar ikan fokus sama ikannya sendiri,"

batinnya.

***

Tang!

Sreet!

Tang!

Tang!

"Bodoh... berapa kalipun kamu melemparkan Pisau aku tidak akan membiarkan diriku terkena ilusimu,"

teriak Siryu.

"Tcih...,"

desis Zerli.

Sepertinya saat Zerli mengawasi Fergo ia dari awal sudah merasakan ada yang menguntitnya hingga Fergo pergi kemudian Zerli mendapatkan serangan dadakan ternyata itu adalah serangan dari Siryu maiden.

"hemfft...sepertinya kamu memang tak pantas menjadi Rogha!,"

pekik Zerli.

"Berisik...,"

teriak Siryu kemudian ia segera menyerang ke arah Zerli dengan rambut panjangnya yang sudah berubah seperti tangan raksasa.

DUM!

DUM!

Siryu menyerang secara brutal dengan perubahan pada rambutnya yang kuat membentuk tangan yang besar mengarahkan pukulan pada Zerli.

Namun tidak semudah itu,Zerli masih bisa menghindari serangan Siryu yang membabi buta.

Sring!

Cressss.....

"CELAKA!,"

batin Siryu.

Nampaknya Siryu sedikit lengah hingga akhirnya ia melihat pisau Zerli dengan dekat hingga pantulan dirinya terlihat pada pisau layaknya seperti Cermin.

"kena kau!,"

ucap Zerli.

"Nishe Nō Gyoshi,"

rapal Zerli.

Kemudian seluruh langit berubah menjadi merah muda. Siryu kini terkena Ilusi milik Zerli.

"cih... Sihir yang menyebalkan... AKH,"

ucap Siryu yang kemudian tiba tiba ia teriak karena beberapa pisau tiba tiba keluar dari tubuhnya dengan arah yang berlawanan seola olah menancap keluar.

"Cih... ,"

Pekik Siryu.

"Afdō ō Sïo,"

rapal Zerli.

Syet!

Syet!

Rambut Siryu yang seharusnya hanya dapat digerakkan olehnya kini digerakkan oleh Zerli.

Rambut Siryu kini sedikit demi sedikit bergerak mengikat tangan dan kaki Siryu hingga kemudian Rambutnya menyatu seperti tiang Siryu kini terikat dengan kencang oleh rambutnya sendiri.

Dap! Dap!

Zerli mulai berjalan mendekati Siryu Kemudian ia merabah tubuhnya.

Nampak wajah merah pada Siryu ketika Zerli mulai merabah pada Dadanya.

hingga kemudian merabah pada bawah pusarnya.

"cih apa yang kau lakukan...,"

ujar Siryu.

"Are?kamu belum dapet Liontin satupun?,"

ucap Zerli dengan polos yang kemudian wajahnya mendekat ke arah Siryu.

Deg!

Siryu kaget. matanya terkejut seolah olah kata kata barusan benar benar menghinanya.

Kemudian Siryu melirik pada dada Zerli disana terlihat sekitar 8 Liontin sudah di dapatkannya.

"Hemmm yeah... cuma cuma deh Battle sama lu,"

"Okey deh aku lepasin,"

ucap Zerli.

Kemudian Rambut yang mengikatnya kini mulai mengendur hendak melepaskan ikatan dari Siryu.

"cih dia benar benar meremehkanku..,"

batin Siryu nampaknya kini ia mulai lega jika yang di cari Zerli hanyalah Liontin.

Srek!

Cep!

Cep!

Cep!

tiba tiba puluhan pisau mengarah pada Siryu secara membrutal.

"Aryé Nō Gōki Gōki,"

rapal Zerli dengan Wajah psikopatnya.

"Aku juga bisa nyerang brutal loh hihihihi AHAHAHAHAHA,"

"akh.... .,"

"sialann...,"

Kini kondisi Siryu benar benar Parah seluruh badannya telah di penuhi dengan Pisau.

"JÁì,"

rapal Zerli . kemudian beberapa Pisau yang menancap pada Siryu kini tercabut dengan cepat.

Srat!

Dan rambut yang sudah mengikat nya kini mulai mengendur melepaskan dari Siryu.

Bruk!

Siryu benar benar terjatuh lemas karena serangan beruntun dari Zerli.

"Fufufu... paling gak memenggal kepala Orang yang telah meremehkanku itu akan membuatku memaafkanmu atas kata katamu yang menyakitkan,"

jelas Zerli yang kini mulai berjalan ke arah Siryu kemudian berhenti tepat di depan Siryu. lalu tangan kanannya yang sedang memegang pisau kini mulai menggerakkan ke arah Leher Siryu.

Siryu benar benar terlihat tak berdaya. Nyawanya kini benar benar terancam dan Zerli benar benar hendak membunuhnya.

Creak!

Langit Ilusi mulai retak pertanda bahwa ilusinya tidak bertahan lama lagi.

"Nah Siryu... bagaimana... apakah ada kata kata terakhir,"

ucap Zerli sambil memainkan pisaunya di dekat leher Siryu.

".....,"

Siryu hanya terdiam.

