1 Kita Putus!

"I love you, Ren!" ucap Desmond sambil menggenggam tangan wanita itu dengan romantis.

Mereka berdua sedang berada di cafe yang terletak di sebuah lobby hotel.

"Benarkah? Kalau begitu kapan kau akan menikahiku?" tanya wanita yang dipanggil Ren itu.

"Ah, ya ... soal itu ... sabar ya ...." elak Desmond.

"Aku masih membutuhkan waktu untuk putus dari Kate," kata Desmond lagi.

"Kenapa sih kau selalu saja mengulur-ngulur waktu?" seru Ren kesal.

"Apa kau ingin menduakan kami terus?"

"Aku sudah sangat sabar menunggumu untuk memutuskan Kate."

"Tapi sudah dua bulan ini aku menunggu, tak ada kepastian darimu."

"Sabar dulu, Ren. Aku dulu secara tak sengaja melamar Kate," kata Desmond.

"Aku benar-benar dalam keadaan mabuk waktu itu," kata Desmond lagi.

"Baiklah, kalau begitu aku beri kau waktu satu minggu lagi untuk memutuskan Kate!" ancam Ren pada Desmond.

Tiba-tiba seorang wanita berperawakan mungil muncul dari balik pot tanaman lobby sebuah hotel tempat Ren dan Desmond bertemu.

Ia langsung menyerang Desmond dengan tas tangan yang sedang dipakainya.

"Dasar kau!" teriaknya sambil memukuli kepala Desmond dengan tasnya.

"Dasar Playboy!" makinya lagi.

"Aduh, Kate! Maaf, maaf!" teriak Desmond membela diri sambil berusaha melindungi kepalanya dari serangan Kate.

"Kau sudah melamarku tapi kau malah selingkuh dengan dia?" bentak Kate tak percaya sambil menunjuk Ren.

"Dia itu temanku kau tahu?" kata Kate lagi.

"Dan kau, Ren. Tega-teganya kau merebut kekasih temanmu sendiri!" kata Kate lagi sambil melotot galak ke arah Ren.

"Itulah hidup, Kate!" jawab Ren acuh tak acuh.

"Aku memang sahabatmu, tapi aku juga menyukai Desmond."

"Di antara sahabat dan kekasih, tentu saja aku lebih memilih kekasih!" jawab Ren dengan gaya menyebalkan.

"Aku toh tak mungkin hidup menua hanya berdua denganmukan," jawab Ren lagi.

"Kau ...." kata Kate.

Kemudian ia langsung menyerang Ren. Langsung saja suasana di lobby hotel menjadi riuh. Kedua wanita itu terlibat perkelahian yang tidak seimbang.

Ren adalah seorang wanita yang bertubuh tinggi, sementara Kate bertubuh kecil mungil.,

Namun Kate tidak gentar. Mereka bergulingan di lantai saling menarik rambut. Petugas keamanan hotel segera menghampiri dan melerai mereka.

Kate yang sedang murka malah meninju salah satu petugas keamanan sampai petugas itu terjengkang.

"Lepaskan aku, jelek!" teriak Ren yang rambutnya ditarik Kate.

"Desmond tolong aku!" teriak Ren mulai kewalahan.

Desmond yang merasa malu, berusaha untuk memisahkan kedua wanita yang merupakan kekasih dan tunangannya ini.

"Kate, sabar dulu! Jangan di sini ya!" pinta Desmond berusaha menenangkan Kate yang murka.

"Malu, di sini banyak orang yang melihat," akata Desmond lagi. Wajahnya sedikit ketakutan sekaligus gugup.

Dan ini memang benar mereka sedang menjadi tontonan seru orang-orang yang berada di lobby hotel.

Termasuk seorang pria yang mengenakan setelan jas berwarna biru tua. Ia tadi sedang baru akan memasuki cafe yang berada di lobby hotel itu untuk bertemu dengan seseorang.

Tadi sesaat sebelum memasuki cafe itu ia terkejut melihat seorang wanita yang mengendap-ngendap dibalik pot tanaman besar. Ternyata wanita itu sedang mencuri dengar percakapan orang lain.

Tadinya ia tidak ingin ikut campur, tapi rupanya ia malah mendapat tontonan menarik.

Kate berdiri dan ia langsung menatap Desmond tanpa rasa takut, meskipun ia harus melihat sambil mendongak untuk dapat menatap wajah ganteng Desmond.

"Biar saja semua tahu!" kata Kate.

"Kau juga tidak berpikir panjang dulu sebelum memtuskan untuk berselingkuhkan?"

"Kau mau menikahi dia?" tanya Kate dengan nyaring.

"Baik! Ambil ini!" seru Kate sambil melepaskan cincin di jari manisnya kemudian melemparkannya ke arah Desmond.

Desmond buru-buru menangkap cincin tunangan pemberiannya untuk Kate.

Lumayan, cincin itu harganya mahal. Masih bisa dijual lagi nanti untuk menambah modal menikahi Ren.

"Kita putus!" seru Kate sambil meninggalkan Desmond dan Ren.

Pandangan matanya kabur dengan air mata yang sejak tadi sudah ditahannya. Dengan segera ia malah nenabrak pria bersetelan jas biru tua yang sejak tadi ikut menonton keributan itu bersama dengan pengunjung hotel lain di sana.

Kate terhuyung mundur ketika menabrak batu karang yang kokoh tersebut.

"Nona, Anda tak apa-apa?" tanya pria itu merasa kasihan.

"Matamu buta, ya?" maki Kate tiba-tiba membuat pria itu tersinggung.

"Tidak lihat apa aku sedang berjalan?" oceh Kate lagi.

"Maaf? Tapi aku sejak tadi berdiri di sini, Nona!" kata pria berjas biru tua itu.

"Anda yang menabrak saya!" protes pria itu lagi."

"Masa bodo. Pokoknya kau yang salah!" Kate tak mau mengalah. Kemudian ia mendorong pria itu agar ia bisa lewat.

Keluar dari lobby hotel itu, Kate berjalan dengan tergesa-gesa kembali menuju ke kantor tempatnya bekerja sebagai staff administrasi. Ia sudah terlambat. Jam makan siangnya sudah lama berlalu.

Sampai di kantornya ia langsung menuju ke kamar kecil, muntah-muntah dan menangis di sana.

Kisah asmaranya dengan Desmond yang sudah berjalan satu tahun lebih dan sebentar lagi akan menuju pelaminan ternyata harus kandas di tengah jalan saat ini gara-gara orang ketiga pula.

Dan sialnya Desmond berselingkuh dengan sahabat karib Kate. Tega sekali Ren. Saat ini Kate benci sekali dengan Desmond dan Ren. Dua orang yang paling dipercayainya di dunia ini malah secara bersamaan mengkhianatinya dengan kejam.

Secara tidak sengaja, Desmond mengirim pesan whatsapp yang salah kepada Kate.

###

'Ren, nanti kita makan siang di cafe X saja.'

###

Pesan itu ditujukan Desmond untuk Ren, akan tetapi ia malah salah mengirimnya ke Kate. Walaupun sudah langsung dihapus oleh Desmond, Kate masih sempat membacanya.

Itulah yang membuat Kate geram dan memutuskan untuk memata-matai Desmond tadin Dan hasilnya memang ternyata sangat mengejutkan.

Kate sedih dan kecewa sekali pada mereka berdua.

Akhirnya setelah dapat menguasai air matanya ia memutuskan untuk keluar dari kamar kecil.

"Sudah puas kau bersemedi di dalam sana?" tanya Gia, atasannya.

"Gia, maaf. Aku ... aku sedang ada masalah pribadi!"

"Jangan bawa-bawa masalah pribadi ke kantor!" bentak Gia.

"Gara-gara kau aku jadi tak bisa mempresentasikan laporan meeting kita."

"Maaf, Gia!" kata Kate sambil menunduk.

"Tidak ada maaf bagi seorang pemalas," kata gia dengan kejam.

"Gara-gara kau terlambat, aku mendapat peringatan dari big boss kita!"

"Sudahlah, bereskan barang-barangmu sekarang."

"Aku tidak bisa mempekerjakan orang malas yang tidak bisa membedakan mana urusan pribadi mana bukan!" seru Gia.

"Tapi Gia ...." kata Kate.

"Out! Out! Out!" kata Gia mengusir Kate seperti mengusir seekor kucing.

Dengan terpaksa Kate membereskan barang-barangnya di kantor. Memang pantas jika Gia marah padanya.

Karena sejak bekerja, Kate sering terlambat. Hal itu biasanya dikarenakan ia harus selalu membereskan berbagai kekacauan yang disebabkan ayahnya.

"Ini gajimu bulan ini!" kata Gia menyerahkan selembar cek padanya.

"Mulai besok kau tidak usah kembali lagi kemari," kata Gia.

Dengan sedih Kate membawa sebuah dus yang berisi barang-barangnya dab berjalan keluar kantor.

Jadi ia harus dipecat lagi pada akhirnya. Mengapa hidupnya sial sekali?

Setelah kekasihnya berselingkuh dengan sahabat baiknya, kemudian ia dipecat dari pekerjaannya. Kesialan apa lagi yang menantinya?

Sambil berjalan ia melamun. Tiba-tiba ...

'BRAAKK!'

"Aduh!" teriak Kate.

to be continue ...

avataravatar
Next chapter