"Woi jawab... cih...,woii udah mati? ah g asik...,"

teriak Zerli.

Creak!

Kini langit Ilusi retaknya mulai bertambah.

Siryu menyadari akan retaknya Ilusi yang sebentar lagi mulai selesai. meskipun begitu ia benar benar tak dapat bergerak karena tubuhnya telah hancur parah.

"Cih... g mau jawab ya... yaudah lah aku potong aja kepalamu...,".

pekik Zerli.

Grok! Grek! Grok!

Zerli mulai menggorok kepala Siryu. namun darah tak keluar dari lehernya.

" Hah? ah bedebah sudah mati duluan,"

ucap Zerli.

Kemudian ia mulai melanjutkan menggorok kepala Siryu.

"Wohohahahahahha kepala Siryu sudah kudapatkan hohoho sekarang tinggal cari Aros gilirannya untuk ku penggal kepalanya.,"

teriak Zerli karena dirinya sudah memenangkan pertarungan dengan Siryu.

"WHAHAHAHAHAHA,"

"WAHAHAHAHAHHAHAHA,"

"WAHAHAHAHAH,"

Set!

BUGH!

tiba tiba Rambut Siryu bergerak dengan cepat lalu mengantam perut Zerli.

"Akh...APA?BAGAIMANA BISA,"

Zerli nampak terkejut begitu melihat rambut Siryu yang mulai memisahkan dari tubuh Siryu dan kini yang menyerangnya adalah hanya Rambut milik Siryu.

"Asert Gyōshi,"

ucap Siryu dalam wujud Monster Rambut mengucapkan rapal nya bahwa hasil sihirnya kini berhasil.

Sret!

Kemudiam Sehelai Rambut menusuk bagian dada Zerli.

"Jâï,"

ucap Siryu dalam wujud Monster Rambut.

Creak!

Kemudian langit warna Merah muda kini benar benar hancur yang artinya Ilusi Zerli sudah tak bekerja lagi.

BUGH!

Bagian Rambut lain Siryu kemudian menghantam perut Zerli dengan kuat.

Sraaaat!

Zerli terpental jauh hingga kemudian menabrak pada bebatuan hingga beberapa liontin terjatuh akibat pukulan Rambut Siryu yang sangat kuat.

"Akh! baga gg gai manna bbissa...,"

ucap Zerli yang masih terbingung dengan wujud Siryu yang terlihat seperti monster Rambut.

"HaHaHa... kamu terlalu meremehkan ku jangan harap semudah itu MEMBUNUHKU,"

Set!

dalam sekejap Siryu tiba tiba berada di depan Zerli dengan cepat.

BUG! BUG! BUG! BUG! BUG!

serangan menggila Siryu dengan wujud Monster Rambut, Rambut yang membentuk seperti tangan yang besar menghantam Zerli membabi buta.

BUG! BUGH!

Hingga kemudian pukulan terakhir membuat Zerli terpental ke udara.

Syet!

Zerli melempar Pisaunya.

"Nishe Nō Gyoshi,"

rapalnya.

Siryu hanya tersenyum manis seolah olah merasa cuma cuma usaha Zerli. dan benar saja saat Pisau Zerli mengarah ke ke arah Siryu tiba tiba hancur dengan sendirinya.

"Souper Mamalia,"

Rapal Siryu.

sehelai rambut siryu membuat Pisau Zerli terbelah menjadi 4 bagian.

"Ini bukan Rambut biasa loh Ha Ha Ha bahkan lebih tajam 5x lipat dari pada pisaumu,"

jelas Siryu.

Syet!

Dap! Dap!

Kemudian Zerli menjaga jarak dengan Siryu.

"Oh jadi begitu... memindahkah roh pada bentuk Rambutnya cih Sihir yang aneh,"

ucap Zerli.

"... kenapa?takut?, bukankah tadi kau meremehkanku?, aku tak tertarik dengan Demi Rogha lain asal kau tau, aku lebih tertarik membunuhmu,"

pekik Siryu.

"merepotkan saja...,"

batin Zerli.

Set!

Set!

Baik Zerli maupun Siryu kini bergerak hingga mereka saling menyerang satu sama lain dengan kecepatan yang luar biasa.

"Hyaaaaa!,"

TING! TING! BUG! BUG!

Set!

BUG! TING! TING! BUG!.

***

Nyam* Nyam*

Nampak Aros sedikit menikmati makanannya hingga kemudian ia meminum air kelapa untuk menyelesaikan makannya.

"udah selesai paling y mandinya?atau... sudah kuduga wanita itu sepertinya tidak mungkin mau mandi di tempat terbuka,"

batin Aros ia mengira jika Viani kabur.

Kemudian Aros mulai berjalan ke arah Sungai di belakang perkemahannya.

Dap! Dap!

SERRRRRR!!!

SERRRR!!!!

Krucuk krucuk!

Sfx: Suara air jatuh dari dataran sedikit tinggi menghantam batu yang kemudian mengalir ke sungai untuk menuju ke Danau.

Viani masih berendam di sungai tersebut kemudian ia menggosok gosokkan rambutnya di air di dekat bebatuan membuat nya seperti air terjun kecil beberapa baju Viani di letakkan di ranting pohon tepat di samping Tenda Aros. Posisi dimana Viani sedang mandi di samping semak semak dan lumayan tertutup dari arah tenda Aros.

Dap! Dap!

Mata Aros menatap Sungai yang terlihat cukup jernih di malam hari beberapa ikan kecil bercahaya seperti kunang kunang.

Kemudian Aros mulai mencuci tangannya setelah makan.

Srek srek srek crat!

Deg!

Mata Viani terkejut begitu melihat Aros sedang mencuci tangannya namun sepertinya Aros tak menyadari keberadaan Viani.

"Lah....ko ko... dia ke sini,"

batin Viani.

Kemudian dalam keadaan Telanjang Viani segera mengambil Bra nya . Karena pakaian dalamnya ia taruh di semak semak berbeda dengan pakaian yang ia taruh di ranting pohon beruntung Bra nya tidak di taruh ditempat yang sama dengan pakaiannya karena sangat jauh untuk mengambilnya.

kemudian ia mulai memakai Branya dalam kondisi masi di sungai ia berdiri dan setengah badannya masih tenggelam dalam air sungai.

Set! Set!

nampaknya Viani sangat kesusahan memakai branya berkali kali ia mencoba mengancing branya namun tidak berhasil.

Set! Set!

Kedua tangan Viani kini Fokus pada Memegang kunci Branya ketimbang memegang Branya al hasil.

Plung!

Bra Viani terjatuh.

"GAWAT!,"

batin Viani yang kini menatap Branya hanyut.

"Tidak tidak tidak,"

batin Viani.

Tanpa berpikir panjang Viani melompat untuk segera meraih Branya yang mulai hanyut.

Byur!

"Celaka,"

namun tangan Viani tak berhasil menangkap Bra miliknya.

Ketika mendengar suara 'Byur' Aros terkejut dan di waktu yang sama ia melihat Bra berwarna Biru muda yang hanyut.

"Heh?Bra?,"

tanpa berpikir panjang Aros segera meraihnya.

"Suara tadi... JANGAN JANGAN,"

pekik Aros.

"SIAPA DI SANA?!,"

teriak Aros.

"HALO SIAPA?!,"

teriak Aros.

Deg! Deg!

Viani begitu mendengar teriakan Aros kemudian wajahnya mulai memerah.

"GAWAT BRA-NYA,"

"SIAPA DISANA?,"

teriak Aros yang masih belum mengetahui keberadaan seseorang pemilik Bra tersebut.

"Jangan jangan?dia wanita tadi... GAWAT JANGAN JANGAN DIA DISERANG ROGHA LAIN,"

Kemudian Aros mulai berjalan menyusuri Sungai.

Deg! Deg!

" 'SIAPA DISANA GUNDULMU' tadi lu yang nyuruh mandi masa lupa sama Aku miaw adu gimana ni,"

batin Viani.

Dap! Dap!

Begitu sampai di belakang tendaknya terlihat di sana semak semak yang mencurigakan.

Tanpa berpikir panjang Aros mulai mendekati semak semak tersebut.

"GAWAT GAWAT GAWAT GAWAT!,"

batin Viani.

"Huft hah...baiklah miaw,"

blup! blup!

Kemudiam Viani menenggelamkan dirinya di dalam air.

Dap! Dap!

Hingga kemudian Aros berada di depan semak semak.

"Hoy siapa disana?,"

teriak Aros.

"GAWAT! benar juga kalau aku teriak nanti aku juga ketahuan Rogha,"

batin Aros.

Kemudian Aros mulai menyelinap melewati Semak semak.

Srek!

Srek!

Blup! Blup!

"Pergi pergi sana aku gak tahan lagi,"

batin Viani yang kini masih menahan nafas di dalam air.

Blup! Blup!

Mendengar suara gelembung Aros segera berdiri hingga kemudian ia merasa curiga sesuatu di dalam air.

"Ah cukup cukup aku g tahan lagi....,"

batin Viani.

Kemudian Aros mulai mengawasi setiap sisi merasa ada sesuatu yang gak beres. Hingga kemudian ia melihat Baju wanita tadi yang tercantelkan di Ranting pohon belakang tendanya.

"Baju!? Jangan jangan Bra ini ... Brati....,"

pikir Aros.

Byurrr!

"Haaahh haaaah huft...,"

Viani kini keluar dari dalam air merasa tak kuat terus terus an menahan nafasnya.

Deg!

Aros terkejut begitu melihat Viani yang sedang telanjang Di dalam sungai.

Begitupun dengan Viani yang terkejut melihat Aros yang sedang memegang Branya kini melihatnya dalam kondisi telanjang.

Tanpa berpikir panjang Viani segera melompat kemudian Menendang Perut Aros dengan kuat.

"DASAR MESUM!!!!,"

teriak Viani.

BUGH!

"Akh!,"

Bruk!

Aros terjatuh hingga pingsan.

Tes! Tes!

dalam kondisi masih basah kemudian Viani meraih Branya dari tangan Aros.

Next chapter